Konferensi Tsunami Sebagai Lesson Learnt dalam Kesiapsiagaan Bencana

355

Konferensi Tsunami Sebagai Lesson Learnt dalam Kesiapsiagaan Bencana

Sebagai Negara yang tergolong rawan terkena bencana, Indonesia memerlukan sistem kesiapsiagaan yang baik dalam penanggulangan bencana.
Tentu masih segar dalam ingatan kita bencana gempa bumi disusul gelombang Tsunami yang meluluh lantakkan Nangroe Aceh Darussalam dan sebagian Sumatera Utara. Betapa bencana tersebut telah melahirkan keprihatinan dunia dan solidaritas yang mencengangkan. Pemerintah, LSM nasional dan internasional dan seluruh elemen masyarakat Indonesia dan dunia, bahu membahu menangulangi bencana yang menelan ratusan ribu korban jiwa tersebut. Oleh karena itu dibutuhkan suatu pendokumentasian, yang dapat dijadikan pelajaran bagi kita semua demi perbaikan upaya kesiapsiagaan menghadapi bencana yang datang. Harapan tersebut terungkap dalam pidato Menteri Kesehatan yang disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Departemen Kesehatan Dr. Sjafii Ahmad, MPH pada pembukaan Konferensi Aspek Kesehatan pada bencana Tsunami di Indonesia, pada tanggal 26 Juli 2005 di Hotel Novotel Soetchi, Medan. “Oleh karena itu apa yang telah kita lakukan perlu didokumentasikan, baik itu kesulitan maupun keberhasilan, yang tentunya sangat berguna sebagai Lesson Learnt dalam upaya kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana”, kata Menkes.

Dalam pembukaan tersebut juga disampaikan upaya yang telah dilakukan Departemen Kesehatan pasca bencana, mulai dari penanganan korban massal, penyediaan pelayanan kesehatan, hingga pengawasan kualitas air. Selain itu Depkes juga telah membentuk tim penanggulangan masalah kesehatan akibat gempa bumi dan Tsunami yang terdiri dari Koordinator lapangan, tenaga perencanaan dan logistik, tenaga surveillance, serta ahli sanitasi lingkungan. Rapat koordinasi yang dipimpin langsung oleh Menteri Kesehatan juga secara intesif telah dilakukan termasuk dengan menempatkan eselon I Depkes di Banda Aceh dan Medan

Menkes juga mengharapkan agar hasil konferensi ini, dapat berguna sebagai evidence baseduntuk bahan perbaikan kesiapsiagaan bencana, mengingat forum ini sangat strategis dan penting agar hal-hal yang berkaitan dengan bencana dapat lebih dilakukan dengan pendekatan kemitraan dan pasti. Konferensi yang terbagi dalam 4 kelompok diskusi, yaitu Kesehatan Masyarakat, Pencegahan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan, Pelayanan Medik dan Aspek Manajemen Operasional, akan berakhir pada hari Kamis 27 Juli 2005.