Musim kemarau yang terjadi berkepanjangan memang akan menimbulkan berbagai macam masalah, seperti, terjadinya kekeringan, kekurangan air, lahan yang mengering dan juga meningkatkan risiko kebakaran hutan yang luas. Salah satu teknologi yang digunakan untuk mengatasi kemarau berkepanjangan adalah dengan menggunakan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) atau hujan buatan. TMC digunakan untuk membantu krisis di bidang sumber daya air yang disebabkan oleh faktor iklim dan cuaca.
Teknologi Modifikasi Cuaca pada prinsipnya adalah dengan memberikan rangsangan kedalam awan. Dan untuk memberikan rangsangan tersebut membutuhkan sistem delivery, sistem ini adalah sistem yang digunakan untuk mengantarkan bahan ke awan dengan menggunakan pesawat terbang dan juga alat angkut.
Rangsangan tersebut diberikan agar bisa mempercepat proses terjadinya awan, dibandingkan dengan proses alami. Penerapan teknologi tersebut adalah intervensi atau campur tangan manusia terhadap proses cuaca yang terjad di atmosfer. Hal tersebut untuk mempercepat penumpukan penggabungan butir-butir air didalam awan lalu turun menjadi hujan.
Setidaknya saat ini sudah ada 5 pesawat dan pesawat tersebut memang diperuntukan untuk mendukung tugas pokok di UPT Hujan buatan. Diantaranya yaitu pesawat Casa NC212/200 yang secara khusus didesain sebagai pesawat penyemai (versi Rain Maker).
Teknologi hujan buatan ini akan dilakukan jika suatu daerah atau wilayah mengalami musim kemarau berkepanjangan ataupun terjadinya kebakaran hutan seperti yang terjadi di Provinsi Sumatera. Mengatasi kebakaran lahan biasanya dengan menggunakan hujan buatan untuk bisa mempercepat proses terjadinya hujan dan menekan penyebaran api agar tidak meluas
Sumber gambar : antaralampung.com