Kupang, 17 April 2021
Badai siklon tropis seroja yang terjadi di Nusa Tenggara Timur telah mengakibatkan bencana di 12 kabupaten/kota. Untuk membantu pemulihan kesehatan korban perlu mengaktifkan kembali Puskesmas di wilayah terdampak.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTT, dr. Messerassi B. V. Ataupah mengatakan wilayah dengan korban yang banyak ada di Adonara Kabupaten Flores Timur.
“Kabupaten Flores Timur di Adonara yang banyak korban, mohon bantuan vaksinasi, sanitasi higenis,” katanya.
Hingga saat ini tim dari Kementerian Kesehatan masih proses pemulihan kesehatan korban bencana di 12 kabupaten/kota antara lain Kota Kupang, Kabupaten Kupang, Kabupaten Timur Tengah Selatan, Kabupaten Timur Tengah Utara, Kabupaten Belu, Kabupaten Malaka, Kabupaten Flores Timur, Kabupaten Sikka, Kabupaten Lembata, Kabupaten Alor, dan Kabupaten Rotendao.
Kemenkes membentuk 6 tim untuk pemulihan kesehatan korban bencana di 12 kabupaten/kota. Tim Kemenkes yang dipimpin oleh Anang Subur, SKM, MPH meninjau lokasi terdampak.
Langkah awal pada kunjungan ke lokasi bencana di Timur Tengah Selatan, Timur Tengah Utara, Kota Kupang, Kabupaten Kupang, didapat informasi bahwa keadaan cuaca yang menimbulkan bencana ini belum pernah terjadi. Akibatnya banyak rumah warga menjadi terdampak termasuk tempat tinggal tenaga kesehatan.
Puskesmas harus segera diaktifkan mengingat banyak nya warga terdampak yang membutuhkan penanganan.
Di Kabupaten Timur Tengah Selatan pelayanan kesehatan di Puskesmas dan rumah sakit tetap berjalan, tidak ditemukan rumah sakit yang rusak namun ada 1 dari 36 Puskesmas mengalami rusak ringan. Diperlukan obat-obatan dan vitamin pasca bencana, dan diperlukan test antigen COVID-19 untuk melakukan testing, tracing, dan treatment.
Begitu pun di Kabupaten Timur Tengah Utara pelayanan kesehatan baik di Puskesmas maupun rumah sakit tetap berjalan dan tidak ditemukan rumah sakit atau puskesmas yang rusak. Tetapi ada 1 unit mobil Kesehatan Lingkungan terkena pohon tumbang. Di kabupaten tersebut perlu adanya peningkatan kapasitas SDM kesehatan di masing-masing sub klaster penanganan bencana, perlu adanya monitoring dan evaluasi, dan memerlukan obat-obatan pada masa pemulihan bencana, terutama obat ISPA dan Dermatitis.
Kota Kupang membutuhkan perbaikan infrastruktur untuk Puskesmas dan rumah sakit yang terdampak. Terdapat 11 Puskesmas di kota kupang dan setiap Puskesmas alami kerusakan ringan. Namun setelah dilakukan pembersihan semua Puskesmas dapat melakukan pelayanan 2 hari pasca bencana.
Sedangkan untuk rumah sakit, terdapat 3 dari 13 rumah sakit yang terdampak namun masih dapat melakukan pelayanan walaupun terbatas.
Di Kabupaten Kupan, dari 27 unit Puskesmas ada 9 Puskesmas yang jadi terdampak bencana. Terdapat 12 korban jiwa dan 3 oranh hilang. Dibutuhkan obat-obatan pasca bencana, bidan kit dan APD.
Bagi daerah yang terisolir membutuhkan lampu solar cell 29 item untuk Puskesmas Pembantu dan Puskesmas, serta emergency kit sebanyak 6 buah. Perlunya trauma healing untuk masyarakat terdampak sehingga dibutuhkan tenaga psikologi.
Keempat lokasi tersebut masyarakat bersama pemerintah, TNI-Polri masih terfokus untuk perbaikan dan pembersihan rumah, serta akses jalan dan perkantoran.
Dinas Kesehatan telah membentuk posko-posko pelayanan, melakukan pencatatan dan pelaporan sampai dengan tindakan menjemput pasien yang dilakukan bersama TNI-POLRI di lokasi-lokasi terdampak.
Sementara itu Kementerian Kesehatan RI telah mengirimkan bantuan berupa obat dan bahan medis habis pakai seberat 2,3 ton (279 dus). Bantuan tersebut diterima langsung oleh Dinas Kesehatan Provinsi NTT.
Sumber: sehatnegeriku