WASPADA FLU BABI

318

WASPADA FLU BABI

Sejak tanggal 25 April 2009 dilaporkan terjadi peningkatan kasus flu babi atau swine flu yang cukup signifikan di Meksiko dan Amerika Serikat.

Sejak tanggal 25 April 2009 dilaporkan terjadi peningkatan kasus flu babi atau swine flu yang cukup signifikan di Meksiko dan Amerika Serikat. Hingga tanggal 5 Mei 2009 pukul 16.00 GMT, tercatat 1.490 kasus positif dari 21 negara dengan total kematian 30 orang (sumber data : WHO). Kasus tertinggi terdapat di Meksiko yaitu 822 orang, 29 di antaranya meninggal dunia. Sedangkan di Amerika dilaporkan sebanyak 403 orang dan 1 di antaranya meninggal dunia. Kasus lainnya tersebar di beberapa negara tanpa adanya kasus kematian, yaitu Austria (1), Kanada (140), Hong Kong (1), Kolombia (1), Costa Rica (1), Denmark (1), El Salvador (2), Perancis (4), Jerman (9), Irlandia (1), Israel (4), Itali (5), Belanda (1), Selandia Baru (6), Portugis (1), Republik Korea (2), Spanyol (57), Swiss (1) dan Inggris (27).

Flu babi atau swine flu merupakan penyakit infeksi pernafasan pada babi yang disebabkan oleh virus influenza tipe A H1N1. Dalam kondisi normal, virus tersebut tidak menginfeksi manusia. Namun saat ini virus tersebut telah bermutasi sehingga dapat menginfeksi manusia.

Kendati belum ada satu pun kasus di Indonesia, namun masyarakat mulai resah karena tidak tertutup kemungkinan terjadinya penyebaran penyakit tersebut ke negara lain termasuk Indonesia. Untuk itu kita perlu mengenal penyakit ini lebih dalam dan mengetahui langkah-langkah sektor kesehatan dalam mengantisipasi masuknya virus tersebut ke negeri kita ini.

Flu babi menular dari manusia ke babi atau sebaliknya dan dapat pula menular antar manusia. Cara penularannya melalui udara (dari batuk atau bersin orang yang terinfeksi) atau bila kita menyentuh sesuatu di mana terdapat virus tersebut lalu menyentuh mulut atau hidung kita. Masa inkubasi antara 3 hingga 5 hari.

Gejala penyakit ini mirip dengan penyakit influenza lainnya yaitu demam, batuk, sakit kepala, pilek, nafas cepat atau sesak nafas, nyeri otot dan persendian serta nyeri tenggorokan. Kadang-kadang disertai mual, muntah dan diare.

Sebagaimana yang dijelaskan oleh Menteri Kesehatan Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp.JP(K), pemerintah Indonesia sudah melakukan berbagai upaya untuk mengantisipasi kejadian luar biasa influenza, terutama sejak tahun 2005 yaitu sejak merebaknya penyakit flu burung di Indonesia. Berbagai fasilitas pendukung termasuk Puskesmas, rumah sakit rujukan dan laboratorium pemeriksaan telah disiapkan. Selain itu juga sudah dibentuk jaringan surveilans penyakit influenza, jejaring komunikasi antar pihak terkait serta memberikan pelatihan kepada petugas kesehatan dan relawan. Sedangkan untuk meningkatkan kapasitas dan kemampuan masyarakat, pemerintah serta lintas sektor terkait, juga telah diadakan 2 kali simulasi penanggulangan pandemi influenza yaitu di Denpasar dan Makassar. Untuk mengantisipasi agar penyakit mematikan tersebut tidak masuk ke Indonesia, telah dipasang 10 thermal scanner untuk mendeteksi suhu badan di terminal kedatangan bandara internasional dan sarana karantina di bandara.

Dalam hal pengobatan, Menkes memastikan bahwa pemerintah masih memiliki cukup stok obat antivirus Oseltamivir/Tamiflu yang efektif untuk pengobatan flu burung dan flu babi.

Untuk mencegah penularan penyakit tersebut, masyarakat dihimbau untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat seperti menutup hidung dan mulut jika bersin atau batuk, tidak meludah di sembarang tempat, mencuci tangan setelah kontak dengan binatang, menutup hidung dan mulut apabila bersin dan segera memeriksakan kesehatan apabila mengalami gejala flu.

Selain itu, bagi penderita flu agar menggunakan masker supaya tidak menularkan pada orang lain. Bagi masyarakat yang telah melakukan perjalanan ke negara yang terjangkit flu babi, disarankan untuk memeriksakan kesehatannya ke fasilitas kesehatan terdekat apabila mengalami gejala-gejala flu seperti demam, batuk, pilek dan sesak nafas.

(dirangkum dari berbagai sumber : WHO, CDC, dan Puskom Publik Depkes)