[Minggu, 14 Mei 2017] Pada pukul 03.00 hingga 11.00 WITA telah terjadi bencana banjir dan tanah longsor di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara. Berdasarkan analisis kondisis meteorologis, belokan angin dan konvergensi massa udara basah yang didukung dengan kelembaban yang tinggi dari permukaan hingga lapisan 850 hPa di wilayah Sulawesi Tenggara menyebabkan potensi pertumbuhan awan awan hujan konvektif jenis Cumulonimbus (CB) semakin tinggi khususnya di wilayah Kota Kendari dan sekitarnya.
Pada belokan angin dan konvergensi yang terjadi disebabkan oleh adanya gangguan atmosfer berupa tekanan udara rendah di sekitar laut Sulawesi sebesar 925 hPa. Angin yang bertiuo kencang (sekitar 25 Knot) dari daerah perairan laut Banda dan perairan Kepulauan Wakatobi membawa massa udara basah akibat Suhu Muka Laut (SST) yang cukup tinggi dan menumpuk di wilayah Kota Kendari dan sekitarnya. Dari citra satelit, pertumbuhan awan hampir menutupi wilayah Sulawesi Tenggara sepanjang hari mulai tanggal 11 Mei 2017 sampai 14 Mei 2017 yang menyebabkan terjadinya banjir di Kota Kendari dan beberapa kabupaten di sekitarnya. Banjir yang terjadi di Kota Kendari dan sekitarnya pada tanggal 14 Mei 2017 merupakan dampak curah hujan yang tinggi dan berlangsung terus menerus selama 3 hari sejak tanggal 11 Mei 2017 sore hari pukul 17.30 WITA hingga puncaknya pada pagi hari tanggal 14 Mei 2017 pukul 11.00 WITA.