Kegiatan Perkemahan Bakti Satuan Karya Pramuka Bakti Husada IV (Pertinas SBH IV) tingkat nasional tahun 2011 dibuka oleh Menteri Kesehatan pada tanggal 25 September 2011. Kegiatan tersebut diselenggarakan di Bumi Perkemahan Bongohulawa Kabupaten Gorontalo Provinsi Gorontalo dan diikuti oleh sekitar 1.000 peserta yang berasal dari 30 provinsi. Sebanyak 3 provinsi tidak mengirim perwakilannya yaitu Provinsi Papua Barat, Bangka Belitung dan Kalimantan Tengah. Pertinas merupakan kegiatan rutin yang dilakukan setiap 5 tahun sekali, dimulai sejak tahun 1996 oleh Kwarnas Gerakan Pramuka.
Kegiatan Perkemahan Bakti Satuan Karya Pramuka Bakti Husada IV (Pertinas SBH IV) tingkat nasional tahun 2011 dibuka oleh Menteri Kesehatan pada tanggal 25 September 2011. Kegiatan tersebut diselenggarakan di Bumi Perkemahan Bongohulawa Kabupaten Gorontalo Provinsi Gorontalo dan diikuti oleh sekitar 1.000 peserta yang berasal dari 30 provinsi. Sebanyak 3 provinsi tidak mengirim perwakilannya yaitu Provinsi Papua Barat, Bangka Belitung dan Kalimantan Tengah. Pertinas merupakan kegiatan rutin yang dilakukan setiap 5 tahun sekali, dimulai sejak tahun 1996 oleh Kwarnas Gerakan Pramuka.
Pertinas SBH IV diselenggarakan selama 8 hari yaitu hingga tanggal 2 Oktober 2011.Tema acara tersebut adalah Pramuka Penegak dan Pandega siap menjadi kader pembangunan yang sehat, bersahabat, cerdas dan berkualitas. Adapun kegiatan -kegiatan yang diselenggarakan meliputi kegiatan umum, bakti fisik, bakti non fisik, wawasan dan ketrampilan, seni budaya, prestasi, wisata dan khusus. Para peserta secara berotasi mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut berdasarkan jadwal yang telah disusun, mulai pukul 8 pagi hingga 10 malam.
Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Kemenkes mendapat kehormatan untuk memberikan materi pada acara Pertinas SBH IV.Materi yang diberikan dalam kegiatan perkemahan tersebut meliputi Pemetaan Rawan Bencana serta Simulasi Penanggulangan Bencana.
Pemetaan Rawan Bencana merupakan bagian dari kegiatan bakti fisik dan diselenggarakan pada hari ketiga (27/9) mulai pukul 08.00 - 16.00 WITA.Pemetaan dilaksanakan di Desa Tabumela Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo dengan dihadiri 63 peserta.Dalam kegiatan ini Tim PPKK Kemenkes bekerja sama dengan tim dari PPK Regional Sulawesi Utara dalam memberikan materi. Tujuan pemberian materi ini adalah agar para peserta memahami prinsip-prinsip dasar dalam melakukan pemetaan rawan bencana.Hasil akhir dari kegiatan ini dituangkan dalam bentuk peta rawan bencana dengan dusun terpilih merupakan dusun yang paling rawan banjir diberi tanda merah untuk selanjutnya warna kuning bagi dusun yang tidak terlalu rawan dan warna hijau untuk dusun yang paling tidak rawan.
Kegiatan Simulasi Penanggulangan Bencana dilaksanakan sebanyak 2 kali yaitu pada tanggal 28 September 2011 dan 1 Oktober 2011. Lokasi simulasi di Anjungan kegiatan dan lokasi sekitarnya di Bumi Perkemahan Bongohulawa. Pada simulasi tahap pertama, jumlah peserta sebanyak 74 orang, sedangkan pada simulasi tahap kedua jumlah peserta sebanyak 20 orang. Dalam simulasi ini, Tim PPKK Kemenkes bekerja sama dengan PPK Regional Sulawesi Utara dalam pemberian materi. Pada simulasi tahap kedua juga disertakan fasilitator yang berasal dari Dinkes Provinsi Gorontalo, Dinkes Kota Gorontalo, Dinkes Kab. Gorontalo, Dinkes Kab. Bone Bolango dan PMI. Tujuan kegiatan agar para peserta mengetahui konsep umum penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana, memahami proses tanggap darurat bidang kesehatan serta memahami peranan mereka sebagai bagian dari masyakat dalam upaya PKKAB.
Sebelum simulasi dilakukan, peserta diberikan penjelasan konsep umum penanggulangan bencana bidang kesehatan serta dibagikan peran dan skenario simulasi yang akan dilakukan. Selanjutnya peserta melakukan simulasi tanggap darurat bidang kesehatan di lapangan, dengan jenis bencana yang dipilih adalah gempa bumi. Proses awal kegiatan simulasi dimulai dengan kejadian gempa bumi yang menyebabkan jatuhnya sejumlah korban. Selanjutnya proses penyampaian informasi, koordinasi antar petugas kesehatan, mobilisasi bantuan, evakuasi pasien ke Poskes dan rujukan pasien ke RS. Akhir simulasi yaitu seluruh korban telah ditangani di sarana kesehatan sesuai dengan kebutuhannya.