Perkembangan Tanah Longsor di Kab. Bandung Prov. Jawa Barat 27 Februari 2010

589

Perkembangan Tanah Longsor di Kab. Bandung Prov. Jawa Barat 27 Februari 2010

Perkembangan bencana tanah longsor di Kab.Bandung Prov. Jawa Barat hingga tanggal 27 Februari 2010 pukul 16.00 WIB.

Perkembangan bencana tanah longsor di Kab.Bandung Prov. Jawa Barat hingga tanggal 27 Februari 2010 pukul 16.00 WIB.

Bencana tanah longsor yang terjadi pada tanggal 23 Februari 2010 pukul 08.00 WIB di perkebunan teh milik PT. Cakra Dewata yang berlokasi di RT 06, 07, 09 dan 10 RW 11 Desa Tenjolaya Kec. Pasirjambu Kab.Bandung Prov. Jawa Barat telah menyebabkan kerusakan pada 21 unit rumah penduduk, 1 unit kantor induk perkebunan, 1 unit bangunan Koperasi Karyawan, 1 unit gedung serbaguna/GOR karyawan, 1 unit mesjid, 1 unit mess tamu perkebunan, 1 unit gudang teknis, sebagian bangunan pabrik teh dan instalasi listrik.

Hingga kini korban meninggal dunia menjadi 26 orang dan korban yang belum ditemukan menjadi 17 orang. Korban yang dirujuk ke rumah sakit sebanyak 2 orang dengan rincian 1 orang luka berat dan 1 orang melahirkan. Jumlah pengungsi menjadi 404 orang dengan rincian 104 orang berlokasi di Perkebunan Teh Kanaan, 26 orang di Datar Kiara, 130 orang di kebun tujuh sedangkan selebihnya ditempatkan di rumah-rumah karyawan perkebunan yang tidak terkena musibah dan di tenda-tenda pleton. Adapun sarana kesehatan yang rusak yaitu 1 unit Pustu.

Jajaran kesehatan setempat telah mengevakuasi korban, memberikan pelayanan kesehatan di Pos Kesehatan (di 2 titik pengungsian), Puskesmas dan RSUD Soreang. Dinkes Kab. Bandung telah mengirimkan bantuan obat-obatan dan tenaga kesehatan sebanyak 30 orang (10 orang dari Dinkes Kab. Bandung dan 20 orang dari Puskesmas sekitar) dan membentuk jadwal piket selama 7 hari. Kementerian Kesehatan juga telah mengirimkan petugas beserta bantuan logistik yaitu 100 buah kantong mayat, 25 set topi dan rompi, 50 pasang handscoon dan 10 buah spanduk Pos Kesehatan, serta akan mengirimkan bantuan 4 ton MP ASI.

Saat ini akses transportasi dan komunikasi sulit, karena kondisi jalan yang rusak dan tidak adanya sinyal telpon seluler, namun permasalahan kesehatan masih dapat diatasi oleh jajaran kesehatan setempat dan pemantauan tetap dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat dan Pusat Penanggulangan Krisis Kementerian Kesehatan