CATATAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN ERUPSI GUNUNG MERAPI, GUNUNG KELUD DAN GUNUNG SINABUNG
Indonesia memiliki 500 gunung api, 127 gunung diantaranya masih aktif, tersebar di Pulau Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, dan Kepulauan Maluku. Dari sekian banyak gunung yang ada, dua diantaranya tercatat dalam sejarah dunia sebagai gunung api yang memiliki letusan terbesar sepanjang masa, yaitu Gunung Tambora (3.960 m) pada tanggal 5 April 1815 di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, dan Gunung Krakatau (2.660 m) di Selat Sunda pada tanggal 26 Agustus 1883. Pertama, letusan gunung Tambora yang demikian dahsyat telah memuntahkan material batu-batuan serta abu ke angkasa dan ,menurut para ahli, menyebabkan ketinggian gunung itu menyusut dari tiga belas ribu kaki (3.960 m) menjadi sembilan ribu kaki (2.740 m), serta mengakibatkan 80.000 orang tewas dengan 12.000 orang diantaranya mati seketika selama letusan. Awan letusan gunung yang sangat besar juga telah menyebabkan turunnya temperatur bumi sehingga mempengaruhi iklim dunia dan menimbulkan kekeringan di Eropa dan Amerika. Kedua, letusan Gunung Krakatau (terletak di Selat Sunda) pada tanggal 26 Agustus 1883. Abu Krakatau membumbung setinggi lima puluh mil (80 km) ke udara dan mengelilingi bumi. Letusan Krakatau mengakibatkan tsunami raksasa dengan ketinggian 100-120 kaki (30-36 m), mengakibatkan dampak kerusakan hingga Tanjung Horn di Amerika Selatan. Korban meninggal akibat letusannya mencapai lebih 36.417 orang. (Sumber : 100 Bencana Terbesar Sepanjang Sejarah, Stephen J Spignesi, Kumpulan Bencana Indonesia, Gramedia 2010).
Beberapa tahun yang lalu, antara periode tahun 2010 -2014, terdapat tiga gunung lainnya yang mengalami erupsi dan mengakibatkan dampak yang luas terhadap lingkungan dan kehidupan masyarakat.
Di tahun 2010, terdapat letusan Gunung Merapi yang berada di Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Merapi merupakan gunung api teraktif di Indonesia. Kemudian Gunung Sinabung di Provinsi Sumatera Utara tahun 2013 yang hingga kini masih berstatus Awas IV dan sesekali masih memuntahkan awan panas dan menyisakan sejumlah permasalahan yang belum selesai. Di awal tahun 2014, tepatnya 14 Februari, Gunung Kelud di Provinsi Jawa Timur juga tercatat dalam buku bencana dengan mengeluarkan energi yang cukup besar. Meskipun jumlah korban dan dampaknya tidak sebesar akibat yang ditimbulkan Gunung Tambora dan Krakatau, namun ketiganya masih menyisakan trauma bagi masyarakat yang hidup di sekitarnya.
Dampak bencana kebumian seperti letusan gunung api dan gempa bumi bukan sesuatu yang baru bagi Indonesia. Dengan melihat kondisi alamnya, semestinya, pemerintah dan masyarakat bisa melakukan langkah antisipasi dan mitigasi untuk mengurangi kerusakan yang ditimbulkan karena letusan gunung merupakan bencana yang dapat diprediksi kejadiannya.
Keberadaan gunung sangat kental dengan budaya masyarakat setempat yang bermukim di sekitar gunung tersebut, dan karenanya permasalahan yang muncul akibat letusan Gunung Merapi, Sinabung dan Kelud, berbeda satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu, Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan, Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan mendokumentasikan berbagai upaya yang sudah dilakukan dan permasalahan dihadapi, baik oleh Dinas Kesehatan provinsi dan kabupaten/ kota maupun masyarakat dalam buku yang diberi judul Krisis Kesehatan Tiga Gunung Api (Catatan Penanggulangan Krisis Kesehatan Erupsi Gunung Merapi, Gunung Kelud dan Gunung Sinabung).
Mengingat adanya keterbatasan waktu dalam proses pengumpulan data dan informasi sehingga apa yang disajikan tidak luput dari kekurangan. Namun demikian, kami dengan senang hati menerima masukan dan saran dari para pembaca untuk perbaikan dalam penyusunan buku lainnya di masa datang. Selanjutnya, kami berharap buku ini dapat dijadikan bahan pembelajaran khususnya bagi institusi kesehatan dan masyarakat pada umumnya dalam menghadapi ancaman bencana sejenis serta untuk mengevaluasi program/kegiatan yang telah dilakukan dalam rangka penanggulangan krisis kesehatan. Akhirnya kepada semua pihak dan instansi yang telah membantu dalam penyusunan buku ini kami sampaikan penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya sehingga buku ini dapat tersusun.
Disini anda dapat mengunduh Buku Krisis Kesehatan Tiga Gunung Api 2015.