Waspada Longsor Setelah Hujan Deras Mengguyur

561

Waspada Longsor Setelah Hujan Deras Mengguyur

Bencana hidrometeorologi yang sangat dipengaruhi faktor cuaca semakin kerap terjadi di Indonesia seperti banji, tanah longsor, banjir bandang maupun angin puting beliung. Frekuensi kejadian bencana yang cenderung meningkat ini tentu mengharuskan banyak pihak lebih waspada. Belum lekang diingatan kita warga di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat tepatnya di Kecamatan Cimanggung, tak kurang 40 orang meninggal dan ribuan orang mengungsi akibat longsor.

Selain Kabupaten Sumedang, baru-baru ini musibah tanah longsor juga melanda warga di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. Sampai dengan tanggal 17 Februari 2021 tercatat ada 12 korban tewas, dan 7 orang lagi masih dinyatakan hilang, sekitar 160 masih mengungsi.

Pada dua kejadian dua wilayah ini terdapat beberapa kesamaan dimana kedua daerah tersebut merupakan zona merah yang rawan longsor dan terjadi hujan dengan intensitas tinggi sebelum terjadi longsor. Dilansir dari detikcom penyebab longsor di Sumedang karena wilayah tersebut bekas tambang batu dan batuan vulkanik muda, maka lapisan tanah dan batuan ini cukup rentan. Kuat dugaan selain hujan dengan intensitas tinggi, telah terjadi pelanggaran tata ruang saat pembangunan perumahan lokasi terjadinya longsor.

Di Kabupaten Nganjuk retakan tanah pada lokasi longsor telah terditeksi beberapa tahun lalu, peringatan telah dikeluarkan BPBD Kabupaten Nganjuk kepada warga. Sebelum kejadian longsor alat early warning system (EWS) di sekitar lokasi, hanya saja saat kejadian alat tersebut tidak berfungsi sebagaimana semestinya.

Mitigasi bancana longsor menjadi prioritas terutama pada wilayah dengan potensi bencana longsor yang tinggi. Jika diperlukan wilayah dengan kemiringan hingga 90 drajat dapat dipertimbangakn untuk direlokasi. Kesalahan tata ruang dan pengalih fungsi lahan serapan air menjadi pemicu longsor saat hujan deras mengguyur wilayah tersebut.

 

Sumber : BNPB, Laporan Pemantauan Pusat Krisis Kesehatan,detikcom, kompas,