Secara bertahap pemerintah akan mulai mengimplementasikan kebiasaan hidup yang baru sebagai upaya agar masyarakat dapat kembali produktif namun tetap aman dari Covid-19.
Juru bicara penanganan Covid-19 Achmad Yurianto menekankan keluarga memiliki peran penting untuk memberikan edukasi kepada anggota keluarganya mengenai kebiasaan baru dalam menghadapi new normal.
“Basis perubahan ini adalah edukasi yang terus menerus oleh keluarga, oleh karena itu kita sangat berharap peran keluarga dalam perubahan adaptasi kebiasaan baru ini menjadi sesuatu yang harus dilaksanakan bersama-sama,” kata Yuri dalam keterangannya di Graha BNPB, Selasa sore (2/6).
Yuri menambahkan bagi anggota keluarga yang mulai beraktivitas diluar rumah harus turut bertanggung jawab terhadap kesehatan keluarga di rumah. Jangan sampai tidak menyadari bahwa usai kembali ke rumah membawa virus tersebut ke rumah, terlebih orang yang terinfeksi Covid-19 memiliki gejala yang beragam ada yang bergejala berat, sedang, ringan bahkan tak bergejala. karenanya kebiasaan baru ini harus dipatuhi oleh seluruh elemen masyarakat.
Oleh karenanya, keluarga sebagai kelompok sosialisasi pertama harus mampu melindungi anggota keluarganya serta harus menjadi tempat yang aman dan sehat terutama kelompok rentan.
“Kebiasaan baru haruslah mulai kita tanamkan kepada seluruh keluarga sejak saat ini,” imbuhnya.
Dalam waktu dekat, secara bertahap beberapa daerah akan melakukan new normal. Yuri mengimbau agar new normal ini tidak dimaknai sebagai euforia untuk melakukan apapun dengan meninggalkan protokol kesehatan. Masyarakat harus tetap disiplin dan patuh mengikuti anjuran yang ada agar tidak tidak memperluas penularan Covid-19.
Untuk diketahui, hari ini pemerintah telah melakukan pemeriksaan spesimen sebanyak 9.049 sehingga totalnya 342.466 spesimen. Hasilnya, jumlah kasus terkonfirmasi Positif Covid-19 di Indonesia meningkat sebanyak 609 orang totalnya 27.549, kasus sembuh bertambah 298 total 7.938, kasus meninggal bertambah 22 total 1.663. Sementara itu, jumlah ODP sebanyak 48.023 orang dan jumlah PDP sebanyak 13.213 orang.
Ada 5 provinsi yang hari ini mengalami kenaikan cukup tinggi yakni Jawa Timur, Papua, DKI jakarta, Sulawesi Selatan, Sumatera Selatan. Ada 4 Provinsi yang melaporkan kenaikan kasus 1 dan 11 provinsi yang penambahan kasusnya nol.
“kerja kita bersama-sama memberikan hasil yang cukup bagus ditandai dengan banyaknya kasus menurun diberbagai provinsi. Namun juga masih ada proses penularan yang masih terjadi, ini disebabkan karena masih ada sumber penularan ditengah masyarakat, masih ada orang yang rentan yang mengabaikan protokol kesehatan dan belum mengadaptasikan kebiasaan hidup yang baru,” ujarnya.