Banjir, banjir bandang, tanah longsor, dan perkembangannya yang terjadi di beberapa wilayah Indonesia.
Banjir, banjir bandang, tanah longsor, dan perkembangannya yang terjadi di beberapa wilayah Indonesia.
1. Banjir di Kabupaten Bekasi Provinsi Jawa Barat
Sejak tanggal 15 Januari 2009 terjadi banjir di 42 desa dalam 16 kecamatan di Kabupaten Bekasi dengan ketinggian air berkisar antara 10 - 150 cm dan merendam 22.295 rumah. Nama kecamatannya yang terkena yaitu : Kec. Tarumajaya, Babelan, Sukawangi, Tambelang, Tambun Selatan, Tambun Utara, Karang Bahagia, Kedung Waringin, Cikarang Barat, Cikarang Timur, Pebayuran, Suka Karya, Cibitung, Cikarang Utara, Cabang Bungin dan Muara Gembong.
Peristiwa tersebut tidak mengakibatkan adanya korban meninggal dunia maupun luka berat, pasien yang dirawat jalan sebanyak 1.266 orang. Terjadi pengungsian akibat banjir sebanyak 21.767 jiwa. Sarana Kesehatan yang terendam sebanyak 2 unit yaitu 1 unit Puskesmas di Kec. Babelan dan 1 unit Pustu di Kec. Kedung Waringin.
Jajaran kesehatan setempat telah mengevakuasi korban, membentuk 20 Pos Kesehatan dan memberikan pelayanan kesehatan, serta melakukan pemantauan di lokasi bencana.
Hingga saat ini permasalahan Kesehatan masih dapat diatasi oleh jajaran kesehatan setempat. Pemantauan tetap dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, PPK Regional DKI Jakarta dan Pusat Penanggulangan Krisis Depkes.
2. Perkembangan Banjir dan Tanah Longsor di Kab. Karawang Prov. Jawa Barat
Sejak tanggal 13 Januari 2009 terjadi banjir di 42 desa dalam 16 kecamatan di Kabupaten Karawang dengan ketinggian air berkisar antara 10 - 100 cm dan merendam 8.341 rumah. Jumlah penduduk yang terancam sebanyak 9.173 KK (17.448 jiwa), diantaranya merupakan kelompok Risti yaitu 9 bayi dan 15 balita. Tanggal 15 Januari 2009 pukul 02.00 WIB terjadi tanah longsor di Desa Tegalega Kec. Ciampel. Jumlah penduduk yang terancam sebanyak 88 KK.
Tidak ada korban meninggal dunia maupun luka berat dalam kejadian tersebut. Pasien yang dirawat jalan di Pos Kesehatan sebanyak 714 orang. Semuanya merupakan korban banjir. Terjadi pengungsian akibat banjir sebanyak 3.121 jiwa. 22% di antaranya merupakan kelompok Risti dengan rincian : 50 bayi, 220 balita, 24 ibu hamil dan 386 lansia.
Jajaran kesehatan setempat telah mengevakuasi korban, membentuk 23 Pos Kesehatan dan memberikan pelayanan kesehatan, serta melakukan pemantauan di lokasi bencana.
Bantuan yang dibutuhkan antara lain : 1 unit mobil operasional, kelengkapan lapangan (Tenda kesehatan 2 buah, veltbed 20 buah, genset 2 buah, emergency lamp 2 buah, dan sepatu boot 100 pasang), MP-ASI (biskuit 100 dus dan bubur susu 50 dus), serta Obat - obatan.
Permasalahan Kesehatan hingga saat ini masih dapat diatasi oleh jajaran kesehatan setempat. Pemantauan tetap dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, PPK Regional DKI Jakarta dan Pusat Penanggulangan Krisis Depkes.
3. Perkembangan Banjir di Prov. DKI Jakarta
Banjir yang terjadi di Provinsi DKI Jakarta sejak tanggal 11 Januari 2009 terus meluas dengan ketinggian air berkisar antara 5 - 250 cm. Wilayah yang masih terkena banjir mulai tanggal 13 Januari 2009 yaitu 16 kelurahan di 8 kecamatan Kodya Jakarta Timur, 7 kelurahan di 2 kecamatan Kodya Jakarta Barat, dan 9 kelurahan di 2 kecamatan Kodya Jakarta Selatan. Wilayah yang banjirnya sudah surut yaitu 32 kelurahan di 6 kecamatan Kodya Jakarta Utara, dan Kelurahan Petamburan Kecamatan Tanah Abang Kodya Jakarta Pusat.
Korban yang dirawat jalan kumulatif sebanyak 1.343 orang yang ditangani di 117 Pos Kesehatan. Rinciannya 27 orang di Kodya Jakarta Pusat, 304 orang di Kodya Jakarta Utara, 578 orang di Kodya Jakarta Timur, 234 orang di Kodya Jakarta Barat dan 200 orang di Kodya Jakarta Selatan. Korban dirujuk ke rumah sakit 1 (satu) orang dari Kodya Jakarta Timur. Terjadi pengungsian sebanyak 2.068 jiwa (700 jiwa di Kodya Jakarta Timur, 1.031 jiwa di Kodya Jakarta Barat, dan 337 di Kodya Jakarta Selatan) yang tersebar di 14 titik pengungsian. Mobilitas pengungsi cukup tinggi tergantung ketinggian air
Jajaran kesehatan setempat telah mengevakuasi korban, membentuk Pos Kesehatan dan memberikan pelayanan kesehatan, serta melakukan pemantauan di lokasi bencana.
Permasalahan kesehatan saat ini masih dapat diatasi oleh jajaran kesehatan setempat. Pemantauan tetap dilakukan oleh Sudin Kesehatan Jakarta Pusat, Sudin Kesehatan Jakarta Utara, Sudin Kesehatan Jakarta Barat, Sudin Kesehatan Jakarta Timur, Sudin Kesehatan Jakarta Selatan, PPK Regional DKI Jakarta dan Pusat Penanggulangan Krisis Depkes.
4. Perkembangan Banjir di Kota Singkawang, Kab. Sambas dan Kab. Bengkayang, serta Banjir Bandang di Kab. Sanggau Prov. Kalimantan Barat
Pada tanggal 10-12 Januari 2009 terjadi banjir di 4 kecamatan di Kota Singkawang, 8 kecamatan di Kabupaten Sambas, dan 1 kecamatan Kabupaten Bengkayang. Dan juga terjadi banjir bandang di 4 kelurahan di Kecamatan Entikong Kabupaten Sanggau. Banjir dengan ketinggian berkisar antara 30 - 250 cm tersebut telah menyebabkan 600 rumah terendam dan 28.000 orang terancam. Sedangkan banjir bandang yang terjadi menyebabkan 400 rumah terendam, 8 rumah hanyut terbawa arus dan penduduk terancam lebih dari 5.000 orang.
Tidak ada korban meninggal dunia dalam kejadian tersebut, korban yang dirawat inap sebanyak 5 orang di Kabupaten Singkawang dan 2 orang di Kabupaten Sambas, dan korban yang dirawat jalan sebanyak 200 orang di Kabupaten Sambas. Sebagian besar pengungsi telah pulang ke rumahnya masing-masing. Pengungsian masih terjadi di Kota Singkawang sebanyak 2.284 orang dan Kecamatan Selakau Kabupaten Sambas sebanyak 232 orang. Sarana kesehatan yang rusak sebanyak 2 unit Pustu di Kecamatan Selakau Kabupaten Sambas dengan rincian 1 unit rusak berat dan 1 unit rusak sedang.
Jajaran kesehatan setempat telah membentuk Pos Kesehatan lapangan, memberikan pelayanan kesehatan, berkoordinasi dalam penanggulangan korban, memobilisasi tenaga kesehatan, membentuk Pos Pengungsi, dan memberikan MP-ASI.
Bantuan yang dibutuhkan untuk Kabupaten Sambas yaitu perahu karet, dana operasional, dan obat-obatan.
Saat ini permasalahan kesehatan masih dapat diatasi oleh jajaran kesehatan setempat. Pemantauan tetap dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Singkawang, Dinas Kesehatan Kabupaten Sambas, Dinas Kesehatan Kabupaten Bengkayang, Dinas Kesehatan Kabupaten Sanggau, Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat dan Pusat Penanggulangan Krisis Depkes.
5. Perkembangan Banjir Bandang di Kab. Polewali Mandar Prov. Sulawesi Barat
Banjir bandang yang terjadi di 13 kecamatan di Kabupaten Polewali Mandar sejak tanggal 10 Januari 2009 yang menyebabkan ratusan rumah warga hancur serta merusak infrastruktur jalan, jembatan dan kantor pemerintahan hingga kini air telah surut.
Sampai dengan tanggal 16 Januari 2009 korban yang dirawat jalan sebanyak 1.445 orang dengan jenis penyakit terbanyak yaitu penyakit kulit (44,15%), luka-luka (21,75%) dan ISPA (14,01%). Korban diketemukan hidup 1 orang atas nama Irwandi, 3 th laki-laki Kec.Allu. Korban yang belum ditemukan sebanyak 3 orang dengan rincian 1 di Kecamatan Allu dan 2 orang di Kecamatan Tinambung.
Jajaran kesehatan telah mengevakuasi korban, memberikan pelayanan kesehatan di Pos Kesehatan serta secara mobile mendatangi para korban, tetap melakukan pemantauan kesehatan pasca bencana, melakukan kegiatan kesehatan lingkungan antara lain memberikan PAC dan kaporitisasi.
6. Perkembangan Banjir di Prov. Nusa Tenggara Barat
Sejak tanggal 9 Januari 2009 telah terjadi banjir di 24 Kelurahan/Desa dalam 16 kecamatan pada 5 kabupaten/kota di Provinsi NTB dengan ketinggian air berkisar antara 50 - 100 cm. Saat ini banjir di seluruh wilayah telah surut.
Hingga tanggal 16 Januari 2009 korban meninggal sebanyak 3 orang, korban yang dirawat inap 3 orang, korban yang dirawat jalan sebanyak 3.079 orang (2.509 orang di Kabupaten Lombok Barat dan 570 orang di Kabupaten Sumbawa Barat). Pengungsian sebanyak + 2.360 orang, dengan rincian + 360 orang di Kabupaten Sumbawa Barat (di tempat ibadah, Gedung Wanita dan Puskesmas) dan sebanyak + 2.000 orang di Kabupaten Lombok Barat (di tempat ibadah dan Kantor Basarnas). Sarana kesehatan yang rusak/terendam sebanyak 1 unit Poskesdes rusak di Desa Belo Kec. Jereweh Kabupaten Sumbawa Barat dan 1 unit Puskesmas terendam di Kabupaten Lombok Barat.
Jajaran kesehatan telah mengevakuasi korban, mendirikan Pos Kesehatan di lokasi banjir dan pelayanan kesehatan mobile dengan Puskesmas Keliling di sekitar daerah banjir oleh Tim Kesehatan Puskesmas. Melakukan pemantauan ke lokasi banjir, melakukan koordinasi dengan lintas program dan lintas sektor.
Saat ini permasalahan kesehatan masih dapat diatasi oleh jajaran kesehatan setempat. Pemantauan tetap dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Barat, Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa Barat, Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Pusat Penanggulangan Krisis Depkes.