Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy meninjau langsung lokasi produksi oksigen yang berlokasi di Jawa Barat, yaitu PT Aneka Gas Industri di Cibitung dan PT Air Products Indonesia di Cikarang.
Dua perusahaan tersebut termasuk diantara empat produsen oksigen terbesar di Indonesia. Selama pandemi Covid-19, alokasi produksi dan distribusi oksigen mayoritas diperuntukkan untuk kebutuhan medis di rumah sakit (RS) terutama yang menangani pasien Covid-19.
“Saya hari ini turun langsung ke lapangan menindaklanjuti kelangkaan kebutuhan oksigen di RS, memastikan bahwa di sektor hulu, tempat produksi aman,” ujarnya usai meninjau pabrik PT Aneka Gas Industri di Cibitung.
PT Aneka Gas Industri merupakan anak perusahaan Samator Group yang mampu memproduksi oksigen hingga 977,4 ton perhari di masa darurat Covid-19. Berdasarkan laporan, 95% alokasi produksi didistribusikan untuk RS khususnya yang menangani pasien Covid-19.
Sementara itu, PT Air Products Indonesia yang juga merupakan perusahaan multinasional asal Amerika Serikat itu memproduksi 85 ton oksigen perhari untuk pabrik yang beroperasi di Cikarang dan 225 ton perhari untuk pabrik di Gresik.
“Saya berterima kasih sekali. Ini bagian dari upaya untuk ikut mendukung program pemerintah dalam mempercepat penanganan Covid-19, terutama dari sisi treatment bagi mereka yang terdampak atau yang menjadi korban,” tuturnya.
Menko PMK berharap berbagai upaya maksimal dari semua pihak dapat mempercepat penanganan pandemi Covid-19. Terlebih, kebutuhan oksigen untuk pasien di RS dapat terpenuhi dan tepat waktu.
Pasien IGD Masih Membludak
Lebih lanjut, Menko PMK juga mengunjungi RSUD Kabupaten Bekasi. Berdasarkan keterangan Direktur RSUD Kabupaten Bekasi Sunarti, setiap hari pasien Covid-19 yang masuk ke IGD dan tenda darurat penangan Covid-19 berkisar 60-80 pasien atau melebihi kapasitas normal sebanyak 40 pasien.
“Dua minggu terakhir di kita terjadi lonjakan kasus. IGD stuck ga bisa masuk ke ruangan. Akhirnya kita lakukan triase pra-IGD, jadi kita turunkan tenaga medis dan nonmedis melakukan triase di mobil membawa oxymetri dan lain-lain,” paparnya.
Ia pun menjelaskan apabila pasien setelah asesmen terindikasi Covid-19 kategori sedang dan berat akan dimasukkan ke IGD untuk mendapatkan penanganan lanjutan. Namun, untuk kategori ringan akan diberikan obat serta disarankan untuk isoman di rumah ataupun di hotel.
Sedangkan untuk kebutuhan oksigen di RSUD Kabupaten Bekasi, Sunarti menegaskan bahwa pihaknya akan berusaha memastikan kebutuhan oksigen untuk pasien dapat terpenuhi. RSUD Kabupaten Bekasi memiliki 10 ribu liter untuk memenuhi kebutuhan dua hari dengan kapasitas sekitar 200 pasien.
“Untuk mengambil oksigen di produsen langsung, kami bekerja sama dibantu oleh BNPB dengan truk mereka. Kami memahami dalam kondisi darurat ini kami juga harus saling bekerja sama dan lebih proaktif,” pungkasnya.
Sumber: sehatnegeriku.kemkes