Sebagai tuan rumah dari Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di bidang kesehatan, pemerintah terus melakukan persiapan demi persiapan agar terselenggaranya acara tersebut dapat berjalan dengan lancar, aman dan sehat. Acara yang digelar setiap satu tahun sekali ini direncanakan akan diselenggarakan pada bulan oktober mendatang di Bali.
Dalam keterangannya kepada pers, Budi Gunadi Sadikin selaku Menteri Kesehatan Republik Indonesia menyampaikan bahwa saat ini berbagai persiapan kesehatan terus dimatangkan untuk memberikan rasa aman kepada para peserta G20.
Berikut ini adalah 4 persiapan bidang kesehatan untuk menyambut kegiatan KTT G20, diantaranya adalah:
-
Protokol Kesehatan
Kemenkes telah menyiapkan satu dokumen protokol kesehatan yang nantinya digunakan sebagai pedoman bagi para delegasi KTT G20.
-
Surveilans
Seiring munculnya Subvarian BA.4 dan BA.5 di Indonesia, Kemenkes telah melakukan penguatan surveilans guna mencegah kenaikan kasus COVID-19. Penguatan tersebut dilakukan dengan memperkuat 3T, pemeriksaan antigen kepada setiap delegasi serta menyiapkan infrastruktur surveilans berupa alat mesin Whole Genome Sequencing (WGS) di Universitas Udayana, Bali untuk mempercepat pemeriksaan sampel.
-
Vaksinasi
Menkes menyebutkan cakupan vaksinasi COVID-19 di Bali saat ini sudah sangat baik. Namun demikian, upaya meningkatkan laju vaksinasi masih diperlukan untuk memperkuat kekebalan tubuh di masyarakat.
-
Sistem Perawatan
Sebanyak 5 Rumah Sakit telah disiapkan untuk rujukan pelayanan kesehatan KTT G20 diantaranya RSUP Sanglah, RSUD Bali Mandara, RS Siloam, RS BIMC Nusa Dua, dan RS Universitas Udayana. Selain rumah sakit rujukan, juga disiapkan fasilitas kesehatan di setiap hotel yang dijadikan lokasi pertemuan G20.
Dengan adanya 4 persiapan bidang kesehatan untuk menyambut kegiatan KTT G20, diharapkan mampu memberikan rasa aman dan sehat, tidak hanya bagi seluruh peserta konferensi, namun juga kepada seluruh masyarakat Indonesia.
Tetap terapkan protokol kesehatan dan bersegera dalam mengikuti program vaksinasi baik dosis primer maupun booster, agar meminimalisir peluang hospitalisasi, kesakitan, hingga kematian akibat COVID-19.