Kebakaran pasar sejumput tambah korban jiwa

1,271

Kebakaran pasar sejumput tambah korban jiwa

Kepolisian Resor Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah belum menemukan dua dari lima korban meninggal akibat kebakaran di pasar tradisional Sejumput pada Senin (21/4) dini hari.

"Laporan yang kami terima ada lima korban meninggal dunia, tiga korban sudah ditemukan dan diduga masih ada dua orang lagi yang belum di temukan sampai sekarang," kata Kabag Ops Polres Kabupaten Kotim, Kompol, Sukamat di Sampit, seperti dikutip dari Antara, Senin (21/4).

Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan dan melindungi barang bukti, lokasi kejadian sudah di pasang garis pembatas polisi dan masyarakat umum dilarang masuk di area tersebut.

Data sementara, kebakaran yang terjadi di Pasar Sejumput Jalan DI Pandjaitan Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Sampit Kabupaten Kotim tersebut menghanguskan sedikitnya sebelas bangunan,yang terdiri dari Sembilan rumah toko Polisi sampai saat ini juga masih belum bisa memastikan penyebab terjadinya kebakaran, karena untuk mengetahui penyebab kebakaran harus dilakukan pemeriksaan yang seksama oleh ahlinya.

"Untuk saat ini kami belum bisa memastikan penyebab kebakaran tersebut, kami masih menunggu tim laboratorium forensik (Lafor) dari Polda Kalimantan Tengah (Kalteng) dan tim Lafor dari Surabaya," katanya.

Sementara keluarga korban meninggal dunia, Muhammad Noor mengatakan, kebakaran yang terjadi pada Senin dini hari sekitar pukul 01.30 WIB hingga pukul 04.00 WIB tersebut, api pertama kali terlihat di bagian depan rumah Kursani yang berada di bagian dalam gang pasar yang padat permukiman itu.

Saat kejadian, ada sekitar sebelas orang dalam rumah berlantai dua tersebut. Enam orang yang tidur di lantai atas sempat menyelamatkan diri dengan cara menjebol bagian belakang rumah dan melompat ke rumah tetangga di bagian belakang.

Nahas dialami para korban yang saat itu tidur di lantai bawah. Mereka adalah H Ardani (60), suami istri Kursani (35) dan Aisyah (30) serta dua anak mereka yakni Widya (9) dan Naila Mega (6).

Mereka diduga kesulitan keluar rumah karena ruangan di lantai tersebut penuh barang dagangan, sementara api berasal dari bagian depan.

"Ayah (Ardani) itu sebenarnya tinggal di Tamban (Kabupaten Kapuas) dan kebetulan datang berkunjung ke sini, ternyata kejadian ini menimpa. Naila itu baru saja merayakan ulang tahun, makanya kami sangat sedih," kata Noor yang merupakan menantu Ardani.

Sementara Ketua RT 28, Gafar menyebutkan, api awalnya terlihat di rumah Kursani, kemudian merembet ke bangunan lainnya. Hasil pendataan, bangunan yang terbakar berupa dua rumah dan sembilan toko.

"Kursani dan anaknya Widya belum diketahui nasibnya. Banyak yang menduga mereka ikut jadi korban, tapi kami juga masih menunggu hasil pemeriksaan kepolisian. Makanya ini lokasi tidak boleh dimasuki dulu karena polisi mau mendatangkan tim forensik dari Palangkaraya," kata Gafar.