Menjelang berakhirnya tahun 2011, Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan pada tanggal 29 November s.d. 2 Desember 2011 mengadakan pertemuan Evaluasi Dalam Upaya Tanggap Darurat Dan Pemulihan Krisis Kesehatan Akibat Bencana di Kota Batam
Pertemuan Evaluasi tersebut disamping dihadiri oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota dan Direktur Rumah Sakit yang di daerahnya mengalami bencana, juga dihadiri peserta dari lintas program dan lintas sektor terkait.
Penanggulangan krisis kesehatan memerlukan kerja sama yang didasarkan pada masalah dan upaya teknis terkait program masing-masing unit kerja di lingkungan kesehatan maupun non-kesehatan (lintas-sektor). Dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas upaya pemulihan krisis kesehatan akibat bencana diperlukan keterpaduan beberapa program dan sektor terkait yang dapat dicapai melalui pertemuan berkala secara intensif. Upaya tanggap darurat dan pemulihan krisis kesehatan yang telah dilakukan juga perlu dievaluasi untuk menemukan masalah yang dihadapi dan solusinya.
Kegiatan Penanggulangan Bencana yang di evaluasi yaitu Erupsi Gunung Merapi, Kebakaran RSUD Mataram, Banjir Bandang di Provinsi Gorontalo dan Gempa Bumi di Kabupaten Badung Provinsi Bali. Selain itu juga disampaikan paparan dari narasumber tentang Gempa Bumi dan Prediksi Iklim dan Cuaca, Potensi Kerawanan Gunung Api dan Pergerakan Tanah, serta Peran WHO dalam Mendukung Penanganan Bencana di Indonesia.
Hasil dari pertemuan ini adalah dikeluarkannya rekomendasi bagi perbaikan upaya tanggap darurat dan pemulihan krisis kesehatan yang akan ditindaklanjuti, yaitu Rumah sakit sebagai pusat pelayanan kesehatan rujukan harus memiliki kesiapan dalam penanggulangan bencana baik internal maupun eksternal, melakukan advokasi ke Pemerintah Daerah mengenai kegiatan kesiapsiagaan bidang kesehatan menghadapi ancaman bencana banjir bandang dan pencemaran lingkungan, kegiatan pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan perlu mendapat perhatian khusus terutama pada pasca bencana banjir bandang dan pencemaran lingkungan, membangun jejaring koordinasi lintas sektor terkait dalam penanganan bencana, dan melakukan upaya kesiapsiagaan terkait dengan early warning berdasarkan prediksi tingkat curah hujan yang cukup tinggi pada Bulan Desember 2011 dan Bulan Januari 2012 dari Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika.