Indonesia merupakan Negara yang memiliki tingkat kerawanan bencana cukup tinggi di banding negara lainnya. berbagai ancaman bencana alam terdapat di Indonesia, Hal tersebut terjadi karena Secara Geografi letak Indonesia berada di Tiga Lempeng tektonik utama dunia sehingga sangat rentan terjadi bencana gempa bumi dan gunung meletus. Diantara wilayah Indonesia yang paling rawan terjadinya gempa adalah wilayah pantai barat Pulau Sumatera. Kondisi geologis wilayah pantai barat Sumatera yang merupakan zona pertemuan Lempeng Eurasia dan Lempeng Indo-Australia menyebabkan wilayah tersebut paling sering mengalami gempa bumi dibandingkan wilayah lainnya di Indonesia. Aceh, Sumatera Barat, dan Bengkulu merupakan daerah-daerah yang paling sering dilanda gempa.
Selain itu, Indonesia juga merupakan Negara yang memiliki Keberagaman budaya, walaupun saat ini Modernisasi terus bermunculan nyatanya tidak bisa menghilangkan nilai nilai tradisional yang masih tetap di pegang teguh oleh masyarakat. Diantara nilai-nilai tersebut adalah sebuah kearifan lokal yang dimiliki masyarakat dalam menghadapi dan menanggulangi bencana. sebab peran masyarakat dan kearifan lokal sangat penting dalam mengantisipasi dan penanggulangan bencana.
Di beberapa derah indonesia, ada peran Kearifan lokal dalam mengantisipasi terjadinya bencana, Smong merupakan sebuah contoh kearifan lokal yang dimiliki masyarakat Indonesia dalam mengantisipasi terjadinya bencana alam. Smong merupakan sebuah bait-bait dalam permainan tradisional anak-anak di Pulau Simeuleu (Nanggroe Aceh Darussalam) yang secara tidak langsung menceritakan mengenai bencana tsunami yang pernah berlangsung dulu. Dalam Smong dijelaskan dalam bait , bila terjadi guncangan dan di ikuti oleh surutnya air laut maka, di haruskan untuk mencari ke tempat yang lebih tinggi, sebab itu merupakan pertanda akan terjadinya bencana tsunami. Oleh sebab itu kearifan lokal memiliki peranan penting bagi masyarakat dalam mengnatisipasi bencana, dan juga pasca terjadinya bencana
Sumber : http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/ditsejarah/2016/07/01/bersahabat-dengan-bencana/