Perkembangan Akibat Letusan G. Merapi Tanggal 17 November 2010

406

Perkembangan Akibat Letusan G. Merapi Tanggal 17 November 2010

Perkembangan permasalahan kesehatan akibat meletusnya Gunung Merapi yang terletak di Kabupaten Magelang, Kabupaten Klaten dan Kabupaten Boyolali di Provinsi Jawa Tengah serta Kabupaten Sleman di Provinsi D.I. Yogyakarta, berdasarkan informasi dari Dinas Kesehatan Kabupaten terkait, Dinas Kesehatan Provinsi DI Yogyakarta dan PPK Regional Jawa Tengah pada tanggal 17 November 2010 sampai pukul 21.00 WIB sebagai berikut :

Perkembangan permasalahan kesehatan akibat meletusnya Gunung Merapi yang terletak di Kabupaten Magelang, Kabupaten Klaten dan Kabupaten Boyolali di Provinsi Jawa Tengah serta Kabupaten Sleman di Provinsi D.I. Yogyakarta, berdasarkan informasi dari Dinas Kesehatan Kabupaten terkait, Dinas Kesehatan Provinsi DI Yogyakarta dan PPK Regional Jawa Tengah pada tanggal 17 November 2010 sampai pukul 21.00 WIB sebagai berikut :

A. PENDAHULUAN

  1. Pada tanggal 26 Oktober 2010 pukul 17.02 WIB Gunung Merapi meletus, yang terletak di 4 wilayah kabupaten yaitu Kabupaten Magelang, Kabupaten Klaten dan Kabupaten Boyolali di Provinsi Jawa Tengah serta Kabupaten Sleman di Provinsi DI Yogyakarta.
  2. Pada tanggal 5 November 2010 pukul 01.00 - 06.00 terjadi erupsi lanjutan yang sangat besar dengan radius luncuran awan panas semakin jauh sehingga menimbulkan korban meninggal dan luka-luka.
  3. Hingga tanggal 17 November 2010 pukul 21.00 WIB Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi melaporkan bahwa aktivitas Gunung Merapi masih tinggi. Dengan kondisi tersebut, maka status aktivitas Gunung Merapi masih tetap pada tingkat Awas (level 4) dengan ancaman bahaya langsung berupa awan panas dan ancaman tidak langsung lahar. Jarak ancaman bahaya dari puncak merapi yaitu Kab. Sleman 20 Km, Kab. Magelang 15 Km, Kab. Boyolali 10 Km dan Kab. Klaten 10 Km.*)

B. PERMASALAHAN KESEHATAN

  1. Korban meninggal dunia sebanyak 275 orang (Prov. D.I. Yogyakarta 199 orang dan Prov. Jawa Tengah 76 orang). *)
  2. Korban yang masih dirawat sebanyak 576 orang. *)
  3. Sarana kesehatan yang rusak yaitu 1 unit Rumah Sakit di Kabupaten Magelang.
  4. Total pengungsian di Prov. Jawa Tengah dan Prov. D.I. Yogyakarta sebanyak 257.192 orang. *)

C. UPAYA YANG TELAH DILAKUKAN

1. Operasional Posko Kesehatan

a) Posko Kementerian Kesehatan

Ruang Kabid Kesmas Dinas Kesehatan Provinsi DI Yogyakarta

Alamat : Jln. Tompeyan TR III 201

Dr. Krisnajaya, MS (Staf Ahli Menteri Kesehatan Bidang Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan Desentralisasi) sebagai Koordinator Tim Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana Letusan Gunung Merapi berdasarkan SK Menteri Kesehatan No. HK.03.01/IX/SK/1514/2010

b) Posko Utama Kesehatan

Dinas Kesehatan Provinsi DI Yogyakarta

Alamat : Jln. Tompeyan TR III 201. Telp. (0274) 563135

c) Posko Jateng (Bakorwil Kota Magelang)

Alamat : Jln. Diponegoro No. 1. Kota Magelang.

Contact Person : Dr. Djoko Mardiyanto, M. Kes (081542143980).

d) Melakukan rapat koordinasi :

  • Rakor Kluster Kesehatan Jateng DIY di Dinkes Provinsi DI Yogyakarta : setiap hari Jam 13.30 s/d jam 15.30
  • Rakor di Posko BNPB di Yogyakarta : setiap hari jam 16.00 s/d jam 18.00
  • Rakor Lintas Program di Kementerian Kesehatan program yang dipimpin oleh Sekretaris Jenderal setiap 2 hari sekali untuk membahas permasalahan kesehatan dan upaya penanggulangan bencana yang harus dilakukan.

2. Rapat Koordinasi dengan BNPB pada tanggal 12 November 2010 yang dilaksanakan di Posko Aju Prov. Jateng Bakorwil Kedu, Magelang dihadiri pula oleh Komisi VIII & IX DPR RI. Tanggapan dari DPR RI Komisi VIII & IX terhadap permasalahan kesehatan berdasarkan pemantauan lapangan :

  • Kebutuhan logistik makanan dari beberapa tempat pengungsian yang dikunjungi dapat dinilia suduh cukup memadai.
  • Perlu terus di pantau pelayanan kesehatan dan ketersediaan obat-obatan dari kegiatan bidang kesehatan yang sudah dilaksanakan, sehingga tidak terjadi permasalahan dalam pelayanan kesehatan

3. Pelayanan Kesehatan di Pos Kesehatan

a) Memberikan pelayanan kesehatan di 505 Pos Kesehatan dengan rincian 80 pos di Provinsi DIY dan 425 pos di Provinsi Jawa Tengah. (Kab. Magelang 284 pos, Kab Boyolali 104 pos, Kab. Klaten 14 pos, Kota Magelang 20 pos, Kab. Wonosobo 2 pos dan Kab. Purworejo 1 pos).

b) Jumlah kunjungan di Pos Kesehatan dari tanggal 26 Oktober 2010 hingga 17 November 2010 sebanyak 25.730 orang (Prov. DIY 16.479 dan Prov. Jateng 9.251).

c) Melakukan upaya kesehatan reproduksi.

4. Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

a) Surveilans Penyakit Potensial KLB : ISPA, Diare, Campak dan Pes

b) Melakukan upaya pengawasan kualitas air bersih dan perbaikan sanitasi lingkungan.

c) Melakukan pemberian imunisasi dasar lengkap.

d) Bidang P2MK Dinkes Prov. DI Yogyakarta melakukan survey ke lokasi-lokasi pengungsi di DIY untuk mendeteksi dini penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). *)

e) Dinas Kesehatan Kab. Sleman melakukan inspeksi sanitasi dan intervensi kesehatan lingkungan

f) Tim Litbang bersama BBTKL sedang menganalisis dampak debu vulkanis terhadap kesehatan.

g) Tim KLB BBTKL PPM Yogyakarta melakukan: *)

Pemantauan kualitas air bersih di tempat pengungsian bencana Merapi DIY dan Jateng sejak tanggal 29 Oktober sampai 9 November 2010 dengan jumlah sampel 32 titik (Provinsi DIY : Kab. Sleman 11 titik dan Provinsi Jawa Tengah : Kab. Klaten 5 titik, Magelang 11 titik dan Boyolali 5 titik). Kesimpulan hasil pemeriksaan:

  • Secara fisik (kekeruhan dan warna), yang Memenuhi Syarat (MS) 31 sampel dan yang Tidak Memenuhi Syarat (TMS) 1 sampel.
  • Secara kimia, yang MS 17 titik dan TMS 15 titik:
  • Parameter kimia arsen, flourida, cadmium, nitrat, nitrit, timbal, zat organik dan seng masih memenuhi syarat baku
  • Kadar Boron tertinggi (0,0743mg/L) di pengungsian Pulisen Boyolali
  • Kadar Silika tertinggi (40,3478 mg/L) di pengungsi SD Bawukan, Kemalang dan Klaten
  • Secara bakteriologis, sampel yang diambil dari 26 titik, MS 3 titik dan TMS 23 titik, coliform tertinggi (>1600/100 mL -? kadar normal air perpipaan 10/100 mL) di pos pengungsi STK Pangudiluhur dan Balai Desa Pucungrejo, Muntilan Magelang dengan sumber air PDAM sehingga tidak direkomendasikan untuk air minum.
  • Pemantauan kualitas air badan air (air sungai) pada tanggal 5 November 2010, hasil:
  • Kualitas air Sungai Tambak Bayan di Jembatan Jalan Solo sesuai peruntukan dapat digunakan untuk prasarana dan sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar dan mengairi pertanaman.
  • Kualitas air Sungai Code di Jembatan Sayidan Jalan Panembahan Senopati Yogyakarta dan Jembatan Wojo Ring Road Selatan Yogyakarta, tidak dapat digunakan untuk bahan baku air minum, prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan dan pertanaman.

Tanggal 11 November melakukan pemantauan kualitas udara sesaat di RSUP dr. Sardjito dan di lokasi pengungsian

5. Pelayanan Kesehatan Jiwa

a) Melakukan koordinasi dengan RSJ Prof. Dr. Soeroyo, Magelang, RSJ Dr. Soejarwadi, Klaten, RSJ Amino Gondohutomo, Semarang, RSJ Surakarta, Solo, RSJ Grhasia, DIY, Ikatan Psikolog Klinis (IPK), HIMPSI, Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI), Perhimpunan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)

b) Melakukan penjaringan kasus melalui Poli Umum, kegiatan kelompok dan wawancara langsung. Kasus langsung di terapi atau dirujuk ke RSJ. Berdasarkan hasil pemantauan dari Dit. Bina Yankeswa dan RSJ Magelang menyatakan bahwa pada umumnya pengungsi dewasa terlihat kelelahan, tampak tidak ada gairah serta merasa jenuh karena tidak bisa melakukan pekerjaannya sebagaimana biasanya. Begitu pula dengan pengungsi anak-anak, terlihat jenuh, merasa tak sebebas dengan biasanya, merasa tak nyaman. Dari hasil rapid diagnostik di 22 TPS pada tanggal 1 - 13 November 2010, dari 10.647 orang terdapat kasus jiwa sebanyak 560 orang (5,26%). Kasus tertinggi yaitu insomnia 20%, disusul dengan PTSD sebesar 14,64%, Ansietas 5,36%, Depresi 4,64%, Mix Ansietas Depresii sebesar 1,79%, Psikosis 1,79%, skizofrenia 0,71%, gangguan penyesuaian 0,53% dan lain-lain 50,54%. *)

c) Membentuk trauma center di Pos Pengungsian yang dikelola oleh psikolog. *)

d) Kegiatan lain yang dilakukan adalah promosi dan edukasi mengenai kesehatan jiwa, relaksasi kelompok dan berbagai aktifitas bermain anak.

e) Bersama Perhimpunan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) melalui DR. Budi Anna Kelilat. PPNI telah melakukan :

  • Training of Trainer (TOT) bagi 2 angkatan bagi petugas kesehatan setempat dan dari institusi pendidikan yang berasal dari Semarang, Yogyakarta, Solo, Klaten dan Magelang dengan materi gunung berapi, penanganan bencana untuk masalah kesehatan jiwa dan psikososial, role play, penjelasan assesment menggunakan Self Rating Questionaire (SRQ) (Riskesdas) dan materi ansietas. Kemudian telah dilakukan praktek lapangan di daerah Mungkid.
  • Telah dibagi Penanggung Jawab di setiap tempat pengungsian dan mereka siap bekerja di lapangan.

6. Pelayanan Gizi Darurat

a) Dit. Bina Kesehatan Gizi Masyarakat telah melakukan upaya pelayanan gizi yaitu :

  • Melakukan pemantauan logistik MP-ASI serta memobilisasi 85,5 ton MP-ASI ke Provinsi DI Yogyakarta, Kab. Sleman, Kab. Bantul, Kab. Gunung Kidul, Kab. Magelang, Kab. Boyolali, Kab. Klaten, Posko Utama Pakem di Sleman, Posko GOR Maguwoharjo dan Posko Youth Center.
  • Memantau bantuan susu formula, konseling menyusui serta penyuluhan massal di 11 Pos Pengungsi dengan materi ASI, PHBS dan kesehatan lingkungan.

b) Dinas Kesehatan Kab. Sleman melakukan surveilens gizi dan penyakit bekerjasama dengan FETP UGM

7. Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit

a) Memberikan pelayanan rawat jalan dan rawat inap di Rumah Sakit terkait.

b) Pada tanggal 12-15 November 2010 telah dilakukan verifikasi tahap pertama terhadap RS yang mengajukan klaim pembayaran. Hingga saat ini, dari 14 RS yang melapor ada 6 RS yang berkasnya lengkap dan akan dibayarkan klaimnya senilai Rp. 194.285.155,-.

8. Lain-lain : melakukan identifikasi korban yang meninggal bekerja sama dengan TIM DVI.

D. MOBILISASI SUMBER DAYA KESEHATAN

1. Mobilisasi Tenaga Kesehatan :

a) Mobilisasi tenaga kesehatan dari Dinas Kesehatan Terkait :

No

Jenis Tenaga

Kab.Magelang

Kab. Klaten

Kab. Boyolali

Kab. Sleman

Dinkes Kab. Magelang

Bantuan Luar

1

Dokter Spesialis

1

24

0

39

4

2

Dokter Umum

63

96

61

118

72

3

Dokter Gigi

33

3

0

0

33

4

Perawat

148

314

183

230

177

5

Bidan

178

29

346

319

169

6

Apoteker

0

3

3

0

32

7

Asisten Apoteker

1

0

39

12

8

Sanitarian

31

0

42

30

34

9

Gizi

31

0

35

28

39

10

Surveilans

31

35

0

0

0

11

Driver

31

0

0

0

48

12

Imunisasi

33

0

0

0

0

13

Promkes

32

0

0

0

0

14

Administrasi Umum

30

0

0

0

0

15

Laboran/Analis

0

17

0

0

45

16

Lain-lain

0

0

0

0

0

JUMLAH

643

521

709

776

653

b) Badan PPSDM Kesehatan

  • Menyiapkan tenaga Poltekkes untuk dimobilisasi, dengan rincian sbb: Poltekkes Surakarta untuk wilayah Klaten dan Boyolali; Poltekkes Yogyakarta untuk wilayah Yogyakarta; Poltekkes Semarang untuk wilayah Kabutan dan Kota Magelang, ketiga Poltekkes tersebut akan bergabung dengan Tim Surveilans dari Dinas Kesehatan Provinsi Jateng & DIY, Tim Kem Kes dan Tim UGM yang dipimpin Prof Laksono.
  • Menyiapkan tenaga D4 sebagai konselor jiwa di TPS yang selanjutnya akan bergabung dengan Tim Direktorat Kesehatan Jiwa.

c) Dit. Bina Yankeswa memobilisasi tenaga dari RSJ DIY, Klaten, Magelang, Solo, Semarang, Jakarta, Lawang, Bandung, Psikologi UGM, Psikiatri UGM dan Psikiatri UI.

d) Beberapa pihak lainnya terlibat dalam kegiatan pelayanan kesehatan seperti UGM, SPMAA, Empati Merapi, Hizbut Tahir, UMY, PPSMI, BRI Peduli, Mandiri Peduli, Bakrie Peduli dan Dompet Duafa (mobile), Barindo dan PM, Tagana, Salvation Army, TK Khairu Ummah, MER-C, PPMI Bantul, Senat FK UI, Yakkum, Barindo dan STIKESRS Ahmad Yani, DPD Golkar DIY, Rumah Zakat dan RS Atturot, Kedokteran UII, PKPU, Ikatan Dokter Indonesia, Ikatan Apoteker Indonesia, Ikatan Bidan Indonesia Provinsi DI Yogyakarta, Tim Medis Kementerian Hukum dan HAM dan Sinar Mas.

2. Mobilisasi Logistik Kesehatan dan Biaya Operasional:

a) Biaya Operasional Rp. 500 juta

b) Mengirimkan bantuan logistik kesehatan (obat-obatan, alat kesehatan, bahan sanitasi dan gizi) berupa :

  • MP-ASI sebanyak 16 ton
  • Identitas : 20 Rompi dan 8 spanduk,
  • Kantong mayat sebanyak 50 buah.
  • Masker habis pakai sebanyak 428.400 pcs dan masker kain 10 boks, 200 pasang sepatu boot dan 200 buah Baju Apron.
  • Bahan Sanitasi : 7.500 Polibag, 800 botol air rahmat, 450 kg tawas, 200 liter lisol, 20 slap jamban, 110 liter insektisida, 10.000 tablet PAC, 8 ember Kaporit dan 10.000 Aquatab .
  • Alat dan perlengkapan kesehatan untuk RSUP Dr. Sardjito sebanyak 21 item (daftar terlampir).
  • Obat-obatan sebanyak 4 ton, masing-masing kabupaten diberikan 1 ton. kemenkes telah mengirimkan kembali obat - obatan yang dibutuhkan setelaht terjadi letusan besar 4 November 2010b sebanyak 110 item (daftar terlampir).
  • Tanggal 12 dan 13 November 2010 melakukan pengiriman bantuan logistik dan obat-obatan ke Dinkes Kab. Klaten, Dinkes Kab. Boyolali dan RSUP dr Soeradji Tirtonegoro Klaten

V. KONDISI SAAT INI

a. Pengungsi

  • ­Jumlah pengungsi berkurang dari 434.699 orang menjadi 257.192 orang.
  • ­Jumlah dan lokasi pengungsi masih belum terdata lengkap.
  • ­Aliran listrik di sebagian besar Puskesmas dan Pos Kesehatan di Kabupaten Magelang terputus sehingga pelayanan kesehatan tidak dapat dilakukan secara maksimal.
  • ­Ketersediaan air bersih kurang.
  • ­Pada umumnya kondisi kejiwaan pengungsi dewasa mulai terlihat penurunan yaitu terlihat kelelahan, tampak tidak ada gairah serta merasa jenuh karena tidak bisa melakukan pekerjaannya sebagaimana biasanya. Begitu pula dengan pengungsi anak-anak, terlihat jenuh, merasa tak sebebas dengan biasanya, merasa tak nyaman.
  • ­Berdasarkan hasil pemantauan dari Dit. Bina Yankeswa dan RSJ Magelang menyatakan bahwa pada umumnya pengungsi dewasa terlihat kelelahan, tampak tidak ada gairah serta merasa jenuh karena tidak bisa melakukan pekerjaannya sebagaimana biasanya. Begitu pula dengan pengungsi anak-anak, terlihat jenuh, merasa tak sebebas dengan biasanya, merasa tak nyaman. Dari hasil rapid diagnostik di 22 TPS pada tanggal 1 - 13 November 2010, dari 10.647 orang terdapat kasus jiwa sebanyak 560 orang (5,26%). Kasus tertinggi yaitu insomnia 20%, disusul dengan PTSD sebesar 14,64%, Ansietas 5,36%, Depresi 4,64%, Mix Ansietas Depresii sebesar 1,79%, Psikosis 1,79%, skizofrenia 0,71%, gangguan penyesuaian 0,53% dan lain-lain 50,54%.
  • ­Berdasarkan hasil pengukuran antropometri Direktorat Bina Kesehatan Gizi Masyarakat terhadap 16 ibu hamil dan 145 anak balita dengan LiLA di Prov.D.I. Yogyakarta, menunjukkan terdapat 2 ibu hamil (12,5%) termasuk kategori risiko KEK dengan LiLA <23,5 cm dan 1 balita (0,6%) yang termasuk kategori Moderate Acute Malnutrition (MAM) atau kekurangan gizi akut tingkat sedang dengan LiLA < 12,5 cm. Selanjutnya hasil pengukuran dengan indeks BB/TB, TB/U dan BB/U menunjukkan 20,5% balita termasuk gizi kurang, 37,7% balita pendek dan 13% balita kurus.

b. Rumah Sakit

Korban yang masih dirawat inap sebanyak 576 orang dengan rincian 35 orang korban luka bakar dan 541 korban non luka bakar.

c. Pos Kesehatan
  • ­Penyakit ISPA merupakan penyakit terbanyak.
VI. RENCANA TINDAK LANJUT
  • Dit. Bina Yankeswa bekerja sama dengan RSJ Magelang, Pusat Krisis Fakultas Psikologi UI dengan BNPB sebagai penyandang dana, akan menyelenggarakan pelatihan Psychology First Aid yaitu pada tanggal 18-20 November 2010 di Yogyakarta dan Klaten serta tanggal 22-24 November 2010 di Magelang dan Semarang. pelatihan akan diikuti oleh 200 orang peserta dari 5 Rumah Sakit Jiwa (Yogyakarta, Solo, Semarang, Klaten dan Magelang
  • Akan dilakukan verifikasi klaim RS tahap kedua pada tanggal 22-24 November 2010.
  • Mempertimbangkan untuk mengevakuasi pasien yang di rawat di RS. Dr. Sardjito apabila zona aman mencapai radius 25 km (dipersiapkan Rumah Sakit Lapangan Kemenkes).
  • Menjadwalkan pelaksanaan skrining status gizi balita dan ibu hamil tahap berikutnya di lokasi pengungsian.
  • Akan dilakukan vaksinasi campak dengan 5.000 sasaran di Prov. DI Yogyakarta. Pada saat imunisasi akan diberikan hygiene kit (dari Unicef) disertai leaflet promotif-preventif.
  • Dinkes Prov. Jawa Tengah akan melaksanakan kegiatan rehabilitasi bagi pengungsi, mendirikan trauma center (psikologi) di tiap TPS serta Object Respon Imunisasi campak di TPS.
  • Mempersiapkan RS Lapangan Kemenkes dengan lokasi di RS Jiwa Magelang (Pertimbangan Keamanan). Berikut menyiapkan skenario tim yang akan bertugas mengisi RS Lapangan tersebut.
  • Tim kesehatan dari Dinkes Prov. Sulut dan Sumsel akan datang untuk membantu pelayanan kesehatan pengungsian di wilayah DIY.
  • Dit P2PL merencanakan akan melakukan Surveilans penyakit Pes di Kab. Boyolali dan penyakit Leptospirosis di Kab. Sleman.
  • 5 unit kendaraan khusus PPTM dari BBTKL-PPM Surabaya, KKP Probolinggo, KKP Banten, dinkes Prov. DIY dan Dinkes kab. Sragen akan diperbantukan untuk media penyuluhan, hiburan anak-anak, dll.
  • Dinkes Kab. Sleman melakukan relokasi sementara Puskesmas daerah radius 20 Km, diantaranya Puskesmas Turi, Puskesmas Pakem, Puskesmas Cangkringan, Puskesmas Ngamplak I, Puskesmas Ngaglik II, Puskesmas Ngemplak II dan Pustu Merdikorejo Tempel I.