Kemenkes RI berupaya total dalam menangani dampak tsunami yang terjadi di Selat Sunda pada 22 Desember 2018 lalu dengan langsung mengirimkan tim kesehatan terdiri dari tim RHA, Emergency Medical Team, dan tenaga kesehatan lainnya ke wilayah-wilayah terdampak tsunami di beberapa kabupaten di Banten dan Lampung.
Penanganan bencana juga melibatkan rumah sakit, puskesmas, lintas program dan sektor terkait bencana. Menurut Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes dr. Achmad Yurianto, tim kesehatan mulai dari puskesmas hingga rumah sakit langsung dikerahkan menangani korban bencana sejak awal kejadian.
Menurutnya, penanganan bencana yang dilakukan dari kapasitas tenaga tim kesehatan, sarana prasarana, hingga distribusi obat-obatan sudah sangat memadai didukung dengan adanya rumah sakit besar yang siap mem-backup penanganan korban.
Adapun korban luka berat paling banyak adalah patah tulang dimana korban diberikan tindakan operasi yang dilakukan di rumah sakit, sedangkan korban luka ringan disebabkan benturan akibat tersapu gelombang dan terkena reruntuhan bangunan.
Pusat Krisis Kesehatan dalam upaya penanganan bencana tsunami ini memobilisasi tim RHA ke lokasi terdampak serta mengirim bantuan berupa kantung mayat. Dalam kegiatan ini, tim mengunjungi Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lampung Selatan untuk melakukan penilaian permasalah kesehatan dan kebutuhan,serta menginisiasi pembentukan klaser kesehatan daerah.
Menteri Kesehatan didampingi Kepala Pusat Krisis Kesehatan juga melakukan kunjungan ke wilayah ke Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lampung Selatan. Kunjungan ini untuk melihat kondisi para korban, kesiapan fasilitas kesehatan dalam menangani korban dan berkoordinasi dengan lintas sektor terkait untuk memaksimalkan penanganan bidang kesehatan.