Berdasarkan Prakiraan Curah Hujan Desember 2011 yang dikeluarkan oleh Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika, disebutkan bahwa sebagian besar wilayah Indonesia akan mengalami hujan di atas normal. Kecenderungan intensitas curah hujan yang terus meningkat hingga memasuki bulan Desember dilanjutkan Januari dan Februari 2012 seperti di wilayah Jakarta dan sekitarnya diperkirakan berlangsur hampir tiap hari.
Untuk mengatisipasi munculnya permasalahan kesehatan sebagai dampak dari curah hujan yang tinggi berupa bencana banjir dan tanah longsor , Kementerian Kesehatan melalui Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan, melakukan rapat koordinasi kesiapsiagaan mengahadapi bencana banjir dan tanah longsor pada hari jumat tanggal 18 November 2011, bertempat di ruang 406 Kementerian Kesehatan.
Rapat ini dipimpin langsung oleh Kepala Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan, Bapak Mudjiharto, SKM, MM. peserta yang hadir dalam rapat koordinasi tersebut sebanyak 35 orang peserta, terdiri dari lintas sektor dan lintas program terkait, antara lain dari Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat, Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan, Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara, Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur, Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat, Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Dinas Kesehatan Kota Depok, Dinas Kesehatan Kabupaten, Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor, Ditrektorat Bina Upaya Kesehatan Rujukan, Direktorat Bina Gizi, Direktorat P2ML, Direktorat Oblik dan Perbekalan Kesehatan dan Pusat Penanggulangan Krisis.
Tujuan dari pertemuan tersebut adalah untuk mengetahui rencana kesiapsiagaan masing-masing Lintas Sektor dan Lintas Program dalam penanggulangan bencana banjir dan tanah longsor, melalui koordinasi di masing-masing Dinas Kesehatan KabKota, ketersediaan sumber daya manusia kesehatan yang siap di mobilisasi, kesiapan dukungan obat-obatan dan antisipasi kesiapan potensi merebaknya penyakit pasca banjir.
Gambaran kesiapan dari masing-masing lintas sektor dan lintas program dapat diketahui dari informasi yang disampaikan oleh masing-masing penanggung jawab penanggulangan krisis kesehatan , sebagai berikut :
· Dinas Kesehatan Kota Bekasi antara lain membuatkan surat himbauan kepada seluruh SKPD tentang kemungkinan terjadinya bencana banjir , dan telah menyiagakan Puskesmas untuk melakukan piket dan membuka posko. Dalam hal logistik Dinas Kesehatan Kota Bekasi telah menyiapkan obat-obatan (rutin), PAC, kantong plastik dan kantong sampah.
· Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta telah bekerjasama dengan 85 rumah sakit yang disiapkan untuk penanganan korban, menyiagakan 35 unit ambulans, 2 unit mobile clinic, dan ambulans puskesmas 44 unit. Permasalahan yang mungkin terjadi adalah kesulitan menuju lokasi bencana karena jalan yang terputus, adanya penumpukan sampah akibat banjir sehingga membutuhkan mist blower yang cukup, permasalahan lain yang dihadapi adalah masih kekurangan stok MP ASI, tenda, perahu karet serta veltbed.
· Sudinkes Jakarta Timur, telah memiliki program Gadar. Untuk menghadapi bencana banjir sudah melakukan koordinasi internal. Dalam hal SDM telah disiagakan 15 orang petugas dari berbagai Lintas Sektor terkait yang siap dimobilisasi,melakukan untuk kesiapsiagaan RS dan ketenagaan/SDM. Untuk logistic telah disiapkan Obat oral 50 paket (1 paket untuk 100-150 pasien) dan sarana komunikasi HT dan RIG.
· Sudinkes Jakarta Barat telah membentuk Satgas banjir dan kebakaran dengan melibatkan lintas sektor terkait, melakukan pemetaan lokasi pengungsi dan pendirian pos kesehatan di beberapa titik yang menjadi daerah langganan banjir, melaksanakan gladi lapang, gladi posko dan pelatihan BTCLS. Dalam hal rujukan sudah dilakukan koordinasi dengan beberapa rumah sakit antara lain RS. Pelni, RS. Cengkareng dan RS. Sumber Waras.Kesiapan sarana pendukung disiapkan 5 tenda dari Kemenkes,1 perahu karet, ambulans siap di masing-masing puskesmas, dan alat komunikasi HT di masing-masing puskesmas. Untuk ketersediaan logistik berupa Obat-obatan dan PMT sudah dipaketkan dan disiapkan di masing-masing puskesmas. Sedangkan untuk upaya penanggulangan krisis kesehatan Pasca Banjir disiapkan kaporit dan lysol.
· Sudinkes Jakarta Selatan, water purifier 1 unit water purifier dengan kapasitas 6000 liter air, untuk pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat yang terkena bencana banjir. Alat tersebut telah dioperasionalisasikan membantu 122 rumah masyarakat di daerah Pondok Labu. Untuk kesiapan menghadapi bencana banjir telah disiapkan obat-obatan, lysol, kaporit dengan stok mencukupi. Disamping itu juga telah dibuat banner sebagai petunjuk untuk masyarakat yang diarahkan ke tempat pengungsian.
· Sudinkes Jakarta Utara telah melakukan rapat koordinasi penanggulangan bencana dan menyiagakan pos kesehatan di 31 titik. Namun masih menghadapi masalah yaitu belum memiliki buffer stock MP ASI dan obat- obatan.
· Sudinkes Jakarta Pusat telah melakukan koordinasi dengan jajaran pemerintahan setempat, yaitu kelurahan dan Kecamatan untuk menghadapi ancaman bencana banjir dengan menyiagakan petugas dari lintas sektor dan lintas program terkait yang siap untuk mengantisipasi bencana banjir.
· Dinkes Kab. Bogor melakukan kerjasama dengan RS PMI Bogor untuk pelayanan kesehatan korban bencana banjir , dan menyiapkan petugas kesehatan yang siap digerakkan dengan dilengkapi 5 set personil kit.
· Kesiapan Dinkes Kota Tangerang Selatan antara lain menyiagakan 25 unit Puskesling yang dapat dimanfaatkan 24 jam, perahu karet siaga di BPBD, 54 unit roda dua untuk lokasi yang sulit dan 22 buah tenda untuk Pos Kesehatan yang bisa dimanfaatkan dalam penanggulangan bencana
· Kesiapan sarana dan prasarana Dinkes Kab. Bekasi antara lain perahu karet, puskesling, kendaraan penanggulangan bencana 4 unit, dan menyiagakan 8 puskesmas.
· Dinkes Kota Depok juga sudah siap dalam hal mobilisasi SDM dan logistik.
Sebagai rangkuman dari hasil pertemuan tersebut, Kepala Pusat Krisis Kesehatan menegaskan beberapa hal yang perlu dilakukan jajaran kesehatan dalam rangka penanggulangan krisis kesehatan akibat banjir antara lain ; memberi pelayanan kepada masyarakat tanpa dibeda-bedakan dan tidak dipungut biaya, mengantisipasi penyakit menular (menurunkan risiko KLB), menghimbau wilayah memiliki peta rawan banjir, menyiapkan SDM kesehatan dan logistik kesehatan,mensosialisasikan Perilaku Hidup Bersih Sehat, menyiagakan Pos Keseahtan sekaligus menetapkan titik-titik pengungsian, masalah sistem informasi agar telepon/hp jgn pernah di non aktifkan kecuali dalam pesawat, masing-masing Kab/Kota agar menyiagakan piket dan bersifat on call, Rujukan RS disiapkan, Kerjasama antar wilayah, jika ada wilayah lain yang kekurangan diminta dibantu oleh wilayah terdekatnya terlebih dahulu serta setiap petugas kesehatan yang turun kelapangan harus menggunakan identitas.