Pada tanggal 18 Maret 2010, pukul 13.00 WIB telah terjadi bencana banjir akibat luapan Kali Citarum. Banjir terjadi di Desa Labansari, Kecamatan Cikarang Timur dan Desa Bojongsari, Kecamatan Kedungwaringin, Kabupaten Bekasi, Provinsi Jawa Barat. Akibatnya, sebanyak 778 unit rumah terendam banjir. Berikut ini adalah berita perkembangnnya...
Pada tanggal 18 Maret 2010, pukul 13.00 WIB telah terjadi bencana banjir akibat luapan Kali Citarum. Banjir terjadi di Desa Labansari, Kecamatan Cikarang Timur dan Desa Bojongsari, Kecamatan Kedungwaringin, Kabupaten Bekasi, Provinsi Jawa Barat. Akibatnya, sebanyak 778 unit rumah terendam banjir.
Hingga tanggal 25 Maret 2010, banjir telah meluas hingga di 5 Kecamatan, yaitu Kecamatan Cabang Bungin, Muara Gembong, Cikarang Timur, Kedungwaringin dan Pebayuran, dengan ketinggian air berkisar antara 100 – 150 cm. Sebanyak 12.868 rumah terendam banjir (62 unit rumah di Kecamatan Cabang Bungin, 11.918 unit rumah di Muara Gembong, 778 unit rumah di Cikarang Timur dan 110 unit rumah di Kedungwaringin).
Hingga saat ini tidak terdapat korban yang meninggal dunia, luka berat dan luka ringan, maupun yang hilang. Jumlah pasien yang berobat jalan di Pos Kesehatan sampai dengan 23 Maret 2010 sebanyak 4.362 orang, dengan rincian 3.347 orang dari Kecamatan Muara Gembong, 262 orang dari Cabang Bungin, 590 orang dari Cikarang Timur dan 163 orang dari Kedungwaringin. Tidak ada kerusakan fasilitas kesehatan. Pengungsian hingga saat ini berjumlah 1.088 KK, dengan rincian 232 KK dari Kecamatan Cabang Bungin, 832 KK dari Cikarang Timur dan 240 KK dari Kedungwaringin.
Jajaran kesehatan setempat telah memberikan pelayanan kesehatan di lokasi bencana dan melakukan pemantauan di lokasi bencana. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat telah mengirimkan bantuan berupa 1 paket obat-obatan dan 50 dus MP-ASI
Adapun bantuan yang masih diperlukan adalah perahu karet sebanyak 4 buah, sarana transportasi untuk pelayanan kesehatan pengungsi dan PAC (Penjernih Air Cepat).
Saat ini permasalahan kesehatan masih dapat diatasi oleh jajaran kesehatan setempat dan pemantauan tetap dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat dan Pusat Penanggulangan Krisis Kementerian Kesehatan.