Gempa bumi dengan kekuatan 7,6 SR terjadi di Provinsi Sumatera Barat pada hari Rabu (30/9) pukul 17.16 WIB dengan MMI III - VII. Wilayah yang paling parah terkena dampak gempa yaitu Kota Padang, Kota Pariaman, Kab. Padang Pariaman, Kab. Pesisir Selatan, Kab. Pasaman Barat, Kab. Agam, Kab. Solok dan Kota Solok.Berdasarkan informasi yang dikumpulkan PPK Depkes hingga hari Kamis (1/10) pukul 13.00, jumlah korban akibat gempa bumi mencapai 405 orang.
Gempa bumi dengan kekuatan 7,6 SR terjadi di Provinsi Sumatera Barat pada hari Rabu (30/9) pukul 17.16 WIB dengan MMI III - VII. Wilayah yang paling parah terkena dampak gempa yaitu Kota Padang, Kota Pariaman, Kab. Padang Pariaman, Kab. Pesisir Selatan, Kab. Pasaman Barat, Kab. Agam, Kab. Solok dan Kota Solok. Gempa bumi tersebut juga dirasakan dengan intensitas lebih rendah di 5 provinsi lainnya yaitu Prov. Sumatera Utara (Tapanuli Selatan, Sibolga dan Gunung Sitoli), Prov. Riau (Pekan Baru dan Duri), Prov. Bengkulu (Bengkulu dan Kab. Muko-Muko), Prov. Lampung ( Liwa) dan Prov. DKI Jakarta.
Berdasarkan informasi yang dikumpulkan PPK Depkes hingga hari Kamis (1/10) pukul 13.00, jumlah korban akibat gempa bumi mencapai 405 orang. Rinciannya yaitu korban meninggal dunia sebanyak 119 orang (41 orang di Kota Padang, 14 orang di Kota Pariaman, 62 orang di Kab. Padang Pariaman dan 2 orang di Kota Solok), korban luka berat sebanyak 278 orang (150 orang di Kota Pariaman, 90 orang di Kota Padang, 34 orang di Kab. Agam, 3 orang di Kota Bukit Tinggi dan 1 orang di Kab. Solok) serta korban luka ringan sebanyak 8 orang di Kota Padang Panjang.
Tidak hanya korban meninggal dan luka-luka, kejadian tersebut juga menyebabkan kerusakan salah satu rumah sakit rujukan yaitu RSUD Dr. Djamil Padang di mana sebagian bangunannya roboh. Selain itu sebanyak 58 unit rumah mengalami kerusakan dengan rincian 32 unit di Kota Padang (12 unit hancur dan 20 unit rusak berat) serta 26 unit rusak berat di Kab. Tanah Datar.
Untuk membantu penanggulangan permasalahan kesehatan yang ada, Departemen Kesehatan telah mengirimkan 3 orang petugasnya untuk melakukan assesment. Selain itu Depkes juga mengirimkan bantuan dana operasional sebesar Rp 200 juta serta 1,5 ton obat-obatan, 200 buah kantong mayat dan 5 ton MP-ASI.
Bantuan logistik dan tenaga juga didapat dari jajaran kesehatan maupun sektor terkait lainnya. Dalam rangka mem-back up pelayanan kesehatan bagi para korban, PPK Sub Regional Sumatera Barat dan TNI telah siap untuk mendirikan RS Lapangan. PPK Regional Sumatera Utara, PPK Regional Sumatera Selatan, PPK Regional DKI Jakarta (RSCM, RSUD Pasar Rebo, RS Budhi Asih dan Dinkes Prov. DKI Jakarta), PPK Regional Sulawesi Selatan, Dinkes Prov. Jambi, Dinkes Prov. Bengkulu, RS Fatmawati Jakarta, TNI, RS Kartini Bekasi, BSMI serta Medical Emergency Rescue Committee juga telah memobilisasi tenaga kesehatan ke lokasi bencana. Jumlah total tenaga kesehatan tersebut sebanyak 193 orang, terdiri dari 75 tenaga medis, 60 tenaga paramedis, 5 tenaga kesehatan masyarakat serta 53 tenaga lainnya.
Sedangkan untuk bantuan logistik rinciannya sebagai berikut :
- PPK Regional Sumatera Utara mengirimkan 1 paket obat, 100 buah kantong mayat, 30 dus MP-ASI, 10 kotak masker, 3 buah oksigen, 10 buah spanduk dengan menggunakan 3 unit ambulans dan 1 unit mobil operasional.
- PPK Regional Sumatera Selatan mengirimkan obat-obatan, 60 dus MP-ASI, 20 buah kantong mayat dengan menggunakan 1 unit ambulans, 1 unit mobil klinik dan 2 unit mobil operasional.
- Dinkes Prov. Bengkulu membawa bantuan obat-obatan dengan menggunakan 3unit ambulans
- TNI mengirimkan bantuan tenda, obat dan alat kesehatan.
Hingga saat ini pemantauan perkembangan permasalahan kesehatan terus dilakukan oleh seluruh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang terkena bencana, PPK Sub Regional Sumatera Barat, PPK Regional Sumatera Utara dan Pusat Penanggulangan Krisis Depkes.