Sebagian wilayah Indonesia telah memasuki musim penghujan, BMKG merilis peringatan dini cuaca terkait potensi hujan lebat disertai angin kencang serta kilat/petir di 27 wilayah termasuk DKI Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Tengah pada akhir November. Musim penghujan dengan curah hujan yang tinggi tentu akan memicu terjadinya angin puting beliung, banjir dan tanah longsor. Hal ini baiknya menjadi perhatian pemerintah daerah agar dapat mewaspadai potensi bencana khususnya bencana banjir di wilayah masing-masing.
Pusat Krisis Kesehatan dalam rentang waktu 27 November- 01 Desember 2020 mencatat telah terjadi 18 kejadian bencana hidrometeorologi dan 1 bencana menimbulkan krisis kesehatan. Banjir dan tanah longsor pada 27 November lalu melanda Kabupaten Pangandaran dan menimbulkan krisis kesehatan, tercatat 2 orang meninggal dan 444 orang terdampak. Selain itu pada Sabtu (28/11) Sungai Padang yang membelah Kota Tebing Tinggi meluap dan menyebabkan banjir yang cukup parah di 5 kecamatan yaitu Rambutan, Bajenis, Padanghulu, Tebingtinggi Kota, dan Padanghilir. BPBD Kota Tebing Tinggi mencatat sebanyak 25.297 orang terdampak. Kejadian bencana lain juga terjadi di Jawa Tengah banjir dan tanah longsor (1/12) di Kabupaten Cilacap tepatnya di Desa Cilopadang, Desa Padangsari, Desa Sindangsari, dan Desa Padangjaya tercatat sebanyak 1.422 orang terdampak dan 81 orang mengungsi, banjir juga mengakibatkan 2 rumah warga mengalami kerusakan.
Luasnya dampak banjir ini hendaknya dapat diwaspadai baik pemangku kepentingan maupun masyarakat. Pentingnya mengenali potensi bencana sekitar mampu mengantisipasi kejadian bencana dengan lebih cepat dan komprehensif. Sebelum terjadi banjir baiknya masyarakat mengerti istilah peringatan yang berhubungan dengan bahaya banjir, seperti Siaga I sampai dengan Siaga IV dan langkah-langkah apa yang harus dilakukan serta jalur evakuasi.
Pada saat banjir terjadi baiknya masyarakat harus bersiap untuk evakuasi. Penting untuk amankan rumah jika waktu memungkinkan untuk meletakkan barang-barang ditempat lebih tinggi lalu matikan semua jaringan listrik apabila ada instruksi dari pihak berwenang. Ketika banjir masyarakat mewaspadai saluran air atau tempat melintasnya air yang kemungkinan akan dilalui oleh arus yang deras karena kerap kali banjir bandang tiba tanpa peringatan.
Setelah banjir mulai surut masyarakat dapat kembali ke rumah atas rekomendasi pihak berwenang. Membersihkan tempat tinggal dan lingkungan rumah dari sisa-sisa kotoran setelah banjir dilakukan dengan hati-hati. Beberapa penyakit mungkin saja timbul pasca banjir seperti diare, DBD, leptospirosis, penyakit kulit, penyakit saluran pencernaan,serta tipes. Hal ini harus dapat diantisipasi dengan cara :
- Konsumsilah makanan yang higienis, mencuci tangan dan menjaga kesehatan diri.
- Bersihkan lingkungan pasca banjir dengan antiseptik.
- Cegah anak bermain dengan air banjir, selain dapat mengganggu kesehatan juga dapat terhindar dari terbawa arus atau tenggelam.
- Jika mengalami sakit berkelanjutan segeralah ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan perawatan.
- Pada masa pandemi seperti ini tetaplah menerapkan 3M, selalu menggunakan masker, menjaga jarak dan menghindari kerumunan.
Sumber : Laporan Bencana Pusat Krisis Kesehatan, BNPB-Buku Saku Tanggap Tangkas Tangguh Menghadapi Bencana, BMKG