Perkembangan pasca tsunami di Kab. Kep. Mentawai Prov. Sumatera Barat hingga tanggal 8 November 2010.
Perkembangan pasca tsunami di Kab. Kep. Mentawai Prov. Sumatera Barat hingga tanggal 8 November 2010.
Pada tanggal 25 Oktober 2010 pukul 21.52 WIB telah terjadi tsunami di Kabupaten Pulau Mentawai Provinsi Sumatera Barat yang terjadi pasca gempa bumi berkekuatan 7,2 SR, kedalaman 10 km dengan pusat gempa 78 km Barat Daya Pagai Selatan Kepulauan Mentawai Sumatera Barat.
SITUASI SAAT INI
1. Permasalahan Kesehatan (rincian ada pada lampiran 1)
a. Korban meninggal dunia sebanyak 448 orang.*)
b. Korban yang dirawat : *)
- Jumlah total yang dirawat inap sebanyak 175 orang ( 41 orang masih dirawat inap dan 134 orang pulang sembuh). Korban dirawat di Kab. Kep. Mentawai (Puskesmas Sikakap, Gereja, RS Lapangan TNI, dan RS Tuah Pejat), dan Kota Padang (RSUP M. Jamil).
- Jumlah korban yang dioperasi sebanyak 12 orang di RS Lapangan TNI di Kab. Kep. Mentawai.
- Jumlah korban yang dirawat jalan sebanyak 325 orang.
- Fasilitas kesehatan yang rusak yaitu 1 Puskesmas Malakopak, 1 Pustu Malakopak, 3 Polindes (Muntei Kecil, Lima Sua, dan Surat Kaban) dan 1 Kantor Desa (dijadikan Yankes) di Kecamatan Pagai Selatan.
a. Jumlah pengungsi sebanyak 8.793 orang di lapangan bola Kec. Sikakap dan tersebar di pulau-pulau. *)
b. Kegiatan kesehatan yang telah dilaksanakan.
- Melakukan kegiatan pemantauan kesehatan lingkungan dan air bersih.*)
- Melakukan kegiatan Surveilans penyakit berpotensi wabah(diare, malaria, campak) dan kegiatan surveilans lingkungan pada penduduk resiko tinggi di 7 ( tujuh ) desa. dan 4 (empat) dusun.
- Melakukan Penyemprotan dan Pencegahan Penularan Malaria di 4 (empat) desa.
- Petugas kesehatan telah melakukan Pengobatan (rawat jalan) terhadap 103 orang di Desa Surataban dan Desa Linok Sua.
- Penempatan tenaga medis dan paramedis untuk tinggal selama 3 (tiga) hari di 6 (enam) desa .
- Melakukan Imunisasi TT terhadap petugas relawan sebanyak 124 orang.
- Mendirikan 4 Pos Kesehatan di Kec. Sikakap.
- Memberikan pelayanan kesehatan di Pustu, Puskesmas dan Rumah Sakit.
3. Bantuan yang Dimobilisasi
a. Berbagai instansi telah mengirimkan bantuan tenaga kesehatan dengan jumlah total sebanyak 451 orang yang terdiri dari 17 orang fasilitator, 16 dokter spesialis, 3 Psikiater, 64 dokter umum, 4 dokter gigi, 4 DVI, 3 apoteker, 226 perawat, 1 bidan, dan 106 tenaga surveilans,4 Logistik dan 3 Gizi, tenaga kesehatan yang masih ada di lokasi bencana sebanyak 95 orang.
b. Berbagai instansi telah memberi bantuan dana operasional dan logistik yaitu sebagai berikut : (Rincian terlampir)
- Kementerian Kesehatan memberikan bantuan dana operasional sebesar Rp. 100.000.000,- dan bantuan logistik berupa obat-obatan, MP-ASI dan Oksigen Konsentrat.
- PPK Sub Regional Sumatera Barat mengirimkan bantuan logistic berupa obat-obatan, bahan habis pakai, alat perlengkapan diri, vaksin, MP ASI, Bahan untuk pengendalian vektor dan penyehatan lingkungan, kantong jenazah, tenda, oksigen konsentrat, Oksigen + Regulator dan sebagainya.
- KKP Kelas II Padang memberikan bantuan logistik untuk pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan
- Tentara Nasional Indonesia mendirikan tenda yang akan difungsikan sebagai rumah sakit lapangan di Kecamatan Sikakap.
- Bulan Sabit Merah memberikan bantuan berupa obat-obatan, alat kesehatan dan perbekalan kesehatan.
- UNICEF memberikan bantuan berupa kelambu.
I. POTENSI MASALAH KESEHATAN
1. Gambaran :
a. Pelayanan Kesehatan
Berdasarkan data penyakit di Pelayanan Kesehatan masih didominasi oleh trauma fisik seperti luka-luka, trauma tumpul dan fraktur. Karena itu perlu diwaspadai adanya infeksi akibat penanganan atau perawatan luka yang tidak tepat.
b. Alat transportasi ke lokasi masih sangat terbatas, sehingga pendistribusian tenaga kesehatan untuk kegiatan masih terkendala, antara lain :
- Surveillans Penyakit Potensi Wabah.
- Penyemprotan.
- Imunisasi
- Traumatik healing
- Kesehatan Lingkungan
- Pos Kesehatan
c. Perubahan cuaca yang tiba-tiba ekstrim, mengakibatkan kegiatan penanganan kesehatan belum optimal dapat dilakukan, terutama untuk kasus rujukan dari Sikakap ke RSUP M. Djamil Padang dan pemberangkatan tenaga kesehatan melalui helikopter.
2. Rencana Tindak Lanjut
- Kegiatan Traumatic Healing tetap dilakukan dibawah koordinasi RSJ HB Saanin Padang.*)
- Pengiriman petugas pengganti belum dapat dilaksanakan oleh karena jadwal kapal KRI tidak pasti tergantung dari kedatangan dan lamanya pembongkaran barang,akibatnya petugas yang sudah datang dari kab./kota menunggu tanpa kepastian yang mengakibatkan biaya mereka di Madang jadi bertambah.*)
- Kapal komersial jadwalnya minggu ini tidak ke Sikakap tapi ke Sipora.*)