Upaya Penanganan Bencana Banjir dan Banjir Bandang di NTB dan NTT

1,010

Upaya Penanganan Bencana Banjir dan Banjir Bandang di NTB dan NTT

Tim Rapid Health Assement (RHA) yang dipimpin Kepala Pusat Krisis Kesehatan dr. Budi Sylvana, MARS tiba di Kabupaten Flores Timur Senin (05/04) sore waktu setempat. Cuaca yang tidak bersahabat mengakibatkan perjalanan dari Maumere menuju Larantuka di tempuh menggunakan jalur darat. Tim RHA langsung melakukan kaji cepat bidang kesehatan terkait banjir bandang di NTT.

Tim ini langsung melakukan identifikasi kebutuhan logistik kesehatan bersama dinas kesehatan kabupaten terdampak. Selain pemetaan kebutuhan tim RHA juga telah mengaktifkan RS Larantuka untuk layanan operasi korban bencana. Tak hanya fasilitas pelayanan kesehatan, Kementerian Kesehatan segera mengirimkan dokter ahli ortopedi dan anastesi dari Makasar dan Kupang ke Larantuka.

Tak hanya melakukan penilaian cepat tim malamnya langsung bergabung dalam rapat koordinasi yang dipimpin Kepala BNPB dan dihadiri seperti Kementerian PUPR, Kementerian Sosial, BMKG dan Kementerian Lembaga terkait.
Jumlah korban sampai dengan tadi malam (05/04) tercatatat:
1. Kabupaten Lembata 67 orang meninggal dan 21 orang hilang
2. Kabupaten Flores Timur 49 orang meninggal dan 23 orang hilang
3. Kabupaten Alor 13 orang meninggal dan 4 orang hilang
4.Kabupaten Ende 2 orang meninggal.
sehingga total korban meninggal mencapai 131 orang dan 48 orang belum ditemukan.

Tak hanya di NTT, Banjir di Kabupaten Bima, NTB juga telah dilakukan RHA. Banjir yang terjadi Jumat (02/04) lalu melanda empat kecamatan yaitu Kecamatan Bolo, Madapangga, Woha dan Monta.Tercatat ada 2 orang meninggal, 142 orang terluka dan 28.208 orang penduduk terdampak. Selain korban jiwa banjir juga merusak 1 Puskesmas, 5 Puskesmas Pembantu, 6 Polindes dan 3 Poskesdes.


Pagi ini (06/04), Kepala BNPB didampingi Kepala Pusat Krisis Kesehatan mengunjungi RSUD Lewoleba di Kabupaten Lembata. RSUD akan difungsikan sebagai tempat penanganan korban yang membutuhkan operasi.