Negara Kesatuan Republik Indonesia sering mengalami bencana, baik bencana alam (natural disaster) maupun bencana karena ulah manusia (manmade disaster). Kejadian bencana biasanya diikuti dengan timbulnya korban jiwa maupun kerugian harta benda. Adanya korban jiwa dapat menimbulkan kerawanan status kesehatan pada masyarakat yang terkena bencana dan masyarakat yang berada di sekitar daerah bencana. Hal ini berlaku pula terhadap bencana yang diakibatkan oleh letusan gunung api.
Berdasarkan pengalaman di Indonesia, permasalahan yang kerap timbul dalam penanggulangan bencana di lapangan adalah masalah diskoordinasi, keterlambatan transportasi dan distribusi, serta ketidaksiapan lokal dalam pemenuhan sarana dan prasarana. Oleh karena itu diperlukan adanya penguatan upaya kesehatan pada setiap tahap kejadian bencana dalam rangka pengurangan dampak risiko bencana.
Kita ketahui bersama bahwa pada periode April hingga Juli tahun 2006, Gunung Merapi telah menunjukan peningkatan aktivitas yang signifikan, sehingga perlu dilakukan langkah-langkah penanggulangan. Jajaran kesehatan mulai dari tingkat Puskesmas, Dinas Kesehatan Kabupaten, Dinas Kesehatan Provinsi, Rumah Sakit hingga Departemen Kesehatan turut secara aktif melakukan upaya-upaya penanggulangan krisis kesehatan yang terjadi secara terpadu bersama-sama dengan sektor terkait. Upaya-upaya pokok yang telah dilakukan diantaranya penanganan korban massal, pelayanan kesehatan dasar di pengungsian, pengawasan dan pengendalian penyakit, air bersih dan sanitasi, penanganan gizi darurat, penanganan kesehatan jiwa serta pengelolaan logistik dan perbekalan kesehatan.
Anda dapat mengunduh Buku Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Letusan Gunung Merapi Tahun 2006 disini.