Beberapa wilayah di Indonesia telah memasuki musim kemarau, walaupun beberapa wilayah lain masih mengalami curah hujan yang cukup tinggi. Pada musim kemarau bencana yang kerap terjadi ialah kebakaran hutan dan lahan, selain peningkatan hotspot, pembukaan lahan dengan membakar menjadi salah satu penyebab utama meluasnya kebakaran hutan.
Hingga saat ini kebakaran hutan masih terus terjadi di Indonesia dampak dan kerugian tentu tidak sedikit nominalnya. Berdasarkan data sipongi.menlhk.go.id sepanjang tahun 2019 sebanyak 1.649.258 Ha lahan terbakar, angka ini kemudian turun pada tahun 2020 menjadi 296.942 Ha.
Hingga bulan Agustus 2021 sebanyak 52.481 Ha terbakar. Beberapa provinsi yang mengalami karhutla cukup luas lebih dari seribu hektar antara lain adalah Kalimantan Barat, Riau, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Kepulauan Riau, Papua, Maluku, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara.
Antisipasi karhulta perlu ditingkatkan terutama pada wilayah dengan catatan karhutla terutama pada musim kemarau ini. Berdasarkan pemantauan Pusat Krisis Kesehatan selama bulan Juli 2021 telah terjadi 62 kejadian bencana kebakaran hutan dan lahan. Kejadian didominasi di Pulau Sumatera dan Kalimantan.
Pemerintah daerah perlu meningkatkan monitoring terhadap keberadaan hotspot serta melakukan patroli guna mendeteksi adanya karhutla. Selain itu masyarakat perlu aktif menjaga dan melaporkan jika terjadi kebakaran lahan disekitar wilayahnya. Pada masa pandemi COVID-19 permasalahan terkait bencana menjadi lebih berat karena selain penanganan bencana kita tetap harus menerapkan protokol kesehatan.
sumber : sipongi.menlhk.go.id