Tim Task Force Provinsi Jawa Barat melaksanakan kunjungan kedua di Kabupaten Bekasi, hari ini (8/10) Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid diterima oleh Sekda Kabupaten Bekasi Drs. H. Uju, M.Si, Kepala Dinas Kabupaten Bekasi dr. Sri Enny Mainarti, Direktur RSUD Cibitung dr. Hj. Sumarti, M.Kes, Direktur Poltekkes Jakarta III Yupi Supartini, S.Kep,M.Sc dan Direktur Hermina Grand Wisata Kabupaten Bekasi Dr. Lussy Mesiana Gustantini, MPH melakukan evaluasi dan monitoring di Kantor Bupati Kabupaten Bekasi.
Uju menyampaikan terima kasih atas kunjungan dari tim kemenkes dalam rangka penanganan COVID -19 di Kabupaten Bekasi. Banyak hal yang disampaikan tidak hanya dari sisi Pemerintah Daerah tetapi juga dari pemberi pelayanan kesehatan. Harapan ke depan penanganan COVID-19 dapat terkendali dengan baik pelaksanannnya.
Saat ini, total terkonfirmasi positif COVID-19 sebanyak 3.273 orang. Dari jumlah tersebut sebanyak 2.776 orang sudah dinyatakan sembuh. Kenaikan signifikan kasus baru ini berasal dari klaster industri di Kabupaten Bekasi. Kapasitas Tempat Tidur per tanggal 7 Oktober dari 49 RS Pemerintah dan RS Swasta RS terdapat 609 TT dengan keterpakaian 61% dan 45 TT ICU dengan keterpakaian 29%.
“Tujuan diketahuinya kasus positif menjadi alarm kondisi sebenarnya yang terjadi dimasyarakat, jangan sampai menjadi berbeda persepsi, karna semakin banyak kasus positif dengan dilakukannya testing bukan berarti jelek tetapi justru semakin banyak kasus yang ditemukan dan semakin baik untuk intervensi sesuai dengan kondisi masyarakat” tegas Nadia.
Upaya yang dilakukan dalam penurunan kasus di kawasan industri dengan mengsinergikan dan mengkolaborasikan seluruh pemangku kepentingan dalam penanganan COVID-19.
“Semua memliki peran dan tanggungjawab, di kawasan industri peran para pengusaha yang ada disana dapat berpartisipasi dan telah dibentuk satgas sehingga deteksi dini untuk testing bisa dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Tentunya testing itu sangat penting dan diwajibkan minimal di perusahaan untuk meminimalisir terjadinya penularan” jelas Uju.
Karena ada keterbatasan dalam pemeriksaan hasil sampel di Labkesda Kabupaten Bekasi, Pemerintah Daerah bekerjasama langsung dengan salah satu perusahaan untuk melakukan tes mandiri.
Uju menyampaikan bahwa perusahaan jangan mengkhawatirkan biaya tetapi ketika perusahaan memberikan swab gratis untuk karyawannya itu akan menjadi investasi karna kalau karyawan sakit otomatis produksi berhenti tetapi jika karyawannya sehat produksi tetap berjalan dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.
Selain itu, Pemerintah Daerah berupaya dalam mensosialisasikan 3M dan Me-launching program GENGGAM (Gerakan Menggunakan Masker) untuk 2,5 Juta masyarakat di Kabupaten Bekas, saat ini sudah 200 ribu masker telah dibagikan melalui Kecamatan dan Desa bersama dengan tim, hal ini merupakan salah satu upaya Pemerintah Daerah menjadikan masker sebagai budaya saat pandemi ini dengan sanksi berupa sanksi sosial seperti menyebutkan pancasila, menyanyi lagu Indonesia raya, shalawat.
“Semua perangkat daerah dilibatkan dalam program GENGGAM untuk edukasi bahwa masker itu disamping penting untuk dirinya sendiri dan juga penting untuk orang lain, Semua harus bergerak, tidak cukup hanya Dinkes saja yang bergerak dan harapannya pandemic COVID-19 segera berakhir” terang Uju.
Upaya pencegahan promotif dan preventif menjadi utama selain mempertkuat fasyankes, menguatkan fungsi masyarakat untuk deteksi, pemeriksaan dan pengobatan lebih dini.
Menutup pertemuannya, Nadia juga menyampaikan bahwa jika kita fokus dihulu selain dengan memperkuat Fasilitas Pelayanan Kesehatan, kita juga memperkuat fungsi masyarakat untuk lebih fokus pada deteksi, diagnosis dan pengobatan lebih dini agar kasus cepat ditangani.
Kunjungan ke RS Hermina Grand Wisata
Setelah melakukan diskusi, Nadia didampingi oleh Lussy melihat langsung kesiapan RS Hermina Grand Wisata dalam menangani pasien COVID-19. Saat ini RS Hermina Grand Wisata menyediakan 54 TT dengan 4 ICU dan telah disiapkan 14 TT tambahan. RS ini juga membuat alur yang berbeda khusus untuk pasien COVID-19 dan Non COVID-19.
sumber : http://sehatnegeriku.kemkes.go.id/