Jakarta, 18 Juli 2020
Pemerintah berencana menambah jumlah tes PCR hingga 30 ribu per hari. Penambahan ini dilakukan untuk menghambat penularan dan mempercepat penanganan pasien COVID-19.
Sebelumnya pemerintah hanya menargetkan pemeriksaa PCR 10 ribu per hari, kemudian bertambah jadi 20 ribu per hari.
Tim Satgas Komunikasi Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 dr. Reisa Broto Asmoro mengatakan peningkatan jumlah pemeriksaan PCR menjadi 30 ribu per hari tersebut merupakan arahan dari Presiden Joko Widodo. Ia menilai pemeriksaan itu tidak akan dilakukan tanpa arahan dan strategi yang jelas.
Maksudnya, pengambilan dan pemeriksaan spesimen diprioritaskan dari pasien yang memenuhi definisi kasus suspek COVID-19, terutama untuk manajemen klinis dan pengendalian wabah yang harus dilakukan dengan cepat.
“Secara teknis, pengambilan spesimen untuk PCR yang direkomendasikan adalah pengambilan spesimen di nasofaring atau di ujung hidung atau ujung tenggorokkan bagian dalam. Pemeriksaan tersebut dilakukan dengan memasukkan swab yang terbuat dari dakron steril dengan tangkai plastic dan lebih lentur,” katanya di Gedung BNPB, Sabtu (18/7).
Sampel swab dikirim ke lab yang saat ini sudah ada 300 lab lebih untuk pemeriksaan spesimen. Jubir Pemerintah untuk COVID-19 dr. Achmad Yurianto menambahkan pemeriksaan spesimen per hari ini bertambah 25.552 sehingga secara keseluruhan ada 121.014 spesimen yang telah diperiksa.
Hasilnya pemeriksaan spesimen tersebut diketahui pasien konfirmasi positif bertambah 1.752 total 84.882 orang. Penambahan pasien konfirmasi positif terbanyak ada di DKI Jakarta 346 kasus 124 sembuh, Jawa Tengah 266 kasus baru 235 sembuh, Jawa Timur 204 kasus baru 555 sembuh, Sulawesi Selatan 168 kasus baru 81 sembuh, Sumatera Utara 147 kasus baru 34 sembuh, Kalimantan Selatan 107 kasus baru 88 sembuh.
“17 provinsi melaporkan penambahan kasus di bawah 10 dan ada 5 provinsi tidak ada penambahan kasus di antaranya Aceh, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Utara,” kata dr. Achmad.
Per hari ini pasien sembuh bertambah 1.434 orang sehingga total 43.268 pasien sembuh. Sementara itu pasien positif COVID-19 yang meninggal bertambah 59 orang total 4.016.
Adapun kasus suspek berjumlah 37.593 hingga hari ini dan sudah 464 kabupaten/kota terdampak COVID-19 di 34 provinsi.
“Beberapa daerah sudah membuat isolasi secara kelompok dengan pengawasan ketat. Ini yang harus kita pahami bahwa masih ada kemungkinan belum terdeteksinya kasus konfirmasi positif COVID-19. Oleh karena itu penelusuran kontak dekat dengan kasus positif jadi penting,” ujar dr. Achmad.
Ia mengatakan jajaran dinas kesehatan daerah dan Puskesmas telah melakukan tracing lebih agresif untuk menemuka pasien positif COVID-19 dan melakukan tindak lanjut untuk dirawat di RS atau isolasi mandiri.
“Patuhi protokol kesehatan untuk selalu menjaga jarak, memakai masker, dan cuci tangan pakai sabun, serta hindari kerumunan orang banyak,” ucapnya.