Perkembangan permasalahan kesehatan akibat meletusnya Gunung Merapi di Provinsi Jawa Tengah dan Provinsi D.I. Yogyakarta, berdasarkan informasi dari Dinas Kesehatan Kabupaten terkait, Dinas Kesehatan Provinsi DI Yogyakarta dan PPK Regional Jawa Tengah pada tanggal 8 Desember 2010.
Perkembangan permasalahan kesehatan akibat meletusnya Gunung Merapi yang terletak di Kabupaten Magelang, Kabupaten Klaten dan Kabupaten Boyolali di Provinsi Jawa Tengah serta Kabupaten Sleman di Provinsi D.I. Yogyakarta, berdasarkan informasi dari Dinas Kesehatan Kabupaten terkait, Dinas Kesehatan Provinsi DI Yogyakarta dan PPK Regional Jawa Tengah pada tanggal 8 Desember 2010 sampai pukul 12.00 WIB sebagai berikut :
A. PENDAHULUAN
1. Pada tanggal 26 Oktober 2010 pukul 17.02 WIB Gunung Merapi meletus, yang terletak di 4 wilayah kabupaten yaitu Kabupaten Magelang, Kabupaten Klaten dan Kabupaten Boyolali di Provinsi Jawa Tengah serta Kabupaten Sleman di Provinsi DI Yogyakarta.
2. Pada tanggal 5 November 2010 pukul 01.00 - 06.00 terjadi erupsi lanjutan yang lebih besar daripada erupsi pertama dengan radius luncuran awan panas semakin jauh sehingga menimbulkan korban meninggal dan luka-luka.
3. Pada tanggal 30 November 2010 terjadi banjir lahar dingin sehingga menyebabkan kerusakan pada beberapa jembatan penghubung wilayah sebagai berikut :
- Antara Desa Klakah dengan Jrakah terputus
- Antara Dusun Bangunsari dengan Jrakah rusak, namun masih bisa dilewati.
- Antara Dusun Sepi dengan Dusun Bakalan rusak.
Sedangkan Di Kali Pabelan, ketinggian air mencapai jembatan Beli sehingga jalan menuju Pabelan ditutup sementara.
4. Hingga tanggal 4 Desember 2010 WIB Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi melaporkan bahwa status aktivitas gunung Merapi masih sudah mulai menurun, maka status aktivitas gunung Merapi ditetapkan pada tingkat SIAGA (level 3). Ancaman bahaya langsung berupa awan panas dalam skala kecil dan ancaman tidak langsung berupa lahar.
B. PERMASALAHAN KESEHATAN
1. Total korban meninggal sebanyak : 379 orang (Luka Bakar : 197 orang dan Non luka bakar : 182 orang). *)
2. Jumlah korban yang dirawat inap/luka berat kumulatif sebanyak 2.760 orang (Luka Bakar : 77 orang dan Non Luka Bakar : 2.683 orang). Korban yang masih menjalani rawat inap sebanyak 179 orang.*) (cat: data lebih sedikit dari laporan tanggal 5 November dikarenakan data tersebut, termasuk jumlah kasus luka bakar yang pulang sembuh dan meninggal)
3. Jumlah korban luka ringan/dirawat jalan kumulatif sebanyak 61.284 orang, dengan rincian : *)
No |
Provinsi |
Rawat Jalan |
Jumlah |
|
Rumah Sakit |
Pos Kesehatan |
|||
1 |
DI Yogyakarta |
2.350 |
47.765 |
50.115 |
2 |
Jawa Tengah |
1.543 |
9.626 |
11.169 |
Jumlah |
3.893 |
57.391 |
61.284 |
4. Saat ini jumlah pengungsi 21.995 jiwa yang tersebar di 112 titik pengungsian dengan rincian : *)
No |
Lokasi Pengungsian |
Pengungsi |
Jumlah Titik |
Prov. DIY |
|
|
|
1 |
Kabupaten Sleman |
13.922 |
37 |
2 |
Kabupaten Kulon Progo |
490 |
9 |
3 |
Kabupaten Bantul |
0 |
0 |
4 |
Kabupaten Gunung Kidul |
1.952 |
16 |
5 |
Kota Yogyakarta |
794 |
36 |
Sub Total Prov. DIY |
17.158 |
98 |
|
Prov. Jawa Tengah |
|
|
|
1 |
Kabupaten Magelang |
1.749 |
7 |
2 |
Kabupaten Boyolali |
34 |
1 |
3 |
Kabupaten Klaten |
3.054 |
6 |
4 |
Kota Magelang |
0 |
3 |
5 |
Kab. Temanggung |
0 |
4 |
6 |
Kab. Semarang |
0 |
3 |
Sub Total Prov. Jawa Tengah |
4.837 |
14 |
|
Jumlah |
21.995 |
112 |
5. Sarana kesehatan yang rusak sebanyak 65 unit (Prov. DIY : 17 unit dan Prov. Jateng : 48 unit), terdiri dari 23 Pustu, 31 Poskesdes, 8 Puskesmas, 2 Rumah Dinas dan 1 RS, sebagaimana tabel berikut ini. Rincian nama-nama sarana kesehatan ada pada lampiran.
No |
Lokasi |
Pustu |
Poskesdes |
Puskesmas |
Rumah Dinas |
Rumah Sakit |
Jml |
|||||||||||||||
RR |
RS |
RB |
RT |
RR |
RS |
RB |
RT |
RR |
RS |
RB |
RT |
RR |
RS |
RB |
RT |
RR |
RS |
RB |
RT |
|||
1 |
Kab. Magelang |
8 |
3 |
|
|
27 |
|
1 |
|
1 |
2 |
|
|
|
|
|
|
|
1 |
|
|
43 |
2 |
Kab. Boyolali |
|
|
|
|
3 |
|
|
|
|
|
|
|
1 |
|
|
|
|
|
|
|
4 |
3 |
Kab. Klaten |
|
|
1 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
1 |
4 |
Kab. Sleman |
1 |
|
7 |
3 |
|
|
|
|
4 |
|
1 |
|
|
|
|
1 |
|
|
|
|
17 |
Jumlah |
9 |
3 |
8 |
3 |
30 |
0 |
1 |
0 |
5 |
2 |
1 |
0 |
1 |
0 |
0 |
1 |
0 |
1 |
0 |
0 |
65 |
|
23 |
31 |
8 |
2 |
1 |
6. Kondisi kesehatan Jiwa para pengungsi berdasarkan hasil pemantauan dari Dit. Bina Yankeswa dan RSJ Magelang menyatakan bahwa pada umumnya pengungsi dewasa terlihat kelelahan, tampak tidak ada gairah serta merasa jenuh karena tidak bisa melakukan pekerjaannya sebagaimana biasanya. Begitu pula dengan pengungsi anak-anak, terlihat jenuh, merasa tak sebebas dengan biasanya, merasa tak nyaman. Dari hasil rapid diagnostik oleh RSU Sardjito, RS Grhasia, RSJ Magelang dan RSJ Klaten, didapatkan kasus jiwa sebanyak 487 jiwa (DIY : 383 orang dan Jateng : 104 orang).
7. Status gizi balita dan ibu hamil berdasarkan pemeriksaan Dit. Bina Gizi Masyakarat, Dinkes Prov. DI Yogyakarta dan Tim S1 Gizi UGM di 5 Pos pengungsian memberikan hasil sebagai berikut :
a. Terdapat 1 balita gizi kurang dari 145 balita (0,7%).
b. Terdapat 2 ibu hamil KEK dari 16 ibu hamil (12,5%)
8. Kesehatan Lingkungan berdasarkan hasil pantauan Tim KLB BBTKL PPM Yogyakarta dibantu BBTKL PPM Surabaya, yaitu sebagai berikut :
- Hasil pantauan kualitas air bersih di tempat pengungsian di Kab. Sleman, Kab. Kulonprogo, Kab. Bantul dan Kota Yogyakarta pada tanggal 29 Oktober s.d. 21 November 2010 :
a) Secara fisik kimia sebanyak 17 sampel atau 39,53% dari 43 sampel yang memenuhi syarat.
b) Secara bakteriologis sebanyak 7 sampel atau 17,95% dari 39 sampel yang memenuhi syarat.
- Hasil pantauan kualitas udara (ambien dan ruangan) tanggal 25 Oktober - 17 November :
a) Kadar PM10 masih tinggi (melebihi baku mutu) di Kab.Magelang (di daerah Candi Borobudur dan Muntilan) dan Kab. Sleman (Puskesmas Cangkringan).
b) Kadar TSP masih tinggi yaitu sampel udara yang diambil di Kab. Magelang (Candi Borobudur dan Muntilan) serta Kab. Sleman (Kec. Cangkringan, Ngaglik dan Turi).
c) Kondisi kelembaban dan pencahayaan di ruangan barak pengungsi kondusif terhadap pertumbuhan mikroorganisme. Dikhawatirkan terjadi peningkatan jumlah mikroorganisme, terutama mikroorganisme pathogen.
C. UPAYA YANG TELAH DILAKUKAN
1. Operasional Posko Kesehatan
Posko Kementerian Kesehatan
Ruang Kabid Kesmas Dinas Kesehatan Provinsi DI Yogyakarta
Alamat : Jln. Tompeyan TR III 201
Dr. Krisnajaya, MS (Staf Ahli Menteri Kesehatan Bidang Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan Desentralisasi) sebagai Koordinator Tim Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana Letusan Gunung Merapi berdasarkan SK Menteri Kesehatan No. HK.03.01/IX/SK/1514/2010
Posko Utama Kesehatan
Dinas Kesehatan Provinsi DI Yogyakarta
Alamat : Jln. Tompeyan TR III 201. Telp. (0274) 563135
Posko Jateng (Bakorwil Kota Magelang)
Alamat : Jln. Diponegoro No. 1. Kota Magelang.
Contact Person : Dr. Djoko Mardiyanto, M. Kes (081542143980).
2. Melakukan rapat koordinasi :
a. Rakor Kluster Kesehatan Jateng DIY di Dinkes Provinsi DI Yogyakarta : setiap hari pukul 14.00 s/d jam 15.30
b. Rakor di Posko BNPB di Yogyakarta : setiap hari jam 16.00 s/d jam 18.00
c. Rakor Lintas Program di Kementerian Kesehatan program yang dipimpin oleh Sekretaris Jenderal setiap 2 hari sekali untuk membahas permasalahan kesehatan dan upaya penanggulangan bencana yang harus dilakukan.
3. Pelayanan kesehatan
a. Memberikan pelayanan kesehatan di 102 Pos Kesehatan (19 di Prov. DI Yogyakarta dan 82 di Prov. Jawa Tengah), 34 Rumah Sakit (22 DIY dan 12 Jateng) serta 4 Puskesmas Rawat Inap.
b. Melakukan pelayanan kesehatan secara mobile di Hunian Sementera.
c. Melakukan upaya kesehatan reproduksi.
d. Jumlah kelompok rentan yaitu sebanyak 17.755 orang dengan rincian :
No |
Kabupaten/kota |
Bayi |
Balita |
Ibu Hamil |
Ibu Menyusui |
Lansia |
Jumlah |
1 |
Kab. Sleman |
753 |
2.256 |
107 |
|
3.787 |
6.903 |
2 |
Kab. Klaten |
7 |
135 |
6 |
19 |
261 |
428 |
3 |
Kab. Magelang |
691 |
3.901 |
345 |
|
5.198 |
10.135 |
4 |
Kab. Boyolali |
|
146 |
14 |
|
129 |
289 |
Jumlah |
1.451 |
6.438 |
472 |
19 |
9.375 |
17.755 |
4. Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan *)
a. Penyemprotan insektisida dan desinfeksi bangkai ternak tanggal 29 November 2010 s/d 08 Desember 2010. Lokasi penyemprotan adalah: Dusun Petung, Dusun Jambu, Dusun Kopeng, Dusun Pager Jurang, Dusun Kali Tengah, Dusun Cakran, dan Argo Mulyo. Pelaksana kegiatan adalah BBTKL PPM bekerja sama dengan Dinas Peternakan Kab.Sleman serta KKP Semarang, KKP Cirebon, KKP Tanjung Priok, dan KKP Cilacap.
b. Desinfeksi sumur di Desa Donokerto Kecamatan Turi pada tanggal 30 November 2010. Jumlah sumur yang di desinfeksi adalah sumur gravitasi sebanyak 24 sumur.
c. Sosialisasi pelaksanaan crass program campak di Provinsi DIY tanggal 27 November 2010. Untuk Provinsi Jateng pada tanggal 29 November 2010. Pelaksanaan Crass Program Campak akan direncanakan serentak pada tanggal 01 Desember 2010.
5. Pelayanan Kesehatan Jiwa
a. Dit. Bina Yankeswa bekerja sama dengan RSJ Magelang, Pusat Krisis Fakultas Psikologi UI dengan BNPB sebagai penyandang dana, telah menyelenggarakan pelatihan Psychology First Aid yaitu pada tanggal 18-20 November 2010 di Yogyakarta dan Klaten.
b. Melakukan koordinasi dengan RSJ Prof. Dr. Soeroyo, Magelang, RSJ Dr. Soejarwadi, Klaten, RSJ Amino Gondohutomo, Semarang, RSJ Surakarta, Solo, RSJ Grhasia, DIY, Ikatan Psikolog Klinis (IPK), HIMPSI, Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI), Perhimpunan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
c. Melakukan penjaringan kasus melalui Poli Umum, kegiatan kelompok dan wawancara langsung. Kasus langsung di terapi atau dirujuk ke RSJ.
d. Membentuk trauma center di Pos Pengungsian yang dikelola oleh psikolog.
e. Melakukan promosi dan edukasi mengenai kesehatan jiwa, relaksasi kelompok dan berbagai aktivitas bermain anak.
f. Telah menyiapkan dan melatih 200 perawat (50 perawat masing-masing di Kabupaten Sleman, Kabupaten Magelang, Kabupaten Klaten, Kabupaten Boyolali) untuk melakukan pelayanan kesehatan jiwa pada para korban baik di tempat pengungsian maupun di rumah. Kunjungan tersebut dilakukan oleh masing-masing perawat dengan didampingi oleh psikiater sebanyak 20 kali dalam jangka waktu sebulan. Direncanakan setelah selesai tugas 1 bulan kunjungan akan diteruskan pada bulan ke dua dengan melibatkan Puskesmas yang berada di wilayah para korban bencana. Selanjutnya akan di buat jadwal dan sosialisasi program tersebut.
6. Pelayanan Gizi Darurat
a. Dit. Bina Kesehatan Gizi Masyarakat telah melakukan upaya pelayanan gizi yaitu :
1) Melakukan pemantauan logistik MP-ASI serta memobilisasi 109 ton MP-ASI ke Provinsi DI Yogyakarta, Kab. Sleman, Kab. Bantul, Kab. Gunung Kidul, Kab. Magelang, Kota Magelang, Kab. Boyolali, Kab. Klaten dan Posko Utama Pakem di Sleman .
2) Mengirimkan tenaga bantuan teknis termasuk konselor menyusui untuk membantu pengawasan makanan bayi dan susu formula.
3) Skrining status gizi pada balita dan ibu hamil bekerja sama dengan Tim S1 Gizi UGM dan Dinkes Prov DI Yogyakarta di 5 pos pengungsian.
b. Dinas Kesehatan Kab. Sleman melakukan surveilens gizi dan penyakit bekerja sama dengan FETP UGM
7. Promosi Kesehatan
a. Pusat Promosi Kesehatan melakukan kegiatan sebagai berikut :
1) Melakukan need assesment :
- Berkoordinasi dengan Dinkes Prov. DI Yogyakarta, dengan hasil dibutuhkan bantuan untuk dukungan pembiayaan untuk kegiatan Talkshow TV dan TV spot di stasiun TV lokal, iklan layanan masyakarat melalui koran dan radio, poster dan leaflet untuk penanggulangan penyakit Pes dan leptospirosis.
- Berkoordinasi dengan Kepala Dinkes Kabupaten Klaten Kepala Seksi Promkes dan Koordinator Posko Bencana Merapi Kabupaten Klaten dengan hasil bahwa kesadaran masyarakat dalam memakai masker masih rendah dan bangkai ternak masih menjadi masalah di hampir seluruh Desa yang terkena dampak dari erupsi Gunung Merapi. Selain itu Dinas belum memiliki media promosi kesehatan pasca bencana. Direkomendasikan untuk melakukan penyuluhan yang lebih intensif tentang pencegahan diare dan ISPA bagi para korban Merapi.
- Meninjau ke lokasi pengungsi dengan hasil bahwa belum banyak kegiatan yang diperuntukkan untuk pengungsi usia remaja dan lansia, belum ada Media promosi kesehatan di area pengungsian serta masih kurangnya ketersediaan air bersih dan kebersihan sarana walaupun kuantitas sarana sanitasi dasar sudah memadai.
2) Menyerahkan bantuan spanduk promosi kesehatan (3 pesan pasca bencana Merapi) ke Dinkes Kab. Klaten.
3) Melakukan kegiatan penyuluhan dan sosialisasi di lokasi pengungsian tentang PHBS yaitu perilaku hidup sehat ketika berada di pengungsian serta ha-hal yang harus dilakukan setelah pulang ke rumah. Metodenya yaitu dengan ceramah, diskusi, kuis, memutar film dan spot kesehatan, memasang spanduk promosi kesehatan serta membagikan komik-komik kepada anak-anak pengungsi. Media promosi kesehatan dan alat pendukungnya yaitu 60 spanduk, 400 komik (4 judul), 80 google, 92 selimut, 80 tikar, 100 kain sarung, 56 handuk, 75 pulpen, 50 kertas gambar, 38 krayon, 8 payung dan 64 lembar bodrex.
b. Dinas Kesehatan Provinsi D.I. Yogyakarta telah mendistribusikan media promosi kesehatan yaitu sebagai berikut :
- Leaflet pesan kesehatan pasca bencana sebanyak 2.000 lembar.
- Spanduk berisi pesan tentang gotong royong dan kegiatan bersih-bersih sebanyak 25 buah.
- Poster tentang gotong royong dan bersih-bersih
- Iklan Layanan Masyarakat berupa dialog TV bekerja sama dengan Metro TV.
- Radio spot di RRI Stasiun Yogyakarta.
- Penayangan TV spot pasca bencana di Metro TV dan TV One bekerja sama dengan media grup.
8. Mobilisasi Tenaga Kesehatan dari Dinas Kesehatan terkait :
No |
Jenis Tenaga |
Kab.Magelang |
Kab. Klaten |
Kab. Boyolali |
Kab. Sleman |
|
Dinkes Kab. Magelang |
Bantuan Luar |
|||||
1 |
Dokter Spesialis |
1 |
24 |
0 |
39 |
4 |
2 |
Dokter Umum |
63 |
96 |
61 |
118 |
72 |
3 |
Dokter Gigi |
33 |
3 |
0 |
0 |
33 |
4 |
Perawat |
148 |
314 |
183 |
230 |
177 |
5 |
Bidan |
178 |
29 |
346 |
319 |
169 |
6 |
Apoteker |
0 |
3 |
3 |
0 |
32 |
7 |
Asisten Apoteker |
1 |
0 |
39 |
12 |
|
8 |
Sanitarian |
31 |
0 |
42 |
30 |
34 |
9 |
Gizi |
31 |
0 |
35 |
28 |
39 |
10 |
Surveilans |
31 |
35 |
0 |
0 |
0 |
11 |
Driver |
31 |
0 |
0 |
0 |
48 |
12 |
Imunisasi |
33 |
0 |
0 |
0 |
0 |
13 |
Promkes |
32 |
0 |
0 |
0 |
0 |
14 |
Administrasi Umum |
30 |
0 |
0 |
0 |
0 |
15 |
Laboran/Analis |
0 |
17 |
0 |
0 |
45 |
16 |
Lain-lain |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
|
JUMLAH |
643 |
521 |
709 |
776 |
653 |
9. Mobilisasi Logistik Kesehatan dan Biaya Operasional:
Ø Jumlah total biaya yang telah diberikan yaitu Rp 3.010.623.578,- dengan rincian :
- Biaya Operasional Rp. 501.250.000,-
- Penggantian klaim biaya pengobatan perawatan 31 Rumah Sakit, 7 Puskesmas dan 1 Balai Pengobatan yaitu sebesar Rp. 2.509.373.578,- .