Pada 19 Januari 2021 terjadi banjir bandang di Kampung Gunung Mas, Tugu Selatan , Kecamatan Cisarua, Bogor. Kampung ini berada pada Sub Daerah Aliran Sungai (DAS) Cisampay, bagian dari hulu DAS Ciliwung.
Lokasi perbukitan di atas Gunung Mas adalah wilayah tangkapan hujan dengan bentuk morfologi seperti cekungan mangkok di mana curah hujan yang tertangkap diatasnya akan dialirkan pada satu titik (outlet) dan aliran ini keluar melewati Kampung Gunung Mas.
Secara morfometri terdapat pola aliran dendritik dengan kerapatan sedang, dimana pola aliran ini mencerminkan adanya proses erosivitas pada permukaan lahannya.
Dari sisi lereng, wilayah hulu yang merupakan sumber material dan air yang mengalir ke bawah berada pada kelerengan terjal hingga sangat terjal (>45% hingga >60%) sehingga gaya gravitasi memiliki potensi yang cukup kuat untuk membawa material mengakibatkan daya rusak yang besar.
Selain itu morfometri Sub DAS Cisampay berbentuk radial (bulat). Karakteristik itu mengakibatkan waktu konsentrasi air permukaan menuju ke satu titik hampir bersamaan. Artinya bila hujan merata di seluruh sub DAS maka air hujan yang menjadi aliran permukaan tersebut akan bertemu di satu titik pertemuan aliran dalam waktu relatif bersamaan.
Wilayah terdampak merupakan sistem lahan pegunungan stratovulkanik berbatuan intermediet/basa yang tertoreh kuat dengan morfologi permukaan berupa sisa aktivitas gunungapi tua yang sudah terkikis. Tubuh gunungapi strato terbentuk dari lapisan-lapisan endapan material dari aktivitas gunungapi seperti endapan lahar dan lava. Pada saat kejadian banjir bandang,material ini terbawa bersamaan dengan tumbuhan dan tanaman yang ada di daerah lereng atas. Ini masih dapat dilihat dari sisa-sisa material yang ditemukan di wilayah terdampak.
Hasil analisis menunjukkan wilayah terdampak perlu segera direcovery dan diperkuat aspek mitigasi terutama penyediaan sistem early warning banjir bandang dan longsor mengingat wilayah tersebut secara alami berada pada wilayah outlet (keluaran) yang berupa jalur buangan material dan air dari daerah hulu diatasnya, sehingga dari sisi ekosistem wilayah ini berpotensi kembali untuk terjadi banjir bandang di kemudian hari.
Sumber : Badan Informasi Geospasial