Hujan yang terus menerus di awal Februari 2007 mengakibatkan banjir yang cukup luas di Jabodetabek. Bahkan banjir tahun ini jauh lebih parah dibandingkan dengan tahun 2002 yang pernah melanda Jabodetabek. Selain korban jiwa, kerugian materi yang ditimbulkan bencana ini juga lebih besar.
Seperti yang diinformasikan oleh Dinkes Provinsi DKI Jakarta, Banten dan Jawa Barat, banjir yang terjadi sejak tanggal 2 Februari telah mengakibatkan 69 orang meninggal dunia dan sekitar 300 ribu orang mengungsi. Di DKI Jakarta korban meninggal sebanyak 48 orang (17 di Jakarta Barat, 16 di Jakarta Timur, 11 di Jakarta Utara, 3 di Jakarta Pusat dan 1 di Jakarta Selatan). Sementara dari 502 pos kesehatan dan tim mobile clinic yang memberikan pelayanan kesehatan di beberapa titik pengungsian melaporkan telah melayani lebih dari 150 ribu pengungsi.
Penyakit seperti diare, ISPA, Leptospirosis, dan penyakit kulit menjadi ancaman bagi pengungsi karena kondisi lingkungan yang tercemar sampah bercampur lumpur dan lamanya pengungsi berada di tempat pengungsian yang kurang layak. Data PPK Depkes dan Dinkes Prov. DKI Jakarta menyebutkan kasus yang banyak ditemukan antara lain ISPA 637 kasus dan diare 400 kasus. Di RSU Koja, dalam sehari merawat lebih dari 150 pasien dengan kasus terbanyak diare dan demam berdarah. Beberapa pasien terpaksa dirawat di selasar bahkan sampai ke teras depan UGD rumah sakit. Di RS Cengkareng dan Tarakan merawat masing-masing 2 kasus Leptospirosis yang dikenal sebagai penyakit kencing tikus. Dari kegiatan surveilan aktif ke beberapa rumah sakit di Jakarta sampai tanggal 11 Februari diperoleh data 498 kasus diare dan 608 kasus demam berdarah.
Departemen Kesehatan memberikan bantuan baik tenaga dokter dan perawat maupun logistik kesehatan seperti obat-obatan untuk mengatasi meningkatnya jumlah pasien di beberapa rumah sakit. Depkes mengaktifkan dokter Brigade Siaga Bencana dari RSUP Persahabatan dan RSPI Soelianti Saroso untuk diperbantukan di RSUD Koja Jakarta Utara. Sedangkan untuk menanmpung pasien yang terus berdatangan, Depkes mendirikan 3 tenda perawatan Rumah Sakit Lapangan di RSUD Koja.
Untuk mengatasi masalah krisis kesehatan akibat banjir, Dinas Kesehatan Prov. DKI Jakarta bersama Depkes telah melakukan beberapa upaya antara lain mobilisasi perahu karet untuk evakuasi korban, mendirikan pos kesehatan di lokasi pengungsian, memobilisasi tenaga kesehatan ke pos-pos kesehatan, rumah sakit maupun mobile clinic, mendistribusi bantuan logistik seperti obat-obatan, MP ASI, emergency kit, alat dan bahan kesehatan lingkungan (Mist blower, PAC, Air Rahmat, dll), personal hygiene kit, tenda dan velbed.