Hujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah Aceh Timur pada Jumat (4/12), sebanyak 19 kecamatan terendam banjir. Saat ini tercatat satu orang meninggal dunia, 21.397 orang mengungsi dan 86.724 orang penduduk terdampak. Tak hanya luasnya dampak banjir tetapi beberapa fasilitas umum mengalami kerusakan. Berdasarkan data BPBD 4 unit jembatan rusak berat dan 18 unit rumah penduduk mengalami kerusakan berat-ringan. Puskesmas telah memberikan pelayanan bagi masyarakat terdampak melalui pendirian pos kesehatan sementara.
Banjir tak hanya mengepung sebagian wilayah Aceh Timur, keesokan hari Aceh Utara juga mengalami banjir yang cukup parah. Banjir mulai meluas pada Sabtu (5/12) pagi, tercatat ada 24.945 orang mengungsi dan 36.050 penduduk terdampak. Banjir ini merusak 1 unit Puskesmas di Kecamatan Lhoksukun. Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Timur telah melakukan penilaian cepat kesehatan untuk memetakan kebutuhan logistik kesehatan. Puskesmas juga telah memberikan pelayanan kesehatan di tempat pengungsian.
Masih di wilayah Sumatera, Kota Medan, Kota Binjai dan Kabupaten Deli Serdang juga mengalami banjir. Hujan deras mengguyur ketiga wilayah tersebut mengakibatkan sungai meluap dan tanggul jebol. Di Kota Medan 3 ribu orang mengungsi akibat banjir, 5 orang meninggal dan 1 orang hilang. Korban luka 27 orang telah mendapatkan perawatan dari puskesmas setempat. Sedangkan di Kabupaten Deli Serdang 5 orang dinyatakan meninggal dan 1 orang masih dalam pencarian. Tak kurang 456 orang mengungsi dan 2.180 orang penduduk terdampak banjir yang melada tanggal 3 Desember 2020 malam hari. Dinas Kesehatan Kab/Kota telah mendirikan 3 pos pelayanan kesehatan di Kelurahan Kesawan, Sei Mati, dan Mess Avros serta memfasilitasi peralatan kesehatan pada situasi darurat seperti masker dan handsanitizer.
Dilansir dari data prakiraan cuaca BMKG terdapat siklon tropis dilapisan atmosfer wilayah sekitar Sri Lanka yang telah berubah menjadi tekanan rendah di Teluk Benggala. Wilayah yang diprediksi akan diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga lebat dan disertai petir dan angin kencang adalah kawasan pantai timur, lereng pegunungan, lereng barat, dan pantai barat Sumatera Utara.
Beberapa peristiwa banjir yang melanda sebagian wilayah Sumatera baiknya dapat dijadikan peringatan waspada bagi masyarakat dan Pemerintah Daerah agar dapat mengantisipasi potensi banjir wilayahnya. Curah hujan masik akan terus meningkat dikarenakan 61% wilayah Indonesia telah memasuki musim penghujan.
Beberapa hal yang dapat dilakukan pada sebelum, saat dan pasca banjir:
1. Sebelum banjir
- Mengikuti dan mencari informasi terbaru tentang banjir
Hindari membangun gedung di lokasi daerah yang rawan terkena banjir
- Bangun penghambat seperti tembok, tanggul dan semacamnya guna menghalau banjir masuk ke dalam rumah
- Lapisi dinding ruang bawah tanah menggunakan cat anti air guna menghindari rembesan
2. Saat terjadi banjir
- Siapkan dan masukkan semua barang penting yang dibutuhkan di pengungsian untuk dibawa
- Jika ada pengumuman untuk mengevakuasi rumah maka segera lakukan
- Bila ada indikasi banjir bandang, segera bergegas ke tempat yang lebih tinggi
- Jika memiliki rumah tingkat, pindahkan barang-barang ke lantai atas
- Matikan aliran listrik yang ada di rumah dan lepas peralatan listrik yang masih tertempel
- Hindari menyentuh tiang listrik atau benda yang ada hubungannya dengan arus listrik, hindari pula berjalan didalam genangan air yang masih tinggi
3. Setelah banjir
- Hindari membersihkan diri atau kegiatan lainnya menggunakan genangan air banjir karena air tersebut rawan terkontaminasi limbah, minyak, bensin dan bakteri
- Jika situasi sudah aman dan banjir sudah surut dan memutuskan untuk kembali ke rumah, segera lakukan pemulihan baik kebersihan maupun bangunan
Upaya siaga saat banjir melanda seperti diatas bisa diterapkan dalam keadaan darurat banjir sebagai upaya penyelamatan.
Selalu mematuhi protokol kesehatan dengan menggunakan masker, menjaga jarak dan mencuci tangan dengan benar.
Sumber : BMKG, Antara, Laporan Infografis Bencana Pusat Krisis Kesehatan