Dampak Perubahan iklim saat ini sudah semakin terasa, hal tersebut di tandai dengan adanya Cuaca Ekstream dan fenomena La Nina atau musim kemarau basah. Hal ini membuat sejumlah wilayah di indonesia yang seharusnya mengalami musim kemarau namun masih di landa hujan deras yang sulit di prediksikan. Fenomena alam ini cukup memberikan dampak perubahan musim di indonesia, Bulan April hingga September harusnya masuk musim kemarau namun karena fenomena ini pada musim kemarau beberapa wilayah di indonesia di landa hujan lebat. Hal ini juga berpotensi menimbulkan bencana alam seperi banjir dan tanah longsor.
Banyak peneliti yang mulai mengamati fenomena alam ini, peneliti yang menggunakan pengamatan lebih canggih adalah sirkulasi gelombang MJO (Madden Julian Oscillation) dengan delapan fase penjalaran. Gelombang MJO ini dapat dikenali dari pembentukan awan-awan konvektif yang berkumpul secara massif (super cloud cluster). Dalam penelitian tersebut bisa terlihat gelombang pertama kali terbentu di atas pantai timur Afrika, hingga masuk menuju timur Samudera Hindia yang melewati Maritim Indonesia. dan hal ini yang menjadi pemicu turun nya hujan deras saat musim kemarau.
Fenomena kemarau basah membuat Hujan deras sulit di prediksi dan bisa datang kapan saja. hal ini tentu perlu di waspadai oleh masyarakat terutama masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana banjir an tanah longsor, karena intensitas hujan yang tinggi dapat memicu terjadinya banjir, tanah longsor, angin kencang hingga resiko pohon tumbang
http://blog.act.id/2016-kemarau-basah-penyebab-hujan-terus-menerus/