Rabu, 17 November 2010
142
Perkembangan permasalahan kesehatan akibat meletusnya Gunung Merapi yang terletak di Kabupaten Magelang, Kabupaten Klaten dan Kabupaten Boyolali di Provinsi Jawa Tengah serta Kabupaten Sleman di Provinsi D.I. Yogyakarta, berdasarkan informasi dari Dinas Kesehatan Kabupaten terkait, Dinas Kesehatan Provinsi DI Yogyakarta dan PPK Regional Jawa Tengah pada tanggal 17 November 2010 sampai pukul 21.00 WIB sebagai berikut :
Perkembangan permasalahan kesehatan akibat meletusnya Gunung Merapi yang terletak di Kabupaten Magelang, Kabupaten Klaten dan Kabupaten Boyolali di Provinsi Jawa Tengah serta Kabupaten Sleman di Provinsi D.I. Yogyakarta, berdasarkan informasi dari Dinas Kesehatan Kabupaten terkait, Dinas Kesehatan Provinsi DI Yogyakarta dan PPK Regional Jawa Tengah pada tanggal 17 November 2010 sampai pukul 21.00 WIB sebagai berikut :
A. PENDAHULUAN
B. PERMASALAHAN KESEHATAN
C. UPAYA YANG TELAH DILAKUKAN
1. Operasional Posko Kesehatan
a) Posko Kementerian Kesehatan
Ruang Kabid Kesmas Dinas Kesehatan Provinsi DI Yogyakarta
Alamat : Jln. Tompeyan TR III 201
Dr. Krisnajaya, MS (Staf Ahli Menteri Kesehatan Bidang Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan Desentralisasi) sebagai Koordinator Tim Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana Letusan Gunung Merapi berdasarkan SK Menteri Kesehatan No. HK.03.01/IX/SK/1514/2010
b) Posko Utama Kesehatan
Dinas Kesehatan Provinsi DI Yogyakarta
Alamat : Jln. Tompeyan TR III 201. Telp. (0274) 563135
c) Posko Jateng (Bakorwil Kota Magelang)
Alamat : Jln. Diponegoro No. 1. Kota Magelang.
Contact Person : Dr. Djoko Mardiyanto, M. Kes (081542143980).
d) Melakukan rapat koordinasi :
2. Rapat Koordinasi dengan BNPB pada tanggal 12 November 2010 yang dilaksanakan di Posko Aju Prov. Jateng Bakorwil Kedu, Magelang dihadiri pula oleh Komisi VIII & IX DPR RI. Tanggapan dari DPR RI Komisi VIII & IX terhadap permasalahan kesehatan berdasarkan pemantauan lapangan :
3. Pelayanan Kesehatan di Pos Kesehatan
a) Memberikan pelayanan kesehatan di 505 Pos Kesehatan dengan rincian 80 pos di Provinsi DIY dan 425 pos di Provinsi Jawa Tengah. (Kab. Magelang 284 pos, Kab Boyolali 104 pos, Kab. Klaten 14 pos, Kota Magelang 20 pos, Kab. Wonosobo 2 pos dan Kab. Purworejo 1 pos).
b) Jumlah kunjungan di Pos Kesehatan dari tanggal 26 Oktober 2010 hingga 17 November 2010 sebanyak 25.730 orang (Prov. DIY 16.479 dan Prov. Jateng 9.251).
c) Melakukan upaya kesehatan reproduksi.
4. Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
a) Surveilans Penyakit Potensial KLB : ISPA, Diare, Campak dan Pes
b) Melakukan upaya pengawasan kualitas air bersih dan perbaikan sanitasi lingkungan.
c) Melakukan pemberian imunisasi dasar lengkap.
d) Bidang P2MK Dinkes Prov. DI Yogyakarta melakukan survey ke lokasi-lokasi pengungsi di DIY untuk mendeteksi dini penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). *)
e) Dinas Kesehatan Kab. Sleman melakukan inspeksi sanitasi dan intervensi kesehatan lingkungan
f) Tim Litbang bersama BBTKL sedang menganalisis dampak debu vulkanis terhadap kesehatan.
g) Tim KLB BBTKL PPM Yogyakarta melakukan: *)
Pemantauan kualitas air bersih di tempat pengungsian bencana Merapi DIY dan Jateng sejak tanggal 29 Oktober sampai 9 November 2010 dengan jumlah sampel 32 titik (Provinsi DIY : Kab. Sleman 11 titik dan Provinsi Jawa Tengah : Kab. Klaten 5 titik, Magelang 11 titik dan Boyolali 5 titik). Kesimpulan hasil pemeriksaan:
Tanggal 11 November melakukan pemantauan kualitas udara sesaat di RSUP dr. Sardjito dan di lokasi pengungsian
5. Pelayanan Kesehatan Jiwa
a) Melakukan koordinasi dengan RSJ Prof. Dr. Soeroyo, Magelang, RSJ Dr. Soejarwadi, Klaten, RSJ Amino Gondohutomo, Semarang, RSJ Surakarta, Solo, RSJ Grhasia, DIY, Ikatan Psikolog Klinis (IPK), HIMPSI, Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI), Perhimpunan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)
b) Melakukan penjaringan kasus melalui Poli Umum, kegiatan kelompok dan wawancara langsung. Kasus langsung di terapi atau dirujuk ke RSJ. Berdasarkan hasil pemantauan dari Dit. Bina Yankeswa dan RSJ Magelang menyatakan bahwa pada umumnya pengungsi dewasa terlihat kelelahan, tampak tidak ada gairah serta merasa jenuh karena tidak bisa melakukan pekerjaannya sebagaimana biasanya. Begitu pula dengan pengungsi anak-anak, terlihat jenuh, merasa tak sebebas dengan biasanya, merasa tak nyaman. Dari hasil rapid diagnostik di 22 TPS pada tanggal 1 - 13 November 2010, dari 10.647 orang terdapat kasus jiwa sebanyak 560 orang (5,26%). Kasus tertinggi yaitu insomnia 20%, disusul dengan PTSD sebesar 14,64%, Ansietas 5,36%, Depresi 4,64%, Mix Ansietas Depresii sebesar 1,79%, Psikosis 1,79%, skizofrenia 0,71%, gangguan penyesuaian 0,53% dan lain-lain 50,54%. *)
c) Membentuk trauma center di Pos Pengungsian yang dikelola oleh psikolog. *)
d) Kegiatan lain yang dilakukan adalah promosi dan edukasi mengenai kesehatan jiwa, relaksasi kelompok dan berbagai aktifitas bermain anak.
e) Bersama Perhimpunan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) melalui DR. Budi Anna Kelilat. PPNI telah melakukan :
6. Pelayanan Gizi Darurat
a) Dit. Bina Kesehatan Gizi Masyarakat telah melakukan upaya pelayanan gizi yaitu :
b) Dinas Kesehatan Kab. Sleman melakukan surveilens gizi dan penyakit bekerjasama dengan FETP UGM
7. Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit
a) Memberikan pelayanan rawat jalan dan rawat inap di Rumah Sakit terkait.
b) Pada tanggal 12-15 November 2010 telah dilakukan verifikasi tahap pertama terhadap RS yang mengajukan klaim pembayaran. Hingga saat ini, dari 14 RS yang melapor ada 6 RS yang berkasnya lengkap dan akan dibayarkan klaimnya senilai Rp. 194.285.155,-.
8. Lain-lain : melakukan identifikasi korban yang meninggal bekerja sama dengan TIM DVI.
D. MOBILISASI SUMBER DAYA KESEHATAN
1. Mobilisasi Tenaga Kesehatan :
a) Mobilisasi tenaga kesehatan dari Dinas Kesehatan Terkait :
No |
Jenis Tenaga |
Kab.Magelang |
Kab. Klaten |
Kab. Boyolali |
Kab. Sleman |
|
Dinkes Kab. Magelang |
Bantuan Luar |
|||||
1 |
Dokter Spesialis |
1 |
24 |
0 |
39 |
4 |
2 |
Dokter Umum |
63 |
96 |
61 |
118 |
72 |
3 |
Dokter Gigi |
33 |
3 |
0 |
0 |
33 |
4 |
Perawat |
148 |
314 |
183 |
230 |
177 |
5 |
Bidan |
178 |
29 |
346 |
319 |
169 |
6 |
Apoteker |
0 |
3 |
3 |
0 |
32 |
7 |
Asisten Apoteker |
1 |
0 |
39 |
12 |
|
8 |
Sanitarian |
31 |
0 |
42 |
30 |
34 |
9 |
Gizi |
31 |
0 |
35 |
28 |
39 |
10 |
Surveilans |
31 |
35 |
0 |
0 |
0 |
11 |
Driver |
31 |
0 |
0 |
0 |
48 |
12 |
Imunisasi |
33 |
0 |
0 |
0 |
0 |
13 |
Promkes |
32 |
0 |
0 |
0 |
0 |
14 |
Administrasi Umum |
30 |
0 |
0 |
0 |
0 |
15 |
Laboran/Analis |
0 |
17 |
0 |
0 |
45 |
16 |
Lain-lain |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
|
JUMLAH |
643 |
521 |
709 |
776 |
653 |
b) Badan PPSDM Kesehatan
c) Dit. Bina Yankeswa memobilisasi tenaga dari RSJ DIY, Klaten, Magelang, Solo, Semarang, Jakarta, Lawang, Bandung, Psikologi UGM, Psikiatri UGM dan Psikiatri UI.
d) Beberapa pihak lainnya terlibat dalam kegiatan pelayanan kesehatan seperti UGM, SPMAA, Empati Merapi, Hizbut Tahir, UMY, PPSMI, BRI Peduli, Mandiri Peduli, Bakrie Peduli dan Dompet Duafa (mobile), Barindo dan PM, Tagana, Salvation Army, TK Khairu Ummah, MER-C, PPMI Bantul, Senat FK UI, Yakkum, Barindo dan STIKESRS Ahmad Yani, DPD Golkar DIY, Rumah Zakat dan RS Atturot, Kedokteran UII, PKPU, Ikatan Dokter Indonesia, Ikatan Apoteker Indonesia, Ikatan Bidan Indonesia Provinsi DI Yogyakarta, Tim Medis Kementerian Hukum dan HAM dan Sinar Mas.
2. Mobilisasi Logistik Kesehatan dan Biaya Operasional:
a) Biaya Operasional Rp. 500 juta
b) Mengirimkan bantuan logistik kesehatan (obat-obatan, alat kesehatan, bahan sanitasi dan gizi) berupa :
V. KONDISI SAAT INI
a. Pengungsi
b. Rumah Sakit
Korban yang masih dirawat inap sebanyak 576 orang dengan rincian 35 orang korban luka bakar dan 541 korban non luka bakar.
c. Pos Kesehatan