GLADI LAPANG PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN AKIBAT BENCANA

330

GLADI LAPANG PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN AKIBAT BENCANA

Terjadi banjir bandang dengan beberapa korban yang tenggelam di Provinsi DKI Jakarta. Masyarakat  sekitar pun panik dan membunyikan kentongan untuk meminta pertolongan.  Berdasarkan laporan dari masyarakat  maka Tim SAR dan Ambulans 118 dibantu oleh masyarakat sekitar melakukan evakuasi terhadap korban. Pusdaldukkes DKI melaporkan ke PPK untuk berkoordinasi mengambil langkah-langkah tanggap darurat, antara lain dengan menyiapkan puskesmas dan rumah sakit terdekat sebagai tempat rujukan korban luka. Setelah korban dievakuasi  ke darat baik dengan perahu karet maupun dengan helikopter, perawat Ambulans 118 segera melakukan triase (pemilahan korban berdasarkan kegawatan cedera yang diderita yaitu  pita hitam untuk korban meninggal, merah untuk luka berat dan hijau untuk luka ringan/sehat) serta pertolongan pertama di lokasi kejadian terhadap korban yang  telah berhasil dievakuasi. Tidak jauh dari lokasi bencana juga didirikan Pos Kesehatan oleh Ambulans 118 untuk merawat korban luka ringan sedangkan yang luka berat segera dirujuk ke rumah sakit  atau Rumah Sakit Lapangan (Rumkitlap) setelah distabilisasi. Korban meninggal diidentifikasi oleh tim DVI Polri.

Pada saat yang hampir bersamaan, di Provinsi DKI pun terjadi bencana gempa bumi yang diikuti terbakarnya sebuah hotel berlantai 15. Hotel tersebut kemudian rubuh dan menimpa truk yang mengangkut zat kimia berbahaya hingga meledak. Masyarakat memberikan informasi kejadian tersebut kepada  pemadam kebakaran, polisi dan ambulans. Selanjutnya Pusdaldukkes DKI melaporkan ke PPK dan berkoordinasi untuk mengambil langkah-langkah penanggulangannya. Tim pemadam kebakaran diturunkan untuk memadamkan api dan melakukan evakuasi dibantu tim SAR dan Ambulans 118.  Proses penanganan korban diawali dengan triase, pertolongan pertama di tempat oleh perawat Ambulans 118 dan identifikasi korban meninggal oleh tim DVI.  Namun karena terjadi paparan zat kimia maka dilakukan dekontaminasi terhadap korban yang masih hidup oleh tim Nubika Zeni TNI AD. Tidak hanya korban, proses dekontaminasi pun dilakukan pada ambulans yang mengangkut korban. Selanjutnya korban dirujuk ke RS dan Rumkitlap TNI AD.  Karena terjadi pencemaran zat-zat berbahaya, masyarakat sekitar dievakuasi ke tempat pengungsian yaitu di tempat-tempat umum seperti sekolah, mesjid, balai desa dan sebagainya.  Di lokasi pengungsian didirikan dapur umum, MCK, sarana air bersih serta Posyankes. 

Kejadian-kejadian diatas adalah rangkaian kegiatan acara puncak Gladi Lapang Penanggulangan Krisis Akibat Bencana yang dikoordinir oleh PPK bekerjasama dengan Dinkes Prov. DKI Jakarta. Acara yang berlangsung pada tanggal 15 September 2006 tersebut diadakan di Bumi Perkemahan Pramuka dan Wisata Cibubur dan diikuti oleh kurang lebih 500 para pelaku gladi.

Sebelumnya, selama dua hari berturut-turut yaitu 13 dan 14 September, para pelaku gladi telah mendapatkan persiapan berupa pembekalan teknis, pengaturan laku serta gladi resik.  Hari pertama, acara Pembekalan Teknis Kesehatan Sebagai Persiapan Gladi Lapang Kesiapsiagaan diadakan di gedung Depkes dan dibuka oleh Sekretaris Jenderal Departemen Kesehatan, Dr Sjafii Ahmad, MPH.  Acara tersebut dihadiri oleh para pelaksana gladi yang terdiri dari Depkes, Dinkes Prov. DKI, Ambulans 118, PMI, TNI, Pemadan Kebakaran DKI, Polri, Dinkes Tangerang, Dinkes Bekasi, Dinkes Depok, Dinkes Bogor dan SAR.  Sedangkan keesokan harinya dilakukan persiapan serta gladi resik di Bumi Perkemahan Pramuka dan Wisata Cibubur.

Acara puncak gladi dimulai pukul 8 tepat ditandai dengan dibunyikannya sirine oleh Ibu Menkes, Dr.dr.Siti Fadillah Supari, SpJP(K) dan dihadiri oleh sekitar 150 undangan yang berasal dari  Bakornas, Depkes, Dinkes Provinsi serta RSU di seluruh provinsi, PMI, PT Indo Farma dan Kimia Farma, WHO, UNDP, UNICEF, JICA, UN OCHA, ICRC, UNFPA dan IOM.   Acara ditutup siang hari dan diakhiri dengan evaluasi kegiatan yang diikuti oleh para pengamat serta pengendali gladi.