Perkembangan Akibat Letusan Gunung Merapi Tanggal 1 Desember 2010

1,102

Perkembangan Akibat Letusan Gunung Merapi Tanggal 1 Desember 2010

Perkembangan permasalahan kesehatan akibat meletusnya Gunung Merapi yang terletak di Kabupaten Magelang, Kabupaten Klaten dan Kabupaten Boyolali di Provinsi Jawa Tengah serta Kabupaten Sleman di Provinsi D.I. Yogyakarta, berdasarkan informasi dari Dinas Kesehatan Kabupaten terkait, Dinas Kesehatan Provinsi DI Yogyakarta dan PPK Regional Jawa Tengah pada tanggal 1 Desember 2010.

Perkembangan permasalahan kesehatan akibat meletusnya Gunung Merapi yang terletak di Kabupaten Magelang, Kabupaten Klaten dan Kabupaten Boyolali di Provinsi Jawa Tengah serta Kabupaten Sleman di Provinsi D.I. Yogyakarta, berdasarkan informasi dari Dinas Kesehatan Kabupaten terkait, Dinas Kesehatan Provinsi DI Yogyakarta dan PPK Regional Jawa Tengah pada tanggal 1 Desember 2010 sampai pukul 15.00 WIB sebagai berikut :

A. PENDAHULUAN

  1. Pada tanggal 26 Oktober 2010 pukul 17.02 WIB Gunung Merapi meletus, yang terletak di 4 wilayah kabupaten yaitu Kabupaten Magelang, Kabupaten Klaten dan Kabupaten Boyolali di Provinsi Jawa Tengah serta Kabupaten Sleman di Provinsi DI Yogyakarta.
  2. Pada tanggal 5 November 2010 pukul 01.00 - 06.00 terjadi erupsi lanjutan yang lebih besar daripada erupsi pertama dengan radius luncuran awan panas semakin jauh sehingga menimbulkan korban meninggal dan luka-luka.
  3. Hingga tanggal 1 Desember 2010 WIB Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi melaporkan bahwa status aktivitas gunung Merapi masih tetap pada tingkat awas (level 4) dengan ancaman bahaya langsung berupa awan panas dan ancaman tidak langsung berupa lahar. Jarak ancaman bahaya dari puncak merapi yaitu kab. Sleman sebelah timur kali boyong 15 km, Kab. Sleman sebelah barat kali boyong 10 km, Kab. Magelang 10 km, kab. Boyolali 5 km dan kab. Klaten 10 km.

B. PERMASALAHAN KESEHATAN

  1. Total korban meninggal sebanyak : 353 orang (Luka Bakar : 196 orang dan Non luka bakar : 157 orang). *)
  2. Jumlah korban yang dirawat inap/luka berat kumulatif sebanyak 2.473 orang (Luka Bakar : 78 orang dan Non Luka Bakar : 2.395 orang). Korban yang masih menjalani rawat inap sebanyak 240 orang.*)
  3. Jumlah korban luka ringan/dirawat jalan kumulatif sebanyak 53.748 orang, dengan rincian : *)

No

Provinsi

Rawat Jalan

Jumlah

Rumah Sakit

Pos Kesehatan

1

DI Yogyakarta

1.912

40.750

42.662

2

Jawa Tengah

1.493

9.593

11.086

Jumlah

3.405

50.343

53.748

4. Saat ini jumlah pengungsi 58.389 jiwa yang tersebar di 528 titik pengungsian dengan rincian : *)

No

Lokasi Pengungsian

Pengungsi

Jumlah Titik

Prov. DIY

1

Kabupaten Sleman

25.922

150

2

Kabupaten Kulon Progo

1.806

12

3

Kabupaten Bantul

4.162

17

4

Kabupaten Gunung Kidul

2.946

18

5

Kota Yogyakarta

1.171

42

Sub Total Prov. DIY

36.007

239

Prov. Jawa Tengah

1

Kabupaten Magelang

16.429

105

2

Kabupaten Boyolali

672

20

3

Kabupaten Klaten

4.321

147

4

Kota Magelang

601

16

5

Kab. Temanggung

359

1

Sub Total Prov. Jawa Tengah

22.382

289

Jumlah

58.389

528

5. Sarana kesehatan yang rusak sebanyak 65 unit (Prov. DIY : 17 unit dan Prov. Jateng : 48 unit), terdiri dari 23 Pustu, 31 Poskesdes, 8 Puskesmas, 2 Rumah Dinas dan 1 RS, sebagaimana tabel berikut ini. Rincian nama-nama sarana kesehatan ada pada lampiran.

No

Lokasi

Pustu

Poskesdes

Puskesmas

Rumah Dinas

Rumah Sakit

Jml

RR

RS

RB

RT

RR

RS

RB

RT

RR

RS

RB

RT

RR

RS

RB

RT

RR

RS

RB

RT

1

Kab. Magelang

8

3

27

1

1

2

1

43

2

Kab. Boyolali

3

1

4

3

Kab. Klaten

1

1

4

Kab. Sleman

1

7

3

4

1

1

17

Jumlah

9

3

8

3

30

0

1

0

5

2

1

0

1

0

0

1

0

1

0

0

65

23

31

8

2

1


Kondisi kesehatan Jiwa para pengungsi berdasarkan hasil pemantauan dari Dit. Bina Yankeswa dan RSJ Magelang menyatakan bahwa pada umumnya pengungsi dewasa terlihat kelelahan, tampak tidak ada gairah serta merasa jenuh karena tidak bisa melakukan pekerjaannya sebagaimana biasanya. Begitu pula dengan pengungsi anak-anak, terlihat jenuh, merasa tak sebebas dengan biasanya, merasa tak nyaman. Dari hasil rapid diagnostik oleh RSU Sardjito, RS Grhasia, RSJ Magelang dan RSJ Klaten, didapatkan kasus jiwa sebanyak 487 jiwa (DIY : 383 orang dan Jateng : 104 orang).

Status gizi balita dan ibu hamil berdasarkan pemeriksaan Dit. Bina Gizi Masyakarat, Dinkes Prov. DI Yogyakarta dan Tim S1 Gizi UGM di 5 Pos pengungsian memberikan hasil sebagai berikut :

a. Terdapat 1 balita gizi kurang dari 145 balita (0,7%).

b. Terdapat 2 ibu hamil KEK dari 16 ibu hamil (12,5%)

Kesehatan Lingkungan berdasarkan hasil pantauan Tim KLB BBTKL PPM Yogyakarta dibantu BBTKL PPM Surabaya, yaitu sebagai berikut :

- Hasil pantauan kualitas air bersih di tempat pengungsian di Kab. Sleman, Kab. Kulonprogo, Kab. Bantul dan Kota Yogyakarta pada tanggal 29 Oktober s.d. 21 November 2010 :

a) Secara fisik kimia sebanyak 17 sampel atau 39,53% dari 43 sampel yang memenuhi syarat.

b) Secara bakteriologis sebanyak 7 sampel atau 17,95% dari 39 sampel yang memenuhi syarat.

- Hasil pantauan kualitas udara (ambien dan ruangan) tanggal 25 Oktober - 17 November :

a) Kadar PM10 masih tinggi (melebihi baku mutu) di Kab.Magelang (di daerah Candi Borobudur dan Muntilan) dan Kab. Sleman (Puskesmas Cangkringan).

b) Kadar TSP masih tinggi yaitu sampel udara yang diambil di Kab. Magelang (Candi Borobudur dan Muntilan) serta Kab. Sleman (Kec. Cangkringan, Ngaglik dan Turi).

c) Kondisi kelembaban dan pencahayaan di ruangan barak pengungsi kondusif terhadap pertumbuhan mikroorganisme. Dikhawatirkan terjadi peningkatan jumlah mikroorganisme, terutama mikroorganisme pathogen.

C. UPAYA YANG TELAH DILAKUKAN

1. Operasional Posko Kesehatan

  • ­ Posko Kementerian Kesehatan

Ruang Kabid Kesmas Dinas Kesehatan Provinsi DI Yogyakarta

Alamat : Jln. Tompeyan TR III 201

Dr. Krisnajaya, MS (Staf Ahli Menteri Kesehatan Bidang Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan Desentralisasi) sebagai Koordinator Tim Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana Letusan Gunung Merapi berdasarkan SK Menteri Kesehatan No. HK.03.01/IX/SK/1514/2010

  • ­ Posko Utama Kesehatan

Dinas Kesehatan Provinsi DI Yogyakarta

Alamat : Jln. Tompeyan TR III 201. Telp. (0274) 563135

­ Posko Jateng (Bakorwil Kota Magelang)

Alamat : Jln. Diponegoro No. 1. Kota Magelang.

Contact Person : Dr. Djoko Mardiyanto, M. Kes (081542143980).

2. Melakukan rapat koordinasi :

a. Rakor Kluster Kesehatan Jateng DIY di Dinkes Provinsi DI Yogyakarta : setiap hari pukul 14.00 s/d jam 15.30

b. Rakor di Posko BNPB di Yogyakarta : setiap hari jam 16.00 s/d jam 18.00

c. Rakor Lintas Program di Kementerian Kesehatan program yang dipimpin oleh Sekretaris Jenderal setiap 2 hari sekali untuk membahas permasalahan kesehatan dan upaya penanggulangan bencana yang harus dilakukan.

3. Pelayanan kesehatan

a. Memberikan pelayanan kesehatan di 102 Pos Kesehatan (19 di Prov. DI Yogyakarta dan 82 di Prov. Jawa Tengah) , 34 Rumah Sakit (22 DIY dan 12 Jateng) serta 4 Puskesmas Rawat Inap. *)

b. Melakukan upaya kesehatan reproduksi.

c. Jumlah kelompok rentan yaitu sebanyak 18.256 orang dengan rincian :

No

Kabupaten/kota

Bayi

Balita

Ibu Hamil

Ibu Menyusui

Lansia

Jumlah

1

Kab. Sleman

753

2.256

107

3.787

6.903

2

Kab. Klaten

22

305

14

31

557

929

3

Kab. Magelang

691

3.901

345

5.198

10.135

4

Kab. Boyolali

146

14

129

289

Jumlah

1.466

6.608

480

31

9.671

18.256

4. Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

a. Melakukan sosialisasi pelaksanaan crass program campak di Provinsi DIY yang direncanakan serentak pada tanggal 1 Desember 2010, sedangkan Provinsi Jateng pada tanggal 29 November 2010.

b. Melakukan pengawasan kualitas air bersih dan udara.

c. Melakukan perbaikan kualitas air bersih pada tanggal 30 November 2010 oleh Dinkes Kab. Sleman, Dinkes Prov. DIY, BBTKL-PP Yogyakarta, Dinas PUP Kab. Sleman, Poltekkes , PMI Kab. Sleman, HAKLI Prov. DIY dan Hakli Kab. Sleman . Kegiatannya antara lain pengurasan dan penjernihan air 1.700 sumur di Desa Donokerto Kec. Turi.

d. Melakukan surveilans penyakit Potensial KLB yaitu ISPA, Diare, Campak, dan Pes serta mendeteksi dini penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I).

e. Melakukan pengendalian faktor risiko dan vektor melalui penyediaan disinfektan dan probiotik serta alat-alat yang dibutuhkan, penanganan pes melalui survei tikus di wilayah-wilayah waspada pes, serta intensifikasi penanganan sampah di pengungsian dengan penambahan polybag. Kegiatan lainnya yaitu :

  • BBTKL-PPM Yogyakarta melakukan penyemprotan insektisida dan desinfeksi bangkai berkolaborasi dengan KKP (Semarang, Cirebon, Tanjung Priok dan Cilacap) dan Dinas Peternakan Kab. Sleman pada tanggal 29 November - 8 Desember 2010.
  • Pemberantasan vektor lalat di barak pengungsian yang ditinggalkan, namun akan ditempati kembali, bekerjasama dengan Pest Control Indonesia, yang akan membantu selama 1 bulan di Kab. Sleman.
  • Mendukung masalah pembasmian bangkai ternak, namun secara sporadis.

.5. Pelayanan Kesehatan Jiwa

a. Dit. Bina Yankeswa bekerja sama dengan RSJ Magelang, Pusat Krisis Fakultas Psikologi UI dengan BNPB sebagai penyandang dana, telah menyelenggarakan pelatihan Psychology First Aid yaitu pada tanggal 18-20 November 2010 di Yogyakarta dan Klaten.

b. Melakukan koordinasi dengan RSJ Prof. Dr. Soeroyo, Magelang, RSJ Dr. Soejarwadi, Klaten, RSJ Amino Gondohutomo, Semarang, RSJ Surakarta, Solo, RSJ Grhasia, DIY, Ikatan Psikolog Klinis (IPK), HIMPSI, Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI), Perhimpunan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).

c. Melakukan penjaringan kasus melalui Poli Umum, kegiatan kelompok dan wawancara langsung. Kasus langsung di terapi atau dirujuk ke RSJ.

d. Membentuk trauma center di Pos Pengungsian yang dikelola oleh psikolog.

e. Melakukan promosi dan edukasi mengenai kesehatan jiwa, relaksasi kelompok dan berbagai aktivitas bermain anak.

f. Telah menyiapkan dan melatih 200 perawat (50 perawat masing-masing di Kabupaten Sleman, Kabupaten Magelang, Kabupaten Klaten, Kabupaten Boyolali) untuk melakukan pelayanan kesehatan jiwa pada para korban baik di tempat pengungsian maupun di rumah. Kunjungan tersebut dilakukan oleh masing-masing perawat dengan didampingi oleh psikiater sebanyak 20 kali dalam jangka waktu sebulan. Direncanakan setelah selesai tugas 1 bulan kunjungan akan diteruskan pada bulan ke dua dengan melibatkan Puskesmas yang berada di wilayah para korban bencana. Selanjutnya akan di buat jadwal dan sosialisasi program tersebut.

6. Pelayanan Gizi Darurat

a. Dit. Bina Kesehatan Gizi Masyarakat telah melakukan upaya pelayanan gizi yaitu :

1) Melakukan pemantauan logistik MP-ASI serta memobilisasi 109 ton MP-ASI ke Provinsi DI Yogyakarta, Kab. Sleman, Kab. Bantul, Kab. Gunung Kidul, Kab. Magelang, Kota Magelang, Kab. Boyolali, Kab. Klaten dan Posko Utama Pakem di Sleman .

2) Mengirimkan tenaga bantuan teknis termasuk konselor menyusui untuk membantu pengawasan makanan bayi dan susu formula.

3) Skrining status gizi pada balita dan ibu hamil bekerja sama dengan Tim S1 Gizi UGM dan Dinkes Prov DI Yogyakarta di 5 pos pengungsian.

b. Dinas Kesehatan Kab. Sleman melakukan surveilens gizi dan penyakit bekerja sama dengan FETP UGM

8. Promosi Kesehatan

a. Pusat Promosi Kesehatan melakukan kegiatan sebagai berikut :

1) Melakukan need assesment :

- Berkoordinasi dengan Dinkes Prov. DI Yogyakarta, dengan hasil dibutuhkan bantuan untuk dukungan pembiayaan untuk kegiatan Talkshow TV dan TV spot di stasiun TV lokal, iklan layanan masyakarat melalui koran dan radio, poster dan leaflet untuk penanggulangan penyakit Pes dan leptospirosis.

- Berkoordinasi dengan Kepala Dinkes Kabupaten Klaten Kepala Seksi Promkes dan Koordinator Posko Bencana Merapi Kabupaten Klaten dengan hasil bahwa kesadaran masyarakat dalam memakai masker masih rendah dan bangkai ternak masih menjadi masalah di hampir seluruh Desa yang terkena dampak dari erupsi Gunung Merapi. Selain itu Dinas belum memiliki media promosi kesehatan pasca bencana. Direkomendasikan untuk melakukan penyuluhan yang lebih intensif tentang pencegahan diare dan ISPA bagi para korban Merapi.

- Meninjau ke lokasi pengungsi dengan hasil bahwa belum banyak kegiatan yang diperuntukkan untuk pengungsi usia remaja dan lansia, belum ada Media promosi kesehatan di area pengungsian serta masih kurangnya ketersediaan air bersih dan kebersihan sarana walaupun kuantitas sarana sanitasi dasar sudah memadai.

2) Menyerahkan bantuan spanduk promosi kesehatan (3 pesan pasca bencana Merapi) ke Dinkes Kab. Klaten.

3) Melakukan kegiatan penyuluhan dan sosialisasi di lokasi pengungsian tentang PHBS yaitu perilaku hidup sehat ketika berada di pengungsian serta ha-hal yang harus dilakukan setelah pulang ke rumah. Metodenya yaitu dengan ceramah, diskusi, kuis, memutar film dan spot kesehatan, memasang spanduk promosi kesehatan serta membagikan komik-komik kepada anak-anak pengungsi. Media promosi kesehatan dan alat pendukungnya yaitu 60 spanduk, 400 komik (4 judul), 80 google, 92 selimut, 80 tikar, 100 kain sarung, 56 handuk, 75 pulpen, 50 kertas gambar, 38 krayon, 8 payung dan 64 lembar bodrex.

b. Dinas Kesehatan Provinsi D.I. Yogyakarta telah mendistribusikan media promosi kesehatan yaitu sebagai berikut :

  • Leaflet pesan kesehatan pasca bencana sebanyak 2.000 lembar.
  • Spanduk berisi pesan tentang gotong royong dan kegiatan bersih-bersih sebanyak 25 buah.
  • Poster tentang gotong royong dan bersih-bersih
  • Iklan Layanan Masyarakat berupa dialog TV bekerja sama dengan Metro TV.
  • Radio spot di RRI Stasiun Yogyakarta.
  • Penayangan TV spot pasca bencana di Metro TV dan TV One bekerja sama dengan media grup.

9. Mobilisasi Tenaga Kesehatan dari Dinas Kesehatan terkait :

No

Jenis Tenaga

Kab.Magelang

Kab. Klaten

Kab. Boyolali

Kab. Sleman

Dinkes Kab. Magelang

Bantuan Luar

1

Dokter Spesialis

1

24

0

39

4

2

Dokter Umum

63

96

61

118

72

3

Dokter Gigi

33

3

0

0

33

4

Perawat

148

314

183

230

177

5

Bidan

178

29

346

319

169

6

Apoteker

0

3

3

0

32

7

Asisten Apoteker

1

0

39

12

8

Sanitarian

31

0

42

30

34

9

Gizi

31

0

35

28

39

10

Surveilans

31

35

0

0

0

11

Driver

31

0

0

0

48

12

Imunisasi

33

0

0

0

0

13

Promkes

32

0

0

0

0

14

Administrasi Umum

30

0

0

0

0

15

Laboran/Analis

0

17

0

0

45

16

Lain-lain

0

0

0

0

0

JUMLAH

643

521

709

776

653

10. Mobilisasi Logistik Kesehatan dan Biaya Operasional:

Ø Jumlah total biaya yang telah diberikan yaitu Rp 3.010.623.578,- dengan rincian :

- Biaya Operasional Rp. 501.250.000,-

- Penggantian klaim biaya pengobatan perawatan 31 Rumah Sakit, 7 Puskesmas dan 1 Balai Pengobatan yaitu sebesar Rp. 2.509.373.578,- .

Ø Mengirimkan bantuan logistik kesehatan (obat-obatan, alat kesehatan, bahan sanitasi dan gizi) berupa :

1) MP-ASI sebanyak 109 ton

2) Identitas : 20 Rompi dan 8 spanduk,

3) Kantong mayat sebanyak 50 buah.

4) Masker habis pakai sebanyak 428.400 pcs dan masker kain 10 boks, 200 pasang sepatu boot dan 200 buah Baju Apron.

5) Bahan Sanitasi : 7.500 Polibag, 800 botol air rahmat, 450 kg tawas, 200 liter lisol, 20 slap