Bencana di beberapa wilayah Indonesia beserta perkembangannya.
Bencana di beberapa wilayah Indonesia beserta perkembangannya.
1. Banjir di Kabupaten Pati Provinsi Jawa Tengah
Pada tanggal 14 Januari 2009 malam terjadi banjir di 10 desa dalam 4 kecamatan di Kabupaten Pati dengan ketinggian air berkisar antara 50 - 60 cm. Saat ini banjir semakin luas yaitu menjadi 17 desa dalam 5 kecamatan dengan ketinggian air meningkat menjadi 45 - 200 cm. Nama kecamatan yang terkena yaitu Kec. Gabus, Sukolilo, Pati, Juwana dan Trangkil. Jumlah KK yang rumahnya terendam sebanyak + 1.967 KK.
Peristiwa tersebut tidak menimbulkan adanya korban meninggal dunia maupun luka berat, korban yang dirawat jalan sebanyak 82 orang. Terjadi pengungsian akibat banjir sebanyak 50 KK di Kec. Sukolilo dengan lokasi pengungsian di Balai Rakyat.
Jajaran kesehatan setempat telah mengevakuasi korban, membentuk Pos Kesehatan dan memberikan pelayanan kesehatan, serta melakukan pemantauan di lokasi bencana.
Permasalahan Kesehatan hingga saat ini masih dapat diatasi oleh jajaran kesehatan setempat. Pemantauan tetap dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Pati, PPK Regional Jawa Tengah dan Pusat Penanggulangan Krisis Depkes.
2. Perkembangan Banjir di Kab. Tangerang Prov. Banten
Banjir yang terjadi sejak tanggal 14 Januari 2009 pukul 23.40 WIB di Desa Karang Tengah Kecamatan Pagedangan Kabupaten Tangerang dengan ketinggian air berkisar antara 10-20 cm, saat ini telah surut. Tanggal 15 Januari 2009 pukul 16.00 WIB terjadi banjir di 3 desa dalam Kecamatan Tiga Raksa Kabupaten Tangerang, yaitu Desa Pasir Nangka, Desa Matagara dan Desa Pasir Bolang. Ketinggian air + 1 meter.
Peristiwa tersebut tidak mengakibatkan adanya korban meninggal maupun luka-luka, tetapi menimbulkan pengungsian sebanyak 13 KK di Kecamatan Tiga Raksa.
Jajaran kesehatan setempat telah mengevakuasi korban, membentuk Pos Kesehatan, memberikan pelayanan kesehatan, mengirimkan bantuan tim medis dan obat-obatan ke lokasi bencana, serta melakukan pemantauan di lokasi bencana.
Permasalahan kesehatan saat ini masih dapat diatasi oleh jajaran kesehatan setempat. Pemantauan tetap dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang, Dinas Kesehatan Provinsi Banten dan Pusat Penanggulangan Krisis Depkes.
3. Perkembangan Banjir di Prov. DKI Jakarta
Banjir yang terjadi di Provinsi DKI Jakarta sejak tanggal 11 Januari 2009 terus meluas dengan ketinggian air berkisar antara 5 - 250 cm. Wilayah yang masih terkena banjir mulai tanggal 13 Januari 2009 yaitu di Kodya Jakarta Timur berkurang menjadi 4 kelurahan dalam 3 kecamatan, Kodya Jakarta Barat berkurang menjadi 4 kelurahan dalam 2 kecamatan, dan Kodya Jakarta Selatan berkurang menjadi 4 kelurahan di 2 kecamatan. Wilayah yang banjirnya sudah surut yaitu 32 kelurahan di 6 kecamatan Kodya Jakarta Utara, dan Kelurahan Petamburan Kecamatan Tanah Abang Kodya Jakarta Pusat.
Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Korban yang dirawat jalan kumulatif menjadi 1.616 orang yang ditangani di 117 Pos Kesehatan. Rinciannya 27 orang di Kodya Jakarta Pusat, 304 orang di Kodya Jakarta Utara, 646 orang di Kodya Jakarta Timur, 234 orang di Kodya Jakarta Barat dan 405 orang di Kodya Jakarta Selatan. Korban yang dirujuk ke rumah sakit 1 (satu) orang dari Kodya Jakarta Timur. Pengungsian berkurang menjadi 1.322 jiwa (300 jiwa di Kodya Jakarta Timur, 983 jiwa di Kodya Jakarta Barat, dan 39 di Kodya Jakarta Selatan) yang tersebar di 9 titik pengungsian. Mobilitas pengungsi cukup tinggi tergantung ketinggian air
Jajaran kesehatan setempat telah mengevakuasi korban, membentuk Pos Kesehatan dan memberikan pelayanan kesehatan, serta melakukan pemantauan di lokasi bencana.
Permasalahan kesehatan saat ini masih dapat diatasi oleh jajaran kesehatan setempat. Pemantauan tetap dilakukan oleh Sudin Kesehatan Jakarta Pusat, Sudin Kesehatan Jakarta Utara, Sudin Kesehatan Jakarta Barat, Sudin Kesehatan Jakarta Timur, Sudin Kesehatan Jakarta Selatan, PPK Regional DKI Jakarta dan Pusat Penanggulangan Krisis Depkes.
4. Perkembangan Gempa di Prov. Papua Barat dan Prov. Papua
Pada tanggal 4 Januari 2009 sejak pukul 02.43 WIB hingga saat ini telah terjadi 94 kali gempa bumi tektonik yang dirasakan di Kab. Manokwari, Kota Sorong dan Kab. Sorong Prov. Papua Barat serta Kab. Biak Prov. Papua. Kekuatan gempa berkisar antara 5,0 hingga 7,6 SR. 5 gempa yang memberikan efek terbesar (MMI III - VI) terjadi pada tanggal 4 Januari 2009. Kejadian tersebut menyebabkan kerusakan pada 7 unit jembatan dan ruas jalan sepanjang 87 km di Kab. Sorong. Selain itu juga terdapat kerusakan rumah penduduk, perkantoran dan fasilitas umum.
Selain merusak sarana, prasarana dan fasilitas umum, gempa juga mengakibatkan 4 orang meninggal dunia, 37 orang rawat inap, dan 5.122 orang rawat jalan. Hingga saat ini tanggal 17 Januari 2009 jumlah pengungsi telah berkurang menjadi 1.377 orang dengan rincian 327 orang di Kabupaten Manokwari, 900 orang di Kota Sorong, dan 150 orang di Kabupaten Sorong.
Jajaran kesehatan setempat tetap melakukan upaya memberikan pelayanan kesehatan baik di pos kesehatan, puskesmas maupun rumah sakit yang masih dapat berfungsi. Dan memberikan bantuan kepada korban gempa baik berupa obat-obatan, makanan, peralatan untuk operasi, tenaga kesehatan, dan juga uang.
Permasalahan kesehatan saat ini masih dapat diatasi oleh jajaran kesehatan setempat. Pemantauan tetap dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Manokwari, Dinas Kesehatan Kota Sorong, Dinas Kesehatan Kab. Sorong, Dinas Kesehatan Kab. Biak Numfor, Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat, PPK Sub Regional Papua dan Pusat Penanggulangan Krisis Depkes.