Memasuki musim penghujan, menyebabkan adanya potensi terjadinya bencana tanah longsor akibat kemiringan tanah yang cukup curam dan terjal di beberapa titik daerah di Indonesia. Tanah longsor sendiri merupakan fenomena perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan, tanah, atau material campuran tersebut, bergerak ke bawah atau keluar lereng. Secara sederhana, Longsor dapat terjadi jika terdapat air dengan volume yang besar meresap ke dalam tanah, sehingga berperan sebagai bidang gelincir, kemudian tanah menjadi licin dan tanah pelapukan di atasnya akan bergerak mengikuti lereng dan keluar lereng.
Berangkat dari pengertian diatas, maka fenomena bencana tanah longsor rawan terjadi di musim hujan seperti saat ini. Untuk itu, masyarakat bersama-sama dengan pemerintah dapat segera melakukan langkah antisipasi guna mengurangi risiko terjadinya tanah longsor, seperti :
- Menghindari pembangunan pemukiman di daerah di bawah lereng yang rawan terjadi tanah longsor.
- Mengurangi tingkat keterjangan lereng dengan pengolahan lahan terasering di kawasan lereng
- Penanaman pohon yang mempunyai perakaran yang dalam dan jarak tanam yang tidak terlalu rapat diantaranya diseling-selingi tanaman pendek yang bisa menjaga drainase air.
- Menjaga drainase lereng yang baik untuk menghindarkan air mengalir dari dalam lereng keluar lereng.
Dengan adanya langkah preventif yang dilakukan oleh pemerintah bersama dengan masyarakat, diharapkan mampu meminimalisir terjadinya potensi tanah longsor dan kerugian materil maupun korban jiwa. Apabila terdapat anggota keluarga maupun tetangga sekitar yang sakit dan mengalami luka akibat longsor yang melanda, segera lakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan terdekat agar mendapatkan penanganan yang baik dan tepat.
Sumber :
1. https://bpbd.wonogirikab.go.id/2019/02/22/upaya-penanggulangan-bencana-longsor/
2. http://bpbd.jogjaprov.go.id/berita/mitigasi-bencana-tanah-longsor-1