Perkembangan Akibat Letusan Gunung Merapi hingga tanggal 1 November 2010

654

Perkembangan Akibat Letusan Gunung Merapi hingga tanggal 1 November 2010

Perkembangan akibat letusan Gunung Merapi hingga tanggal 1 November 2010.

Perkembangan akibat letusan Gunung Merapi hingga tanggal 1 November 2010.

Pada tanggal 26 Oktober 2010 terjadi meletusnya Gunung merapi pada pukul 17.02 WIB, Gunung Merapi terletak di 4 wilayah kabupaten yaitu Kabupaten Magelang, Kabupaten Klaten dan Kabupaten Boyolali di Provinsi Jawa Tengah serta Kabupaten Sleman di Provinsi DI Yogyakarta. Hingga saat ini Gunung Merapi masih dinyatakan "Awas" dan masih sering meletus dengan mengeluarkan awan panas.

Peristiwa tersebut menyebabkan jumlah korban meninggal menjadi 41 orang (37 orang di Kab. Sleman, 2 orang di Kab. Magelang dan 2 orang di Kab. Boyolali), koban rawat inap sebanyak 119 orang, dengan rincian sebagai berikut : *)

LOKASI

RUMAH SAKIT/ PUSKESMAS

27/10 siang

27/10 sore

28/10 pagi

28/10 sore

29/10

30/10

31/10

DI Yogyakarta

RS. Sardjito

11

11

7

5

4

5

4

RS Bethesda

2

2

2

2

2

2

2

RS. Grasia

1

1

0

0

0

0

0

RS. Panti Rapih

0

0

0

0

0

0

1

Kabupaten Sleman

RS. Panti Nugroho

14

1

9

8

5

7

4

Kabupaten Magelang

RSUD. Muntilan

46

26

40

46

34

69

85

PKM Kec. Dukun

16

16

0

17

17

0

0

RSIA Aisyah

2

2

2

2

2

0

0

Kabupaten Klaten

RSUP Soeradji

4

4

4

2

1

3

0

RSIA Klaten

0

0

0

0

1

0

0

PKM Kemalang

5

5

7

4

11

10

10

PKM Manisrenggo

2

2

1

0

1

0

2

Kabupaten Boyolali

PKM Selo

0

4

3

3

3

0

11

J U M L A H

103

74

75

89

81

96

119

Pengungsian sebanyak 70.364 orang, dengan rincian sebagai berikut : *)

a. Provinsi DI Yogyakarta

  • Kab. Sleman : 18.600 orang

b. Provinsi Jawa Tengah

  • Kab. Klaten : 4.670 orang
  • Kab. Boyolali : 8.040 orang
  • Kab. Magelang : 39.054 orang

Jajaran kesehatan setempat telah melakukan evakuasi terhadap korban dan penduduk yang rentan, memberikan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit, Puskesmas dan Pos Kesehatan, membangun jejaring informasi bersama yaitu Kementerian Kesehatan, Dinkes Prov. Jateng, Dinkes Prov. DI Yogyakarta, Dinkes Kabupaten Sleman, Dinkes Kabupaten Magelang, Dinkes Kabupaten Boyolali, Dinkes Kabupaten Klaten, Rumah Sakit Rujukan, melakukan pemantuan vektor penyakit dan penyemprotan lalat di lokasi pengungsian, melakukan pemeriksaan sumber air bersih di pengungsian. Penguatan sistem rujukan rumah sakit.

BTKL Yogyakarta melakukan pemeriksaan kualitas udara dengan hasil "udara di barak pengungsian Balai Desa Tlogolele dan Balai Desa Tlogomulyo, Kec. Selo, Kab. Boyolali masih memenuhi baku mutu".

Sektor kesehatan telah melakukan upaya-upaya sebagai berikut :

1. Kementerian Kesehatan telah memobilisasi sumber daya :

  • ­Rompi sebanyak 20 buah dan spanduk sebanyak 8 buah dan kantong mayat sebanyak 50 buah.
  • ­Obat-obatan sebanyak 4 ton, masing-masing kabupaten diberikan 1 ton.
  • ­MP-ASI sebanyak 6 ton dengan rincian Prov. DI Yogyakarta sebanyak 2 ton, Kab. Magelang sebanyak 2 ton, Kab. Klaten sebanyak 1 ton, Kab. Boyolali sebanyak 1 ton.
  • ­Masker sebanyak 128.000 pcs, Polibag sebanyak 5.500 buah, air rahmat sebanyak 500 botol, tawas sebanyak 250 kg, lisol sebanyak 100 liter, slap jamban sebanyak 20 buah, insektisida sebanyak 110 liter, PAC sebanyak 10.000 tablet, Kaporit sebanyak 8 ember, masker kain sebanyak 10 box dan Aquatab sebanyak 10.000 tab.
  • ­Mengirimkan Obat luka bakar Burnazine Cream sebanyak 250 tube, 10 unit CVC set, 1 unit bedside monitor, 1 unit suction pump, 1 unit ventilator dan 2 unit nebulizer untuk RSUP Dr Sardjito.
  • ­Biaya operasional sebanyak Rp. 200 juta, dengan rincian : Provinsi Jawa Tengah sebanyak Rp. 150 Juta dan Provinsi DI Yogyakarta sebanyak Rp. 50 Juta.
  • ­Kementerian Kesehatan mengirimkan Tim beranggotakan 23 orang untuk penanggulangan krisis kesehatan (4 orang dari Ditjen Bina Yanmed, 9 orang dari PPK, 3 orang dari Ditjen Binkesmas, 5 orang dari Ditjen P2PL dan 1 orang dari Ditjen Binfar & Alkes).

2. Dinas Kesehatan Provinsi Jateng

  • ­Mengkoordinir bantuan baik logistik maupun SDM yang akan bertugas di daerah bencana.
  • ­Membentuk Data Center untuk penanggulangan bencana Gunung Merapi.
  • ­Membantu Dinkes Kabupaten dalam melakukan surveilans penyakit.
  • ­Penyuluhan PHBS.
  • ­Perbaikan sanitasi lingkungan.
  • ­Perbaikan gizi.

3. Dinas Kesehatan Provinsi DIY

  • ­Mengkoordinir bantuan baik logistik maupun SDM yang akan bertugas di daerah bencana.
  • ­Pemantauan dan pemberantasan vektor penyakit di tempat pengungsian.
  • ­Penguatan surveilans (penyakit dan gizi), kesehatan lingkungan, data informasi, pelayanan dan promosi kesehatan.
  • ­Pembentukan petugas koordinator di setiap tempat pengungsian.

4. Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang

  • ­Mengaktifkan 58 Pos Kesehatan 24 jam di lokasi pengungsian dan melakukan rujukan.
  • ­Memobilisasi tenaga kesehatan dari Dinas Kesehatan dan tenaga dari luar.
  • ­Menyiagakan puskesmas diluar daerah rawan.
  • ­Membentuk tim surveilens.
  • ­Mendistribusikan masker dan MP-ASI untuk masyarakat.
  • ­Melakukan penyemprotan disinfektan, fogging dilokasi pengungsian dan kaporisasi.
  • ­Melakukan pemeriksaan air bersih dan sampel makanan.
  • ­Melakukan supervisi ke TPA setiap hari.
  • ­Melakukan penyuluhan PHBS dan Psikososial trauma pasca bencana.

5. Dinas Kesehatan Kab. Boyolali :

  • ­Mendirikan 5 Pos Kesehatan.
  • ­Memberikan pelayanan kesehatan gratis.
  • ­Menyiagakan Ambulance 24 jam dan merujuk pasien yang memerlukan rawat inap.
  • ­Mendistribusikan masker untuk masyarakat.

6. Dinas Kesehatan Kab. Sleman :

  • ­Mendirikan 11 Pos Kesehatan 24 jam.
  • ­Penguatan sistem informasi.
  • ­Melakukan upaya kesehatan reproduksi di barak pengungsian.
  • ­Surveilans penyakit dan gizi, inspeksi sanitasi.
  • ­Promosi kesehatan dengan media dan komunikasi langsung.
  • ­Penguatan sistem rujukan.
  • ­Membagikan masker dan menyiapkan logistik kesehatan.
  • ­Memberikan pelayanan dan penjaminan pembiayaan korban meninggal.
  • ­Memberikan pelayanan dan pendampingan kejiwaan.

7. Dinas Kesehatan Kab. Klaten :

  • Mendirikan 3 Pos Kesehatan dan Ambulace 24 jam.
  • ­Memobilisasi tenaga kesehatan dari 34 Puskesmas, 7 Rumah Sakit dan bekerja sama dengan PMI.
  • ­Mendistribusikan masker untuk masyarakat.
  • ­Berkoordinasi dengan RS Muwardi Solo untuk mendirikan Rumah Sakit Lapangan.
  • Melakukan penyuluhan kesehatan kepada ibu menyusui tentang pemberian ASI.

8. Polda DI Yogyakarta telah mengirimkan Tim DVI yang terdiri dari 3 orang dokter spesialis forensik, 21 orang co-asisten dan 6 orang tenaga lainnya.


Pemantauan tetap dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten terkait, Dinas Kesehatan Provinsi DI Yogyakarta, PPK Regional Jawa Tengah dan Pusat Penanggulangan Krisis Kementerian Kesehatan.


Keterangan: *) Informasi terbaru