Gunung api Bromo secara geografis terletak pada 7° 55’ 30” LS dan 112°37’ 00” BT dengan tinggi puncaknya 2329 meter dari permukaan laut. Secara administratif terletak di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru yang mencakup 3 wilayah kabupaten, yaitu Kabupaten Probolinggo, Malang dan Lumajang. Sejak tangal 30 November 2015 aktivitas vulkanik Gunung Bromo terus meningkat, berupa gempa vulkanik. Semburan abu vulkanik juga meningkat menjadi 1.500 m di atas puncak Gunung Bromo. Asap kelabu tebal ke arah Barat-Barat Laut. Ancaman erupsi freatik dan magmatik berupa abu dan lontaran material pijar bisa terjadi sampai radius 2,5 km.
Berdasarkan data pengamatan dan analisa data kegempaan, visual, dan potensi bahaya erupsi maka PVMBG- ESDM meningkatkan status G. Bromo dari Level II (Waspada) menjadi Level III (SIAGA) terhitung 4 Desember 2015 Pukul 14:00 WIB.
DAMPAK ERUPSI
Daerah terdampak erupsi di Kab. Probolinggo meliputi 12 Desa di Kecamatan Sukapura dengan jumlah penduduk sebanyak 20.398 jiwa, di Kab. Malang daerah terdampak berada di Kec. Ponjokusumo dengan jumlah penduduk 679 jiwa, di Kab. Lumajang daerah terdampak adalah Kec. Senduro dengan jumlah penduduk 800 jiwa dan di Kab. Pasuruan daerah terdampak meliputi 4 kecamatan (Tosari, Puspo, Tutur dan Lembang) dengan jumlah penduduk 28.003 jiwa.
Dinas Kesehatan di 4 Kabupaten terdampak telah melakukan upaya-upaya kesiapsiagan bidang kesehatan berupa koordinasi lintas sektor dengan BNPB, BPBD dan SKPD terkait untuk menyusun Rencana Kontinjensi, menyiagakan tenaga dan fasilitas kesehatan 24 jam (pos kesehatan, pustu dan puskesmas), menginventarisasi kebutuhan dan persediaan logistik kesehatan (obat, masker dan bahan habis pakai) serta melakukan pemantauan dampak erupsi Gunung Bromo.
Sumber Foto : PPKK Kemenkes