Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan yang terjadi di 6 Provinsi, yaitu Provinsi Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan menimbulkan kabut asap yang menyebabkan perburukan kualitas udara sampai pada level berbahaya bagi kesehatan, sehingga memerlukan upaya penanganan bidang kesehatan yang terkoordinasi dengan baik.
Untuk memperkuat koordinasi penanggulangan krisis kesehatan akibat kabut asap ini, Pusat Krisis Kesehatan menyelenggarakan Rapat Koordinasi Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Kebakaran Hutan dan Lahan di Jakarta pada tanggal 2 – 4 Oktober 2019. Pertemuan ini mengundang Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota yang terdampak kabut asap, Kantor Kesehatan Pelabuhan dan Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit, unit lintas program terkait di Kementerian Kesehatan , unit lintas sektor terkait seperti BNPB, Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Sosial, organisasi profesi (IDI, IDAI, PDPI dan PERDAMI) serta organisasi kemasyarakatan non pemerintah (MPBI).
Pertemuan ini dibuka secara resmi oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan, drg. Oscar Primadi, MPH. Pertemuan ini membahas upaya-upaya bidang kesehatan yang sudah dilakukan dalam penanganan kabut asap baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah serta memaparkan beberapa inovasi baru dalam upaya pencegahan dampak kesehatan akibat asap seperti penggunaan masker SUNS yang dibuat dan dikembangkan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Sebelas Maret Solo untuk mengurangi dampak kesehatan akibat kabut asap serta teknologi sederhana penggunaan Dacron untuk membuat rumah bebas asap yang disampaikan oleh Guru Besar Institusi Teknologi Bandung (ITB).