Bencana gempa bumi disusul dengan gelombang pasang Tsunami yang melanda
Nanggroe Aceh Darussalam dan sebagian Sumatra Utara, telah memberikan
banyak pelajaran berharga bagi kita semua.
Termasuk kesadaran akan pentingnya sebuah kesiapsiagaan
menghadapi bencana. Kesiapsiagaan adalah modal untuk menghadapi keadaan
darurat yang tidak terduga seperti bencana. Pernyataan tersebut
disampaikan oleh Perwakilan WHO Indonesia, Georg Petersen pada
pembukaan Konferensi Aspek Kesehatan pada Bencana Tsunami di Indonesia.
“Kesiapsiagaan adalah kata kunci sekaligus tantangan dalam menghadapi
keadaan daruarat dan tidak terduga seperti bencana” kata Georg. Georg
Petersen menambahkan setelah 6 bulan berlalu sejak bencana terjadi,
kini diperlukan evaluasi terhadap kinerja dan pencapaian yang telah
kita peroleh dalam menanggulangi bencana, upaya tersebut sangat krusial
untuk menyusun strategi dan perencanaan yang baik, yang pada gilirannya
dapat memperbaiki langkah yang akan ditempuh selanjutnya. Menurutnya ke
depan semakin diperlukan sinkronisasi langkah antara kalangan LSM
dengan Pemeirnrtah, termasuk dalam ragka memfungsikan kembali sumber
daya yang ada untuk pelayanan kesehatan.
Georg Petersen sangat menyambut baik pelaksanaan konferensi ini,
karena dapat menjadi input positif bagi perbaikan manajemen tanggap
daruarat dan penanggulangan bencana di masa yang akan datanag. Pada
kesempatan yang sama perwakilan WHO ini juga memberikan apresiasinya
terhadap proses pembuatan sistem informasi kesehatan pada keadaan
darurat yang sedang berjalan, dan dirnya berharap upaya ini akan
memperkuat sistem informasi kesehatan di Indonesia. Pada akhir
sambutannya Georg Petersen mengucapkan ucapan terima kasihnya kepada
seluruh elemen seperti Pemerintah, LSM nasional dan internasional,
militer, serta lembaga donor yang telah memberikan dukungan dan bantuan
dalam penanggulangan bencana Tsunami.
Kesiapsiagaan Merupakan Modal Utama Menghadapi Bencana
386