Krisis Kesehatan akibat Banjir di Kabupaten Belu

1,685

Krisis Kesehatan akibat Banjir di Kabupaten Belu

Bencana banjir di Kab. Belu NTT terus meluas dan merendam 17 desa. Ketinggian air mencapai 150 meter akibat luapan Sungai Benenain. Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Kab. Belu, tidak ada korban jiwa akibat bencana ini walaupun 1 rumah penduduk dilaporkan hanyut. Banjir yang terjadi sejak tanggal 16 Maret 2007 hingga saat ini ketinggian air masih belum surut.

Banjir juga merendam 1 puskesmas, 1 pustu dan 10 polindes di Kecamatan Malaka Barat sedangkan di Kecamatan Malaka Tengah dilaporkan 1 pustu dan 5 polindes juga terendam banjir.

Untuk mengatasi masalah kesehatan yang timbul pasca banjir, Dinkes Kab. Belu mendirikan pos kesehatan di lokasi bencana. Selain itu, menyiagakan 3 Puskesmas yaitu Puskesmas Besikama, Betun dan Weliman. Jumlah pasien yang datang berobat di pos pelayanan kesehatan sebanyak 328 orang dan lima penyakit terbanyak yang ditemukan adalah ISPA (45,43%), myalgia (13,11%), penyakit kulit alergi (11,89%), penyakit kulit infeksi (11,28%) dan gastritis (5,49%). Hasil pendataan terhadap 4.612 balita di lokasi bencana ditemukan 52,12% di antaranya mengalami gizi kurang dan 8,78% gizi buruk. Dampak dari banjir mengakibatkan sebagian lahan pertanian di wilayah Kecamatan Malaka Barat dan Malaka Tengah mengalami gagal panen sehingga berpotensi menimbulkan kerawanan pangan yang akan berdampak pada menurunnya status gizi masyarakat di lokasi yang terkena banjir.

Pemerintah daerah setempat juga telah mendistribusikan Saringan Pasir Lambat (SPL) sebanyak 500 unit kepada masyarakat untuk mengatasi ketersediaan air bersih. Selain itu juga dilakukan kaporisasi sarana air bersih yang diduga tercemar dan pembagian Makanan Pengganti ASI (MP ASI) oleh Dinkes Kabupaten Belu.