Wabah Virus Ebola

4,075

Wabah Virus Ebola

Setelah terjadi pertama kali pada tahun 1976 serta 1995 dan 2007 wabah Virus Ebola kembali terjadi di Tahun 2014. Sejak Bulan Maret 2014 wabah Ebola terjadi di 4 negara di Afrika Barat, yaitu Nigeria, Sierra Leone, Liberia dan Guinea.  Sampai tanggal 13 Agustus 2014, jumlah kasus di 4 negara tersebut mencapai 2.127 kasus (Liberia 786 kasus, Sierra Leone 810 kasus, Nigeria 12 kasus dan Guinea 380 kasus), sedangkan jumlah kematian mencapai 1.145 orang (Liberia 413 orang, Sierra Leone 348 orang, Nigeria 4 orang dan Guinea 380 orang) (Data CDC).

Virus ini dinamai berdasarkan nama Sungai Ebola di Republik Demokratik Kongo (dulunya Zaire), yang merupakan lokasi pertama ditemukannya penyakit Ebola pada tahun 1976. Virus Ebola terdiri dari 5 genus, yaitu: Bundibugyo ebolavirus (BDBV), Zaire ebolavirus (EBOV), Reston ebolavirus (RESTV), Sudan ebolavirus (SUDV), dan Thai Forest ebolavirus (TAFV). Jenis spesies virus Ebola yang menyebabkan wabah di Afrika adalah BDBV, EBOV, dan SUDV, dapat menimbulkan wabah pada manusia dan angka kematian yang tinggi.

Periode inkubasi virus Ebola berkisar dari 2 sampai 21 hari tetapi umumnya 5-10 hari. Gejala bervariasi dan sering muncul tiba-tiba. Awal gejala termasuk demam tinggi (setidaknya 38.8 ° C, 101.8 ° F), sakit kepala parah, nyeri otot, sakit perut, diare, buang air besar berdarah, perdarahan dari hidug dan mulut, kelemahan parah, kelelahan, sakit tenggorokan, mual, pusing dan pendarahan organ dalam tubuh. Gejala-gejala awal ini sangat mirip dengan gejala penyakit malaria, demam thypoid, disentri, influenza, atau berbagai infeksi bakteri, yang semua jauh lebih umum.

Menurut dugaan para ahli hewan yang menjadi vektor perantara penyebaran virus Ebola adalah kelelawar.

Penularan penyakit Ebola antara lain terjadi melalui kontak langsung dengan :

  1. Cairan tubuh individu yang terinfeksi virus Ebola (darah, muntahan, tinja, air seni, keringat, semen, percikan ludah dan cairan tubuh lainnya) baik yang masih menunjukkan gejala penyakit maupun yang sudah meninggal.
  2. Jarum suntik dan alat-alat medis yang terkontaminasi
  3. Daging, darah dan cairan tubuh hewan yang terinfeksi virus Ebola

Indivudu yang terinfeksi virus Ebola hanya dapat menularkan ke individu lain apabila gejala penyakit Ebola telah muncul. Apabila dalam waktu lebih dari 21 hari individu yangterinfeksi virus Ebola tidak menunjukkan gejala penyakit maka ia tidak akan menderita penyakit Ebola.

Virus Ebola Ebola tidak dapat ditularkan/menyebar melalui udara, air dan makanan.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan, Tjandra Yoga Aditama, mengatakan belum pernah ada kasus virus Ebola di Indonesia.

Pemerintah Indonesia dalam hal ini Kementerian Kesehatantidak melakukan persiapan khusus dalam mencegah penyebarluasan virus Ebola jelang musim haji pada Oktober mendatang. 

Kemenkes terus melakukan pemantauan perkembangan penyebaran virus yang berasal dari Afrika itu dan melakukan sosialisasi mengenai virus Ebola kepada calon jamaah dan petugas haji. Kemenkes juga terus memberikan anjuran-anjuran untuk melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) bagi mereka yang akan melaksanakan perjalanan haji atau umrah dalam waktu dekat ini.

Upaya mencegah penyebaran Ebola antara lain dengan mencuci tangan, pemakaian alat pelindung diri saat bersentuhan dengan benda yang berpotensi terkontaminasi cairan tubuh dan darah orang sakit, saat melakukan pembersihan lingkungan, dan pemakaman yang aman.

Penguatan, pencegahan, dan pengendalian infeksi di fasilitas pelayanan kesehatan menjadi prioritas utama.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan‎ nomor 658 tahun 2009, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan RI mempunyai laboratorium yang menjadi rujukan nasionalbagi penyakit infeksi New Emerging dan Re-Emerging yaitu laboratorium Penelitian Penyakit Infeksi Prof Dr Sri Oemijati. Selain dapat menyimpan dan mendeteksi flu burung, laboratorium ini juga siap mendeteksi Ebola jika sampai ke Indonesia.