Kasus Kota Depok Meningkat Didominasi Usia Produktif, Pemkot Menyiapkan Inovasi Berbasis Aplikasi

524

Kasus Kota Depok Meningkat Didominasi Usia Produktif, Pemkot Menyiapkan Inovasi Berbasis Aplikasi

Hari ini (1/12) menjadi evaluasi ketiga Tim Task Force Jawa Barat di Kota Depok yang dihadiri oleh Direktur Kesehatan Keluarga, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Kepala Dinkes Kota Depok, RS Universitas Indonesia, Kepala Bidang Penanggulangan Bencana BPBD Kota Depok.

Saat ini, kasus konfirmasi di Kota Depok didominasi usia produktif mencapai 73,86%. Dari sejumlah tersebut, kasus konfirmasi yang meninggal didominasi pada kelompok usia > 50 tahun sekitar 76.49%. Sementara kasus konformasi positif pada usia

Kenaikan kasus konfirmasi di kota Depok disebabkan oleh mulai dibukanya aktivitas sosial dan ekonomi, sehingga menimbulkan tingginya interaksi dan pergerakan orang. Selain itu terjadinya peningkatan kasus dari klaster perkantoran dan tempat kerja, yang berdampak pada penularan di lingkungan keluarga dan komunitas; serta kejenuhan warga dalam menerapkan protokol kesehatan, terutama dalam penggunaan masker dan jaga jarak.

Dari sisi kesiapan pelayanan kesehatan, per 28 November 2020 Kota Depok memiliki kapasitas ICU COVID-19 dengan 58 TT dan telah terisi 43 TT atau 74,14 % dan kapasitas isolasi COVID-19 memiliki total 640 TT dan telah terisi 517 TT atau 80,78%.

Perwakilan tim Taskforce, Direktur Kesehatan Keluarga Erna Mulati menyampaikan bahwa Kota Depok merupakan Kota yang dipenuhi sekolah dan perguruan tinggi sehingga perlu dilakukan antisipasi mencegah penularan secara masif mengingat juga sebentar lagi menghadapi liburan akhir tahun dan direncakan sekolah tatap muka akan mulai. Erna juga menyampaikan perlu ditingkatkannya sosialisasi pedoman dan pengendalian penyakit revisi 5.

Direktur P2PTM Cut Putri Ariane menegaskan bahwa upaya peningkatan kesembuhan harus bersinergi dengan upaya penurunan kematian. selain itu Pemerintah Daerah diminta mendorong Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes) tetap membuka pelayanan esensial dan tetap menerapkan protokol kesehatan. Pelayanan kesehatan terhadap Penyakit Tidak Menular juga diharapkan dikelola dengan baik dan terus dipantau dari Puskesmas/Posbindu.

Terkait dengan kenaikan kasus konfirmasi di Kota Depok, Pihak kadinkes Kota Depok, Novarita menyampaikan strategi penanganan COVID-19 selain dengan prevent, detect, response dan manajemen gugus tugas, Kota Depok telah memiliki beberapa upaya inovasi dengan 1) Pembangunan aplikasi Picodep dengan kemudahan pencatatan dan pelaporan by name dan by address (BNBA) ; 2) Pembangunan aplikasi Kampung Siaga COVID (KSC) -19 dengan kemudahan diseminasi informasi COVID-19 bagi masyarakat; 3) Penyebaran informasi dengan mengpptimalisasi berbagai media yang dimiliki Pemerintah Kota baik media massa, media luar ruang maupun media sosial.

“ Segala upaya penurunan kasus terus kami tingkatkan dan berkoordinasi dengan K/L lain di Kota Depok, per 15 September 2020 SDM nakes maupun non nakes yang terlibat dalam penanganan COVID-19 sebanyak 4.966, kami harapkan juga masyarakat tetap terus menerapkan 3M dalam kesehariannya” Ujar Novarita.

 

Sumber : http://sehatnegeriku.kemkes.go.id/