Tim Task Force Kementerian Kesehatan yang diketuai oleh Staf Khusus Menteri Kesehatan Bidang Tata Kelola Pemerintahan Mayjen TNI (Pur.) dr. Daniel Tjen, Sp.S melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Bali pada Senin (5/10). Kunjungan tersebut dalam rangka menindaklanjuti seraya memperkuat upaya penanganan COVID-19 di Bali.
Rangkaian kunjungan kerja dimulai dengan meninjau 2 laboratorium PCR di daerah Denpasar yakni Laboratorium Biologi Molekuler Universitas Warmadewa dan UPTD Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Bali.
Penanggungjawab Laboratorium Universitas Warmadewa Dr. dr Sri Masyeni. SpPD-KP melaporkan bahwa untuk satu kali running lab dapat menguji sebangak 90 sampel dengan waktu pemeriksaan sekitar 7 jam. Dalam sehari bisa dilakukan 3 kali shift, sehingga akumulasi spesimen yang dapat diperiksa sebanyak 270 sampel. Yang mana, sampel tersebut berasal dari 3 daerah diantaranya Denpasar, Gianyar dan Klungkung. Untuk membantu proses pemeriksaan, saat ini 14 tenaga telah disiagakan.
Sementara di UPTD Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Bali, Ni Komang Dewi Nuryani, S.T, M.Si. selaku ketua UPTD mengungkapkan bahwa untuk sekali running lab dapat melakukan pemeriksaan sebanyak 90 sampel, dengan 2 shift maka sehari bisa menguji 180 sampel. Adapun wilayah penerimaan sampel diantaranya OPD Lingkungan Provinsi Bali, tempat karantina, serta Puskesmas.
“Tugas kami di Labkes tidak hanya untuk pemeriksaan PCR tetapi juga mendukung contact tracing provinsi dan pemeriksaan rutin swab di karantina provinsi,” kata Dewi.
Sebagai informasi, saat ini Bali mengerahkan 6 laboratorium PCR untuk melakukan pemeriksaan spesimen COVID-19 diantaranya RSUP Sanglah, Universitas Warmadewa, Badan RSUD Tabanan, RS PTN Universitas Udayana, UPTD Balai Laboratorium Kesehatan Daerah, dan RSU Bali Jimbaran. Kendati telah mengerahkan 6 lab, namun waktu pemeriksaan masih membutuhkan waktu cukup lama yakni 7 hari.
Dengan kemampuan yang ada, Daniel meminta agar Bali dapat membangun jejaring laboratorium pemeriksaan spesimen COVID-19, sehingga proses pemeriksaan dapat didistribusikan secara merata. Hal ini untuk menekan waktu tunggu yang terlalu lama, oleh karenanya pasien bisa segera tertangani dengan cepat sesuai dengan gejala klinisnya.
“Saya minta tolong, mari kita percepat agar bisa terdeteksi sedini mungkin, diatur pembagiannya agar tidak menumpuk, jadi waktu tunggu juga tidak terlalu lama,” kata Daniel.
Untuk mendukung upaya deteksi dini, Daniel mendorong agar laboratorium dapat melakukan sistem jemput bola. Harapannya, melalui upaya ini dapat memperkuat upaya tracing kasus terkonfirmasi. Dengan demikian, kasus baru bisa segera ditemukan untuk selanjutnya di isolasi agar tidak menjadi sumber penularan baru di tengah masyarakat.
“Dengan penguatan tracing, dampaknya kita bisa segera menemukan kasus baru, sehingga dapat memutus rantai penularan, angka kematian juga akan menurun, kesembuhan meningkat,” ucapnya.
Usai berkunjungan ke Labkesda, rombongan kemudian bergerak menuju Rumah Dinas Gubernur Bali Jayasabha dan disambut secara langsung oleh Gubernur I Wayan Koster.
Hadir dalam pertemuan Sekretaris Daerah Provinsi Bali I Dewa Made Indra, Sekretaris Direktur Jendral Pencegahan dan Pengendalian Penyakit M. Budi Hidayat, Direktur P2PTVZ Didik Budijanto, Direktur Fasilitas Pelayanan Kesehatan Andi Saguni, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali Ketut Suarjaya serta jajaran pejabat di Provinsi Bali.
Dalam kesempatan tersebut, turut diserahkan bantuan secara simbolis dari Staf Khusus Menteri Kesehatan Bidang Tata Kelola Pemerintahan Daniel Tjen kepada Gubernur Bali I Wayan Koster berupa 20 unit Optiflow, 25 unit ventilator, 24.000 masker kain, 2.000 masker medis, 1.000 rapid test, 10.100 APD coverall serta buku protokol kesehatan. Dengan bantuan tersebut, Daniel berharap dapat membantu mempercepat penanganan COVID-19 di Bali.
sumber : http://sehatnegeriku.kemkes.go.id/